Senin, 17 Desember 2012

Syair Muslimin : Jangan Terpedaya Dunia !


Jangan Terpedaya Dunia !

dunia oh dunia
penuh tipu daya
sekilas pandangan mata
membuat nurani buta
wanita selalu membuat lelaki terpedaya
harta dan tahta membuat mata hati buta
itu semua karena tanpa pondasi takwa

Oh kesenangan dunia yang sementara..
tapi apalah guna jika penyesalan akhirnya
senang sesaat sengsara selamanya
hidup sengsara didunia, diakhirat mendapat siksa
Ingatlah Tuhan Maha Pencipta
Cinta sejati hanya Milik-Nya

jika engkau mengejar cinta kepada selain-Nya
maka tunggulah kebinasaan akhirnya
Ya Allah Ya Tuhan Yang Maha Kuasa
Selamatkanlah kami dari fitnah dunia
harta, tahta kekuasaan dan juga wanita
Jangan biarkan semua itu membuat mata hati kami buta
sehinga lalai dan lupa
akan tujuan hidup yang sebenarnya

Yaitu mengabdi kepada Tuhan Yang Esa
dan saling tolong menolong kepada sesama makhluk-Nya
supaya kita hidup damai aman tentram sejahtera 
Kemudian menjadikan kita bahagia
didalam kehidupan dunia
tetapi  juga di akhirat mendapatkan surga-Nya

Amiien.

(Oleh : Muhammad Ashabus Samaa'un)


Kamis, 29 November 2012

Ngapain menuntut ilmu ke negri Cina

Ditulis oleh : Hudzaifah
(Murid SDIT Ulul Albab Bekasi @ 30/11/2012)

Ada satu hadits terkenal yang banyak dikaji disekolah umum
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

dan umumnya masyarakat banyak yang hafal hadits ini yaitu tentang hadits anjuran menuntut ilmu ke negri cina. Namun benarkah rasulullah saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu kenegri komunis tersebut. Sungguh aneh, jika kita mencari ilmu agama kita menuntutnya kenegri orang kafir. Apalagi ke Negri cina, padahal negri itu adalah negri komunis kafir. Dan bahkan pemerintahnya suka memboikot dan menganiaya penduduk muslim.

Jika ditinjau dari segi ilmiah ternyata hadits yang berbunyi "tuntutlah ilmu kenegeri cina" ternyata hadits itu adalah hadits yang batil (palsu). Entah siapa gerangan yang suka membuat hadits palsu tersebut. Akan tetapi dosa besar ia dapatkan jika berani memalsukan nasehat rasulullah saw. Menurut
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadis yang berbunyi :
اطلبوا العلم ولو في الصين
"tuntutlah ilmu walau ke negri cina"

Menurut beliau Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'

Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)\
 
wallahu'alam

Refrensi : konsultasisyari'ah.com



Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

Pendidikan Islam : Pendidikan Islam adalah Solusi Keterputurukan Bangsa

Anak adalah harapan di masa yang akan datang. Tak ada yang memungkiri ungkapan itu karena memang hal itulah yang akan terjadi. Karenanya, sudah semestinya orangtua memberikan perhatian khusus dalam hal mendidik anak sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan umat Islam. Pertanyaannya bisakah orangtua mendidiknya menjadi anak yang berguna di masa yang akan datang? Sebagian orangtua mungkin mengira bisa. Para orangtua pun mengira bahwa setelah anaknya menikah (dan kemudian mempunyai anak) lantas bisa secara otomatis siap menjadi orangtua yang cakap dan baik. Kalau ada orangtua yang berpikir begitu, berarti dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang benar, menjadi orangtua itu tidak mudah. Apalagi di zaman sekarang, mengemban amanah mengasuh dan mendidik anak hingga kelak mereka menjadi insan yang tangguh dan shaleh adalah tugas yang mahaberat.

Kemampuan menjadi orangtua yang cakap dan baik tidak begitu saja jatuh dari langit, melainkan harus ditempuh dengan banyak belajar. Mereka yang aktif belajar, insya Allah memiliki banyak ilmu pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar. Namun, orangtua seperti ini jumlahnya lebih sedikit dibanding orangtua yang tak mau belajar. Kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan insting dan berbekal pelajaran dari orangtuanya terdahulu.

Akibatnya, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orangtua yang terkaget-kaget dan kebingungan menghadapi problema mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Bahkan banyak kasus orangtua yang tega membunuh anaknya, pembuangan bayi, penjualan organ tubuh, dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan oleh kegamangan orangtua dalam mempersiapkan masa depan anak-anaknya.

Masalah seperti ini semakin hari semakin serius dan semakin parah berkat gempuran budaya jahiliah yang semakin hari semakin masif menyerang keluarga kita. Gempuran itu langsung datang ke rumah kita melalui tayangan di televisi, DVD, internet, telepon seluler, dan media cetak. Dampak negatifnya sudah terasa di sekitar kita. Pada tahun 2010, sebuah LSM ternama melakukan penelitian tentang perilaku seks remaja di beberapa kota besar di Indonesia. Dari penelitian itu diperoleh data, sekitar 70% remaja kita yang berusia 16-25 tahun mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah.

