Rabu, 14 Januari 2009

Opini : Dampak Globalisasi, Modernisme dan Kerusakan Moral Pelajar



Cerita yang mungkin dianggap “ketinggalan jaman”

Sepertinya budaya bangsa indonesia yang luhur akan lenyap dimakan waktu, hal itu terjadi karena generasi penerus tidak mau melestarikan budaya kita dan lebih suka budaya bangsa lain contohnya  dalam masalah kecil saja yaitu tentang mainan kecil ketapel. Ketapel senjata mainan ku yang paling memberikan kenangan terindah pada masa laluku yang tertinggal ketapel merupakan senjata asli budaya indonesia yang harus kita lestarikan karena jika tidak dilestarikan maka ketapel akan punah dan begitu juga dengan budaya bangsa asli Indonesia yang lainnya. 

Ketapel merupakan mainan masa laluku yang paling memberikan kenangan. Ketika itu tahun 2003, aku Sarman dan Karman bermain ketapel disawah sambil berlari kesana kemari dipematang sawah, angin sepoi-sepoi dan langit cerah menandakandan musim kemarau dan saat  petani musimnya menanam tembakau. Saat itu merupakan hal yang sangat mengenang dihati dan ketika itu aku masih kelas 5 sd.
ketapel merupakan mainan anak militer-militeran yang diperlukan untuk membuat alat ini adalah hanya memerlukan kalep(bekas ikat pinggang), kayu bercabang dan karet pentil saja.


Dan sekarang aku sudah lulus sekolah SMA ternyata hidup itu tidak seindah dulu, Sarman sekarang dia seorang Remaja yang kesibukannya setiap hari kuliah, dan mungkin sudah lupa akan temannya satu team ketapel yang hobinya mlintheng manuk dulu, dan Karman dia telah menjadi seorang perantau di Kalimantan sejak dia lulus SMA, kehidupan ini serasa semakin sepi, masih adakah anak-anak seperti aku dulu? dan aku melihat dunia ini semakin sepi dari peradaban dunia anak-anak lugu yang menyenangkan. Digantikan dengan manusia-manusia yang bergaya hidup manja , kemewahan dan penuh maksiat.  Akankah waktu terus berubah sehingga memburuk terus tanpa terjadi perbaikan sedikitpun kalau begitu inilah seperti apa yang disabdakan Rasulullah, tahun berikutnya pasti lebih buruk daripada tahun sebelumnya, sampai akhirnya kiamatpun tiba :

“Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah”. (HR. Ahmad)

Ada pepatah dari kakekku begini " Anak dulu mainannya buat sendiri, anak sekarang ditipu teknologi". entah kapan kita sadar bahwa dari budaya kecil saja kita tidak mau melestarikan apalagi budaya khas suku kita bangsa indonesia, bahkan menurut ahli pengamat budaya Generasi penerus kita tak ada yang menyukai budaya dari kita sendiri malah suka budaya barat yang merusak moral.

Tentu saja akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut tidak sedikit contohnya satu saja malesia menganggap tari budaya pendet adalah murni budaya negara gila itu, padahal itu murni dari bangsa kita sendiri, kebanyakan yang tanggap dengan masalah ini hanyalah orang orang yang berkepentingan dengan masalah budaya seperti mentri budaya dan sebagainya itu saja kinerjanya sangat kurang karena tidak didukung oleh masyarakat, bukankah masalah ini adalah masalah kita bersama, seharusnya kita sadar ini adalah masalah yang harus ditanggapi oleh semua generasi penerus bangsa ini. 

Akankah kita biarkan semua budaya murni kita yang merupakan salah satu kekayaan negara kita ini digerogoti oleh waktu di curi bangsa lain akhirnya kita dianggap menjadi bangsa yang tidak bermoral dan berbudaya oleh bangsa dunia.

“Problem Kenakalan Remaja”
Berikut ini sekelumit  dari hasil pengamatan saya sendiri baik dari lingkungan sekitar saya maupun media digital dan media massa, tentang nasib moral anak sekolah sekarang dan sangat berbeda sekali dengan anak sekolah dulu :
1.  Kulihat sekitarku anak-anak SD saja tak adalagi yang mau pergi kesawah untuk membantu orangtuanya bahkan waktu libur mereka habiskan waktu mereka diwarnet main game online atau chating-an dijejaring sosial facebook dan twitter.

2.  Apalagi mereka yang sudah SMA kebanyakan mungkin hobinya main motor kesana kemari sambil ngebut mengganggu lalu lintas jalan raya, kalau nabrak orang baru tahu rasa. Tapi tidak kapok mungkin kalau udah tewas baru kapok. Kapok dunia akhirat kalau begitu caranya.