Hasil penelitian ini kemudian diperkuat temuan rekaman video di HP yang melibatkan beberapa siswa-siswi SMA yang melakukan hubungan seks di ruang kelas sekolahnya. Belum reda dengan kasus tersebut, beberapa waktu yang lalu kita juga dikejutkan dengan maraknya penyebaran video porno yang melibatkan artis yang menjadi idola para remaja kita. Semua itu tentu saja membuat cemas semua orangtua dan kita semua. Tapi kebanyakan orangtua cuma sampai di situ (hanya cemas) dan tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk menyelamatkan anak-anaknya. Hanya mampu melihat tak mampu tuk berbuat.

Pentingnya pendidikan dalam koridor Islam, menuntut kita untuk tahu bagaimana cara mendidik anak dalam Islam. Sudah barang tentu, semua harus dipersiapkan oleh orangtua sejak anak berusia dini. Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Hal tersebut tidak hanya dimaknai secara sederhana saja yaitu bahwa anak shaleh dan shalehah itu urusan akhirat. Hendaknya, definisi anak shaleh dan shalehah diperluas dalam konteks mencari kehidupan di akhirat dan juga kehidupan dunia.

Untuk itu, diperlukan suatu usaha yang keras dari orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Sesibuk apa pun seorang ayah mencari nafkah untuk keluarganya, ia perlu bahkan menyempatkan diri mendidik anaknya. Ya, anak tidak seharusnya berada di luar kontrol orangtuanya. Banyak orangtua yang terkadang sibuk mencari nafkah dengan dalih demi kelangsungan hidup keluarga malah lupa hakekat pendidikan yang seharusnya. Memberikan perhatian pendidikan kepada anak hendaknya tidak dikalahkan oleh kepentingan memberikannya materi.

Dalam mendidik, hendaknya orangtua menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang. Hal ini dapat kita cermati dari panggilan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu "Yaa Bunayyaa (Wahai anak-anakku)" Seruan tersebut menyiratkan sebuah panggilan dari orangtua yang penuh muatan kasih sayang dan sentuhan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Indah dan menyejukkan. Kata Bunayyaa mengandung rasa manja, kelembutan, dan kemesraan, tetapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan meski tidak berarti mendidik dengan keras.

Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak berjiwa keras, kejam, dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas yang mengores tajam kelembutan anak. Ya, kelembutan dalam diri anak akan hilang tergerus oleh pendidikan yang keras dan brutal. Kekerasan akan membuat kepribadian anak jauh dari kebenaran dan kesejukan. kekerasan akan membuat hati anak menjadi keras untuk menerima pelajaran dan nasehat.

Kelembutan dan kemesraan dalam mendidik anak merupakan konsep Al-Quran. Apapun pendidikan yang diberikan kepada anak hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga dalam prioritas utama pendidikan anak dalam Islam (akidah) yang harus disampaikan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Mengapa akidah? Jawabnya adalah karena akidah merupakan fondasi dasar bagi manusia untuk mengarungi kehidupan ini. Akidah yang kuat akan membentengi anak dari pengaruh negatif kehidupan dunia. Sebaliknya, kalau akidah lemah maka tidak ada lagi yang membentengi anak dari pengaruh negatif, baik dari dalam dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya.

Akidah adalah modal dasar bagi anak menapaki kehidupan. Dapat dibayangkan apa yang terjadi jika seorang anak tidak mempunyai akidah yang kuat. Sudah hampir dapat dipastikan anak akan dengan mudah terserang berbagai virus-virus kekejian, kemunkaran, kemunafikan, dan kemaksiatan kepada Allah, imunitas keimanan yang melemah, dan pada akhirnya anak terjebak dalam kelamnya dunia. Ya, mereka akan mudah terbawa arus deras gelapnya kehidupan, tenggelam dalam kubangan kemaksiatan, dan kegersangan hidup serta kesengsaraan batin.

Kalau kita perhatikan orangtua zaman sekarang, tidak banyak yang menekankan pendidikan akidah kepada anak-anaknya. Orangtua tidak merasa sedih dan takut kalau anaknya terjebak kepada keimanan yang rapuh. Orangtua juga tidak pernah mengeluh kalau anaknya tidak bisa membaca serta menghafal Al-Quran. Mereka justru akan marah kalau anaknya tidak pergi les matematika, fisika, ataupun komputer. Orangtua lebih khawatir kalau belum membayar uang les matematika daripada iuran mengaji. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa sikap orangtua terhadap pendidikan anak masih bersifat tebang pilih dan terkesan berat sebelah.

Jadi, sudah saatnya orangtua bangkit dan melaksanakan kewajiban utamanya terhadap anak, yaitu memberikan perhatian, pengawasan, dan pendidikan yang baik agar kelak mereka menjadi generasi yang dapat memberi manfaat bagi orangtua, bangsa, negara, dan agamanya.

wallahu alam

[Sumber : Majalah Percikan Iman]

Nasehat Tentang Akal dan Hawa Nafsu

"Otak adalah memori manusia, Hati adalah Filter pikiran baik dan buruk
manusia, hawa nafsu adalah naluri hewani manusia, akal pikiran adalah
nalar manusia hasil kerja sama otak dan hati, Ilmu agama akan membuat
hati lebih jernih dan otak lebih cemerlang berpikir, sehingga akan
mengalahkan hawa nafsu dengan mudah. Akal tanpa bimbingan ilmu agama
adalah akal yang lumpuh. Karena akal yang demikian adalah akal yang
tidak berpengalaman dan bodoh."Akal yang selalu digunakan memikirkan
ilmu agama akan semakin bijak dan mampu membimbing pemiliknya kejalan
yang lebih baik".

(Ashabul Muslimin)

Jumat, 23 November 2012

3 SIFAT MALAIKAT DALAM DIRI MANUSIA

 

Oleh : Muh. Ashabus Samaa’un

Didalam diri manusia terdapat sifat malaikat dan sifat iblis. Secara fitrahnya manusia akan memilih sifat yang baik (sifat malaikat) untuk menjadi pendamping hidupnya dalam menghadapi dan menyelesaikan segala persolan hidupnya. Namun karena kebodohan dan tipu daya setan sehingga manusia tertipu dengan ego-nya sendiri dan memilih jalan sesat dengan menuruti sifat jeleknya (sifat warisan iblis). Manusia yang lemah akalnya akan mudah disesatkan oleh syaiton laknatullah. Sebabnya manusia lemah akalnya adalah karena bermalas-malasan dan tidak mau belajar dan berusaha keras. Sifat mudah putus asa, mudah menyerah, pesimis dan sebagainya akan menyebabkan manusia lemah akalnya dan tidak mampu menentukan nasib dirinya sendiri apalagi disuruh memperbaiki nasib umat, tentu saja tambah lebih tidak mampu. Selain daripada itu banyak makan, banyak tidur, banyak bicara dan banyak tertawa akan menyebabkan kelemahan pada akal. Akal yang kuat hanya bisa dibentuk dengan belajar, berpikir dan berusaha keras. Selalu bersikap optimis, pantang menyerah, rajin tawakal dan rajin belajar akan memperkuat akal untuk menunjukkan jalan kebaikan bagi manusia. Namun sekali lagi ada satu musuh besar yang belum tentu dikalahkan oleh akal jika tidak dibimbing ilmu agama yaitu hawa nafsu manusia. Hawa nafsu akan selalu membujuk kepada perbuatan jelek dan maksiat. Hawa nafsu selalu menipu mata manusia. Yang jelek akan dibilangnya indah, menarik dan menyenangkan. Yang baik akan dibilangnya oleh hawa nafsu sebagai hal yang jelek, tidak menarik dan menyengsarakan. 

Oleh karena itu jika mata manusia yang kedua (mata batin / hati nurani) tidak diberi kacamata filter berupa ilmu agama maka yang terjadi adalah akal manusia sekuat apapun akan tunduk /tertipu kepada hawa nafsu. Misalnya alkisah ada seorang pendeta bisa sampai berzina karena tidak tahu bahwa khmer itu adalah minuman yang diharamkan syari’at sehingga dia meminumnya kemudian tidak sadar lalu berzina dengan seorang wanita cantik yang merayunya dan kemudian juga membunuh orang setelah meminum khmer itu. Akhirnya pendeta itu mati dalam keadaan seperti itu. Amalnya yang telah dibangunnya bertahun-tahun sia-sia karena hal sepele yaitu tidak tahu kalau khmer itu justru lebih mudhorot akibatnya daripada perzinaan. Itulah ujian berat bagi manusia yaitu setan yang menjadi partner hawa nafsu (sifat hewan) yang selalu mengajak manusia merusak martabatnya sendiri. Jika manusia tidak mau belajar agama secara sungguh-sungguh dan dengan kesadaran diri maka yang terjadi adalah akal yang mudah tertipu hawa nafsu. Akibatnya orang sepandai apapun akhirnya binasa oleh pemikirannya sendiri.
Itu artinya akal perlu bimbingan syari’at agama islam. Supaya akal lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Akal yang mencuekin (mengabaikan) ilmu agama, kemudian lebih memilih kemampuannya sendiri, sama halnya dengan orang yang keberatan mengangkat suatu beban tetapi tidak mau dibantu orang lain. Akhirnya keberatan dan terjatuh. Begitu juga dengan orang-orang yang tertipu oleh akalnya sendiri karena tidak mau menganut syari’at islam kemudian mengakali syari’at dan hasilnya adalah negatif, meskipun menurut pandangan manusia itu baik. Tapi ingatlah baik dan benar sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui. Maka orang-orang semacam JIL (islam liberal), Mu’tazilah dan cs-nya tidak lain mereka itu sebenarnya hanyalah orang pinter keblinger (pandai namun tertipu diri). Tidak lain tidak bukan sebanya karena mereka mengagungkan kelemahan akalnya dan tidak mau menganut syari;at yang datangnya dari Tuhan Semesta Alam. Sebenarnya akal yang pandai akan lebih bijak jika mau manganut syari’at islam. 