3.  Kalau tidak yang nongkrong dijalanan, lalu ada lagi yang sepulang sekolah bukannya langsung pulang langsung belajar tapi mampir dulu ketempat PS (tempat main game) kalau tidak ya, nongkrong sambil membawa bekal  rokok walau rokok tegesan / bekas untuk mereka isap sambil pamer orang dijalan biar dibilang jagoan, lebih tepat dibilang ayam jago nyasar

4.  Sebagian lagi dari murid sekolah itu sehabis sekolah adalah hobinya Nonton TV kalau nggak ya main Hp atau internet-an dan main facebook, sambil berburu cewek, untuk diburu dijadikan pacar sehingga mendapat gelar status “Berpacaran” baik difacebook maupun disekolahnya, dengan rasa bangga tanpa rasa malu. 

5.  Bagi  mereka yang hobi POINT BLANK atau game online bukan pulang sekolah tapi mampir dulu kewarnet karena ambisi mereka memenangkan game. (Sebenarnya tidak lain tujuan mereka main game hanyalah anak-anak itu ingin memenangkan pertempuran semu dan naik pangkat dari prajurit tempur semu menjadi kolonel semu atau menjadi komandan dalam sebuah permainan perang diduniamayadsb,) hal itu mungkin menarik sekali bagi anak-anak karena masa itu (remaja) mereka ingin menunjukkan jati diri atau kelebihannya kepada teman atau lingkungannya akan tetapi tidak terarah dengan baik, sehingga waktu mereka yang harusnya untuk belajar terbuang sia-sia

6.   Kemungkinan dampak buruk lainnya adalah siswa tersebut malas belajar dan tidak naik kelas. Dan tentu saja ada yang dampak buruk yang lebih berbahaya dari internet adalah seperti facebook-an untuk cari cewek (pacaran) atau lihat video porno, sehingga makhluk bermental labil (remaja) tanpa sadar bisa meniru-niru adegan tersebut dengan pacarnya karena tontonan setan tersebut mudah diteladani daripada nasehat yan baik, bahkan sampai rela merebut kehormatan adiknya atau temannya, benar-benar memprihatinkan. 

7.  Dan begitu juga yang cewek bukannya mereka itu habis sekolah  bukannya langsung pulang kerumah tapi mejeng dulu sama teman laki-lakinya / pacarnya dialun-alun, dengan bangganya tanpa rasa malu, jika diciduk aparat mereka hanya bisa menunduk seperti "kethek ketulup" (kera yang abis kecebur sungai), benar-benar sangat ironis inikah hasil pendidikan di Indonesia yang katanya bangsa yang berbudi luhur dengan khas budaya ketimurannya. 

8.  Dan ada yang lebih parah mereka yang melakukan adegan tawuran sampai menimbulkan korban jiwa, ada juga yang melakukan Adegan mesum seperti apa yang mereka tonton di VCD porno, atau Video porno. dengan beratribut “Putih-abuabu” bahkan ada juga yang masih beratribut “putih-birutua”, dan yang lebih parah adalah justru kebanyakan mereka itu dilakukan mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi yang seharusnya jadi panutan yang baik bagi adik-adik kelas mereka yang masih duduk dikelas lanjutan. Dan pernah ada cerita walaupun tidak sampai terekspos kemedia massa mungkin yang melakukan adegan tersebut adalah salah satu mahasiswa-mahasiswi sebuah universitas islam, wal iyadzubillah.

9.  Buktinya dari point diatas adalah apa saja yang sekarang ini marak beredar di Internet maupun media massa tentang tindak asusila dan kenakalan remaja, sehingga pantaslah kalau generasi muda sekarang ini dikambing hitamkan dengan topik utama kerusakan moral remaja padahal yang salah juga adalah pihak-pihak terkait dengan mereka, yang tidak mau bertanggung jawab dan kurang memperhatikan perkembangan dan perkembangan fisik dan mental mereka yang mudah bergolak.

10.      Salah satu faktornya adalah perhatian orangtua yang kurang, begitu juga perhatian guru disekolah yang kurang mengajari mereka pendidikan “berkarakter islam”, dan hanya mengotak-atik tanpa henti pendidikan umum yang khas dengan hafalan-hafalan dan memecahkan soal dengan rumus-rumus, dengan harapan siswanya semuanya jebol (saya tak mau mengatakan LULUS karena hanya lulus-lulusan)  dari sekolah dengan nilai melebihi KKM / standar nilai kelulusan yang tinggi tanpa memeperhatikan pendidikan-pendidikan yang lebih penting bagi mereka yaitu pendidikan mental dan spiritual sehingga mereka Lulus dalam pendidikan umum juga pendidikan budi pekertinya / Akhlaqnya.

11.      Bahkan ada sekolah yang hanya demi popularitas mereka supaya mendapat gelar “sekolah yang berhasil meluluskan siswanya seratus persen”, rela mengorbankan kehormatan mereka supaya siswanya lulus semua dengan memberi kunci jawaban yaitu dengan kompromi / negosiasi pihak-pihak calo-calo keparat untuk memperoleh kunci jawaban soal yang diujikan.