Dalam fitrahnya sejak lahir, manusa memiliki tiga sifat yang bila manusia akan kehilangan sifat berharga ini jika akalnya menganut hawa nafsunya. Dan akan menjadikan manusia makhluk yang bahagia jika akalnya digunakan untuk mengembangkan ketiga sifat baik ini dengan cara belajar ilmu agama. Beberapa sifat tersebut akan kita bahas selanjutnya.

3 SIFAT MALAIKAT YANG MENJADI FITRAH MANUSIA SEJAK LAHIR

Ada beberapa sifat yang sudah menjadi fitrah (sifat bawaan) manusia sejak lahir. Sifat ini akan berkembang jika manusia mendukungnya dengan belajar agama. Dan sifat ini akan hilang jika manusia mengabaikan ilmu agama. Beberapa sifat tersebut adalah :

Pertama, mencintai kebaikan. Di dalam Islam, sesuatu yang baik dikatakan sebagai "al-ma'ruf", dan hal-hal yang buruk dikatakan "al-munkar". Ma'rufartinya hal-hal yang sudah diketahui dan sesuai dengan pengetahuan yang ada di dalam fitrah manusia. Sementara munkar adalah sesuatu yang disangkal oleh hati manusia. Lebih jelas, Rasulullah Saw menyampaikan perbedaaan antara ma'rufdan munkar. Rasulullah mengatakan, "Kebaikan itu adalah sesuatu yang jika kita lakukan maka hati menjadi tenang. Sebaliknya, keburukan ialah sesuatu yang jika kita kerjakan maka hati menjadi gelisah." Dalam penjelasan yang lain, Rasulullah menyatakan bahwa kebaikan itu sesuatu yang jika kita lakukan, hati mau menerima dan keburukan itu sesuatu yang disangkal oleh hati manusia, sehingga jika dilakukan menyebabkan kegelisahan. Dengan demikian, sebenarnya manusia mengetahui dan dapat membedakan kebaikan dan keburukan. Namun sayang, karena berbagai sebab, kita sering terlena untuk memenuhi hati kita dengan kebaikan. Padahal salah satu syarat kebahagiaan adalah ketika kita dekat kepada Allah Swt dan hal ini berarti kita setia kepada kebaikan.
Kedua, adalah cinta kebenaran (al-haq). Agar bahagia, syarat berikutnya adalah setia dengan kebenaran, karena Allah Swt itu adalah al-haq. Al-haq bermakna kebenaran yang tidak tercampur sama sekali dengan kesalahan. Maka jika kita ingin dekat dengan Allah Swt, hendaknya selalu berupaya menjadi orang yang obyektif (bijaksana). Obyektivitas akan muncul ketika kita mampu menaklukkan ego kita. Manusia sepintar apapun, secerdas apapun akalnya, jika ego masih berkuasa pada dirinya, ia tidak menjadi pintar, justru ia menjadi bodoh.
Ketiga, selalu mengapresiasi keindahan. Dalam sebuah hadist disebutkan, "Innallaha jamil yuhibbul jamal". Allah Swt itu indah dan menyukai keindahan. Oleh karena itu hendaknya setiap manusia selalu memelihara hubungannya dengan keindahan. Keindahan yang paling dekat dengan Allah Swt itu adalah keindahan alam. Allah Swt mengatakan, "Aku tunjukkan kepada kalian tanda-tanda-Ku di alam semesta dan di dalam diri kalian". Di dalam Al-Quran, Allah Swt pun banyak menggunakan alam sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Menurut Ibnu Arabi, alam itu sebetulnya 'saudara' manusia. Alam itu kadang disebut al-insan al-kabir (manusia dalam skala besar), sementara manusia itu disebut al-alam al-shaghir. Artinya, dalam makna lain, manusia itu alam semesta kecil dari segi ukurannya. Sementara alam itu 'manusia besar'. Allah Swt menciptakan alam semesta dan manusia dengan aturan-aturan yang sama persis. Maka tidak jarang dalam ilmu astronomi dan ilmu biologi yang dipelajari ilmuwan kebanyakan menyimpulkan ada kesamaan struktur alam semesta dengan komponen pembentuk manusia.
Manusia sesungguhnya sangat dekat dengan alam semesta. Karena itu, jika terpisah dari keindahan alam, mereka akan merindukannya. Misalnya orang kota senang dengan pemandangan alam yang indah. Mereka merindukan pemandangan alam yang indah tersebut. Demikian juga orang desa. Orang desa pun yang lama di kota akan rindu pada keindahan alam. Ini menandakan bahwa fitrah manusia itu salah satunya adalah mencintai keindahan. Karena Allah Swt menciptakan alam semesta sebagai 'saudara dekat' manusia dalam keindahan, maka manusia harus mengapresiasi estetika tersebut. Makin dekat dengan hal-hal yang indah, maka kita akan semakin dekat dengan Allah Swt.
Jadi manusia itu diciptakan dengan fitrah mencintai kebaikan, mencintai kebenaran dan mencintai keindahan. Jika manusia tidak terpuasi fitrahnya, hatinya, ruhnya dengan ketiga hal tersebut, ia pasti tidak bisa mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan sejati akan datang jika manusia berupaya berbuat kebaikan, mencintai kebenaran dan senantiasa mencintai keindahan. Semakin keras kita mengupayakan ketiga syarat tersebut, maka semakin dekat dengan Allah Swt, sehingga semakin besar pula kemampuan kita untuk berbahagia. Wallahu a'lam bi ash-shawab 
(refrensi : mizan.com, berbagai sumber)

Minggu, 04 November 2012

Menulusuri Jejak SM Karto Suwiryo

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f5/Karto_copy.jpg/220px-Karto_copy.jpg 


Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) adalah seorang ulama karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949. Sering disebut dengan karto suwiryo. Karto suwiryo adalah salah satu pahlawan indonesia dan sekaligus pejuang negara islam. Dalam perjuangannya jihad dijalan Allah karto suwiryo dan pengikutnya mendapatkan ujian berat dan fitnahan.

Bahkan sampai sekarang sejarah karto suwiryo pun sering dilencengkan dari keasliannya, supaya masyarakat benci dengan beliau padahal niat beliau sebenarnya lurus. yaitu menegakkan islam di Indonesia ini. Karena hasutan intelejen sehingga pemerintah indonesia menangkap mereka sebagai pemberontak. Kemudian dihukum mati (semoga syahid) pada tanggal 12 September 1962.


Simak lebih jelasnya dalam ebook PDF berikut ini :

DOWNLOAD

Senin, 22 Oktober 2012

Syair Islam : "Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"

 Kami selaku wakil dari umat islam yang bertempat tinggal dibuminya Allah SWT. Dengan ini menyatakan gerah sekali dengan kelakuan orang yahudi dan anteknya yang selalu membuat keonaran dan menindas bangsa yang lemah (misalnya orang palestina dan suriah, dan lainnya). Kami tidak berbuat banyak untuk membuktikan bahwa merekalah teroris yang sebenarnya. Mereka selalu teriak teroris padahal merekalah terorist "yahudi is the real terorists". itulah kalimat yang dapat kami sampaikan tidak saja kepada umat islam tetapi juga kepada seluruh manusia. Supaya waspada dengan gerak gerik mereka. Karena itu kami terinspirasi membuat syair atau puisi berjudul "Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"


"Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"

Siapa tak kenal yahudi
Bangsa yang terkenal kejeniusannya
Siapa tak kenal yahudi
Bangsa yang terkenal pemikirannya
Siapa tak kenal bangsa yahudi
Yang terkenal dengan kelicikannya

Dengan ilmunya
Mereka Selalu Bangga diri
Dengan kejeniusannya
Mereka selalu menipu diri sendiri
Dengan kelicikannya
Mereka selalu menipu umat manusia
Dengan ide politiknya
Mereka suka mengadu domba


Bangsa yahudi
Juga Bangsa yang biadab
Manusia takabur tak punya adab
Menindas yang lemah
Membantai manusia tak bersalah
Bangsa Yahudi, Bangsa culas
Yang menuduh orang tak bersalah

Kalian memang penemu peradaban modern
Tetapi kalian juga pencetus jahiliyah modern
Kalian memang penemu teknologi
Tetapi digunakan untuk hal keji
Kalian memang pelopor majunya budaya barat
yang mengajari moral dan budaya terlaknat

Kalian memang manusia tak tahu malu
Merubah-rubah kitab suci
demi kesenangan duniawi
Menjual agama demi harta
Menjual harga diri
demi kesenangan dunia

Kalian memang bangsa belagu
Tahu tapi tak mau tahu
Kebenaran yang telah nyata
Kalian acuhkan begitu saja
Karena kalian anggap
Kebenaran adalah siksa
Sedangkan kemungkaran
adalah bahagia

Sadarkah kalian
Tingkah kalian membuat hancurnya kedamaian
Tingkah kalian membuat siksa bagi seluruh alam
Tingkah kalian membuat seluruh  makhluk geram
Terkecuali iblis dan setan
Karena mereka memang sekutu kalian
Komplotan penghuni neraka jahanam !


Wahai bangsa sesat dan penyesat
Wahai bangsa penyeru kemaksiatan
Wahai bangsa sombong dan licik
Wahai Bangsa pecundang dan pengecut
Wahai manusia sekutu iblis dan dajjal
bertaubatlah dari kesombonganmu
Ingatlah dunia ini sebentar saja
Penderitaan ini hanya sekejap saja
Sedangkan akhirat itu lebih utama
Dan lebih kekal akibatnya.

Ingatlah Janji Allah
Kami umat islam pasti menghancurkan kalian
Cepat atau lambat
Kalian akan segera dimusnahkan
Sebelum datang akhir dunia
Kalian akan dibinasakan dengan segera

Kami yakini
Pemimpin kami pasti segera datang
Imam Al-Mahdi
Imamnya manusia diakhir zaman
Yang akan memimpin dunia dengan kedamaian
Menghapus segala perbudakan dan penindasan
Menghapuskan segala kemungkaran dan kemaksiatan

Kami yakini juga
Nabi Isa Alaiissalam akan segera kembali
Untuk membasmi pemimpin kalian
Pemimpin bangsa terlaknat
Yang suka menipu dan buta matanya sebelah
Yang suka menyebar kesesatan dan konspirasi dunia
Yang suka bikin ulah dan bikin heboh jagad raya

Kami yakin juga
Suatu saat nanti
Sebelum berhentinya bola dunia
Umat islam akan berjaya
Janji Allah SWT pasti datang
Karena sesungguhnya
Kebenaran selalu akan menang.