12.      Lalu berkaitan dengan hal tersebut, ada berita kemarin yaitu, ada salah satu orang tua murid yang memang tidak kaya harta tapi kaya hati. Dengan  yang sengaja membeberkan hal ini kepada media dan khalayak umum karena mendapatkan informasi dari anaknya yang jujur tersebut akan tetapi respon publik terhadap orangtua siswa tidak mampu tersebut bukannya dipuji dan disanjung malah dihujat dan diolok-olok habis-habisan, Inikah Fenomena Akhir Zaman, Yang salah dibenarkan yang benar disalahkan

Sesuai apa yang disabdakan Rasulullah SAW :

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidhah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.

(Hadits diatas dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah no 4026 dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84, shahih menurut Adz-Dzahabi dalam Talkhish )

Dan beruntunglah golongan yang sedikit,  yang masih peduli dengan moral manusia . Merekalah yang dijanjikan kemuliaan oleh Allah SWT.
Tapi belum lengkap saya panjang lebar bicara agar gamblang permasalahannya, Ada lagi yang sepulang sekolah bukan belajar malah tidur disuruh belajar alasan capek padahal sekolah naik motor, bisa dimaklumi kalau naik sepatu (jalan kaki) dan naik sepeda onthel dengan jarak yang jauh misalnya. Berbeda dengan anak sekolah dulu, berangkat sekolah jalan kaki dan sebagian kecil saja yang punya sepeda apalagi motor karena dulu sepeda onthel termasuk barang mewah.  

Bahkan ada yang pulang sekolah langsung membantu orang tua disawah, menanam padi dan mencangkul sawah walau badan capek tapi mereka lebih peduli dengan keadaan orangtua mereka daripada haknya sendiri.
Memang semua kecanggihan teknologi dan modernisme memperdaya pikiran dan hati kita sehingga sampai membuat hati kita tidak mampu membuka mata hati apa dan siapa kita, untuk apa kita hidup didunia. Peradaban manusia dari sisi budi pekerti akan semakin luntur walaupun disisi teknologi dan komunikasi berkembang dengan pesat.

Marilah kita mulai belajar bagaimana mengatasi masalah ini marilah dari sedikit demi sedikit kita perdalami budaya kita ini khususnya adab-adab islam. Bagaimanapun caranya,marilah kita kurangi budaya barat yang semakin merusak moral dan menipudaya hati dan pikiran kita sehingga, ambil pelajaran positif saja dari budaya barat jangan sampai kita terkena dampak negatifnya, walau semua itu sulit dihindari, tapi siapa yang akan menjaga semua itu kalau bukan kita sendiri para generasi muda penerus bangsa.

Memang teknologi sekarang ini lebih banyakmenimbulkan dampak negatif dalah satu contohnya adalah kemajuan teknologi informasi dengan alat yang di sebut HP atau telepon genggam dahulu hp tidak secanggih sekarang ini dan fungsinya hanya untuk alat komunikasi dan yang mempunyai alat ini hanya orang tertentu, tapi kita bisa lihat sekarang jarang orang tidak punya alat ini dari anak yang masih balita sampai orang tua lapuk yang sudah bau tanah . 


Hp yang sekarang karena kecanggihan teknologi dapat digunakan multifungsi dengan dengan fitur yang semakin canggih seperti kamera , pemutar music, dan fitur yang semakin mengarahkan pelencengan funsi utamanya yaitu untuk alat komunikasi malah beralih menjadi media hiburan tak terbatas,lebih parah lagi banyak disalah gunakan seperti untuk menonton porno, pacaran lewat HP, bisnis gelap dan banyak yang tidak bisa disebutkan karena mungkin terlau banyak efek negatif daripada positif.

Perjuangan manusia didunia ini tidak mudah untuk mencapai akhir yang indah. Gaya hidup “cinta kemewahan dunia dan takut datangnya mati” melanda umat manusia jaman ini. Belum lagi dari PS (playsatation) yang membuat siswa semakin malas belajar, TV, internet, media massa/majalah mempromosikan sinetron dan iklan-iklan yang mengajari gaya hidup serba galmour dan mewah sehingga menjadi pendamba dunia dan melupakan akhirat dan lain sebagainya, hal itu semakin menambah kehancuran moral bangsa ini. sehingga tanpa kita sadari bencana dari dalam (kerusakan moral) maupun dari luar (rusaknya alam) merupakan akibat dari ulah kita sendiri. 
memang takkan ada akhir untuk menjelaskan tulisan ini tapi mari dengan uraian yang hanaya sekelumit ini menyadarkan kitasupaya jangan terlau menggantungkan diri dengan teknologi carilah gaya hidup yang bermanfaat bagi dunia akhirat, akhir kata dari penulis “segalanya takkan menjadi baik kecuali dimulai kita sendiri yang berusaha mengubahnya” . dan saya mohon maaf atas segala kekurangan ,dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan, saya menunggu komentar dari pembaca yang budiman untuk menyumbang saran maupun kritik.

berikut ini link artikel terkait:
-

1.Bencana Berhubungan dengan Kerusakan Moral