(oleh : Muh. Sahibban, seorang muslim dan salah satu blogger yang tinggal disalah satu planet ciptaan Allah (planet bumi)  yang masih aktif dalam berusaha membuka kedok bangsa yahudi, beliau merupakan salah satu anggota majelis pemuda ashabul muslimin)

Minggu, 21 Oktober 2012

Mari Kita Refleksikan Hari Raya Idul Qurban


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

REFLEKSIKANLAH IDUL ADHA (HARI RAYA BERKURBAN)

DALAM KEHIDUPAN KITA !
 Oleh : Muhammad Ashabus Samaa'un

 DOWNLOAD VERSI E-BOOK PDF :
  DOWNLOAD / MIRROR LINK

 Mukadimah
 Umat Islam mempunyai 2 hari raya. Yaitu hari raya idul fitri (jatuh pada 1 syawal) dan hari raya idul adha (jatuh pada 10 dzulhijah). Oleh karena itu sudah cukuplah dua hari raya itu untuk bersuka cita dalam ibadah dan beramal dan untuk meningkatkan keeratan tali silaturahim. Sebelum hari raya idul fitri berlangsung umat islam diwajibkan berpuasa 30 hari pada bulan ramadhan dan sebelum hari raya idul Qurban (idul adha) umat islam dianjurkan untuk berpuasa Arofah pada tanggal 9 dzulhijah yang disebut hari Arofah karena ketika itu dimekkah umat islam sedang melaksanakan rukun haji yaitu ibadah wukuf di padang Arofah. 
Sedangkan keutamaan hari raya yaitu kita kembali kepada fitrah kita yaitu suci dari perbuatan syahwat dan dosa serta mengembalikan semangat ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan refleksi hubungan mempererat tali silaturahim kepada sesama muslim dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Kemudian yang mampu dalam hal harta juga diharapkan untuk  membelanjakan hartanya untuk jalan Allah demi kemaslahatan umat. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah. Itulah refleksi perayaan hari raya kita. Sehingga hikmah dari berkurban dapat kita rasakan bersama-sama. Karena sesungguhnya berkurban tidak hanya rutinitas penyembelihan hewan pada saat hari raya idul adha tetapi lebih spesifik maknanya adalah hubungan interaksi sosial yang harmonis setiap saat, seperti si kaya yang rela membantu si miskin, gotong royong membantu kaum dhuafa’ dan sebagainya itulah makna sesungguhnya dari hikmah berkurban.
Hari raya adalah hari untuk bersuka cita atas karunia Allah SWT atas semua nikmat yang telah Dia karuniakan kepada kita dengan jumlah yang tak dapat kita hitung. Akan tetapi hari raya bukan berarti untuk hura-hura dan pemborosan seperti yang dilakukan orang kafir pada saat malam hari raya mereka. Semacam berpesta makan sampai larut malam dan sebagainya. Dan yang diundang hanya orang-orang kaya. Sedangkan yang miskin dibiarkan terlantar. Hal itu bertentangan sekali dengan perayaan hari raya umat islam. Karena makna hari raya umat islam adalah semua lapisan masyarakat tidak memandang miskin kaya, pejabat atau rakyat semuanya merasakan kegembiraan yang sama. Dimalam yang agung semua umat islam bergembira dengan bertakbir kepada Allah diiringi siangnya acara silaturahim untuk mempererat persatuan umat islam. Dan harusnya tak ada seorangpun umat islam yang kelaparan pada saat hari raya, jika tidak maka masyarakat disekitarnya berdosa semua jika memang mengetahui tetapi sengaja mengacuhkan. Itulah makna hari raya yaitu indahnya kepedulian dan kebersamaan dalam ketakwaan.
Kaum muslimin rahimakulullah, Jangan sampai kita meniru-niru orang kafir dalam berhari raya. Misalnya perayaan tahun baru masehi, perayaan hari valentine, perayaan natal, perayaan tahun baru imlek, dan sebagainya yang tidak ada dalam kamus islam. Karena semua itu ditegaskan keharamannya oleh semua ulama tanpa ada perbedaan pendapat karena semua itu termasuk perilaku tasyabuh (meniru-niru) orang kafir. Karena muslim yang suka tasyabuh maka lama-kelamaan juga ikut-ikutan seperti orang kafir juga dari cara berpakaian, cara berbahasa, bahkan cara ibadah dikhawatirkan menyerupai mereka (misalnya ikut-ikutan natalan), jika terus begitu maka akidah pelaku tasyabuh juga akan mengikuti yang ditiru, bisa dibilang telah kafir namun tidak sadar. Oleh karena itu tidak heran jika nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam hadits yang tidak diragukan keasliannya (sahihnya) yang berbunyi :
  “Barang siapa meniru/menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 Oleh karena itu kita patut perihatin dengan keadaan muda mudi muslim saat ini. Yang mereka banyak yang masih meniru-niru tata cara berpakaian, gaya bahasa, gaya rambut sampai akhlaq yang rusakpun mereka tiru dari orang kafir itu, lebih buruk lagi pada saat malam tahun baru misalnya mereka ikut-ikutan memenuhi lapangan luas atau alun-alun kota untuk meramaikan malam tahun baru tersebut. padahal sudah pasti perayaan tahun baru dan sejenisnya adalah hari raya orang kafir. Belum lagi didalam hari raya itu terdapat kemungkaran yang sangat banyak. Misalnya ikhtilath (campur baur laki perempuan), pacaran, penghamburan harta, bahkan mabuk-mabukan pun dianggap biasa. 
Begitulah keadaan hari raya orang kafir, sungguh merusak moral manusia, akan tetapi yang membuat kita keheranan adalah perilaku jahil (bodoh) umat islam hari ini khususnya yang remaja dan muda-muda. Yaitu mereka semangat sekali ikut-ikutan merayakan hari raya orang kafir, akan tetapi  pada saat perayaan hari raya umat islam sendiri, misalnya pada saat malam takbiran. Ternyata masjid terkesan sepi dari anak-anak muda. Bahkan banyak pula diantara mereka malah melakukan maksiat misalnya begadang dipinggir jalan, berduaan dengan lawan jenis, bahkan mabuk-mabukan pada malam hari raya umat islam, Naudzubillahi min dzalik. Tanda kiamat sudah dekat. 
Hal itu bukan sekedar bualan saya karena saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa pada saat hari raya idul fitri / malam takbiran masjid agung dikampung saya sepi sekali namun disampingnya ada alun-alun kota yang dipenuhi dengan muda-mudi yang asyik bermaksiat. Dari yang gitaran, pacaran sampai mabuk-mabukan dilakukan dimalam takbiran, Masya Allah.
Bagaimanakah Tuhan / Allah SWT tidak murka ketika sebagian manusia bermaksiat / kufur ditengah umat islam yang lain tengah berdzikir/bertakbir kepada Allah. Maka tidak heran jika bencana alam terjadi dimana-mana (dari musim kemarau panjang yang mengakibatkan paceklik yang berkepanjangan, kemudian gempa bumi, angin topan, gunung batuk (meletus), banjir bandang, badai bahkan tsunami, tanah longsor dan sebagainya). Semua itu tidak lain adalah peringatan bagi orang yang beriman supaya berhenti bermaksiat dan azab bagi yang kafir pelaku kekufuran. 
Hal itu bukan sekedar fenomena alam seperti yang digembar gemborkan ilmuwan kafir dari barat. Tetapi jika kita mau memperhatikan sejarah masa lalu tentang kebinasaan kaum-kaum ingkar semacam kaum luth, kaum tsamud, kaum nabi Nuh dan sebagainya dibinasakan oleh Allah SWT karena kemuysrikan dan kerusakan moral sudah menyebar dimana-mana tanpa seorangpun yang berusaha mencegahnya. Dan bahkan nasehat dari Nabi mereka diacuhkan sama sekali. Maka akibatnya azab yang memperingatkan mereka. Naudzubillah
Inilah misi besar umat islam hari ini yaitu berusaha menyerukan kebenaran dan mencegah kemungkaran-kemungkaran sesuai kemampuan dan ilmu masing-masing. Karena mengingat dakwah islam tidak hanya tanggung jawab ustadz atau syaikh dan ulama. Mengingat jumlah mereka sangat sedikit dan objek dakwah (orang awam) sangat banyak. Oleh karena itu partisipasi muda mudi muslim sangat diharapkan sekali disini, mengingat masa depan islam ada ditangan mereka.
Yah, begitulah keadaan kita hari ini kebanyakan masjid-masjid sepi daripada muda-mudi namun justru kebanyakan anak kecil yang masih polos belum tahu apa-apa tentang ilmu agama. Dan juga orang tua-tua yang sudah lanjut usia yang masih mau menghidupkan masjid Allah, padahal apakah kita tidak kasihan dengan mereka karena seharusnya orang yang sudah tua harusnya lebih banyak istirahat, mengingat umur mereka yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menghidupkan dakwah islam. 
Seharusnya amanah dakwah itu dipegang oleh para pemuda akan tetapi kita melihat sebaliknya. Para pemudanya sibuk dengan hal yang tidak berguna bahkan mengacuhkan aturan agama sama sekali. Padahal majunya islam ini tidak lain jika muda-mudinya semangat dalam menegakkan islam. Karena yang mudalah yang mempunyai semangat dan kekuatan yang besar dalam membangun sebuah peradaban islam. Seperti riwayat kehidupan umat islam dimasa lampau. Dimana islam saat itu berjaya karena sebagian besar pemuda waktu itu adalah menyibukan diri dalam kegiatan dakwah islam di masjid-masjid maupun lingkungan masyarakat dan bersemangat dalam menuntut ilmu agama maupun ilmu terapan. 
Inilah masalah kebodohan / kejahilan umat islam hari ini. Yang mengakibatkan sebagian besar umat islam terlena oleh hura-hura kehidupan dunia namun sayang sekali urusan akhirat mereka sama sekali tidak mau tahu, padahal kehidupan dunia ini hanya sementara saja, dalam istilah orang jawa : “mampir ngombe”/ mampir minum.Artinya sangat singkat sekali kehidupan dunia ini. Dan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya.  
Bahkan yang lebih memprihatinkan kadang jaman sekarang ini tidak jarang agama islam dijadikan kedok untuk menutupi kebusukan tikus-tikus politik. Ditambah lagi yang muda hura-hura, yang tua lalai ibadah, yang memimpin korup, yang pelajar berakhlaq rusak, yang kecil-kecil jadi korban tontonan seronok , ulamanya sibuk dengan majelisnya sendiri dan lain sebagainya. Maka tak pelak umat islam yang jumlahnya sangat besar (lebih dari 1,2 Miliar orang) hanya dijadikan budak-budak / mainan para pemuja setan (orang-orang kafir) padahal jumlah mereka tak seberapa bila dibandingkan dengan jumlah umat islam.
Makna “Berkurban”
Menyembelih hewan kurban adalah salah satu bentuk ibadah pada hari raya idul adha. Tapi berkurban yang sesungguhnya bukan sekedar itu hikmah lain adalah berkurban bisa juga identik dengan pengorbanan kita terhadap perjuangan agama. Apa maksudnya?
Untuk melihat seberapa besar kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya maka bisa dilihat dari sebesar pengorbanan kita untuk kemajuan islam. Untuk lebih singkat dan lebih jelas tentang makna berkurban kami akan membawakan satu pepatah. Kita mengenal pepatah”cinta butuh pengorbanan”. Apa maksudnya? 
Cinta memang kata yang tidak akan pernah habis dibahas oleh manusia, dari cerpen, novel sampai tayangan sinetron kadang  kebanyakan temanya tentang percintaan muda-mudi. Tapi bukan cinta monyet tersebut yang akan kita bahas. Akan tetapi yang akan kita bahas adalah refleksi hari raya idul adha dalam kehidupan kita khususnya para pemuda islam. Untuk membuktikan seberapa besar ketulusan cinta kadang kita perlu pengorbanan waktu, tenaga dan biaya bahkan nyawa bisa jadi taruhan. Cinta bukanlah seperti yang dipahamkan oleh sebagian besar muda-mudi hari ini yang lebih condong kepada interaksi saling suka antara laki-laki dan perempuan. Bukan begitu makna cinta sebenarnya bagi seorang muslim .
Untuk membuktikan keluasan makna cinta akan saya paparkan beberapa hal yang bisa jadi pelajaran untuk kita.  Misalnya seorang ayah rela mengorbankan seluruh tenaga dan waktunya untuk mencari nafkah untuk anak istrinya karena kecintaan dia kepada anak dan istrinya. Terkadang karena rasa cinta kepada anak dan istri, maka rasa sakit dan penderitaan bisa berubah menjadi kebahagiaan. 
Misalnya orang tua yang capek banting tulang cari nafkah untuk anak-anaknya. Ia tidak merasakan capeknya kesulitan hidup ketika dia melihat senyum kebahagiaan dari anaknya. Segala pengorbanan orang tua adalah tulus dan ikhlas kepada anaknya, walaupun terkadang jika sudah dewasa anak itu tak menganggap semua jasa kedua orang tuanya, bahkan ketika orang tuanya sudah renta menguruspun tidak mau. Sungguh celakalah anak yang durhaka yang tidak mau berterima kasih kepada Allah dengan berbakti kepada orang tuanya !.
Itulah makna cinta yang sebenarnya. Yaitu rasa kasih sayang yang disertai dengan ketulusan dalam pengorbanan, meskipun yang kita cintai tidak pernah membalas kebaikan kita. Dan cinta bukanlah kata bualan yang sering dijadikan kata “topeng “ untuk menutupi syahwat yang tengah membelenggu para remaja yang dilanda asmara. Itu adalah hawa nafsu, bukan cinta ! karena hal itu  (cinta pacaran/ cinta monyet) bila dibiarkan hanya akan mendekatkan kepada zina. 
Lalu bagaimanakah islam menafsirkan kata cinta tersebut?
Dalam al-Qur’an Allah SWT Berfirman ;
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(Al-Baqoroh [2] ayat ;165)
Begitulah makna sebenarnya cinta itu dalam islam. Makna cinta yang sebenarnya bagi kita adalah suatu sikap ketundukan dan kepatuhan untuk beribadah kepada Allah dengan tulus dan semata-mata hanya mengharapkan balasan-Nya saja . Artinya jika kita beribadah dan beramal salih semuanya semata-mata hanya untuk Allah. Itulah cinta yang sebenarnya. Itulah cinta yang akan menyelamatkan kita dari azab akhirat. Itulah seperti yang dialami nabi Ibrahim as yang dijuluki kekasih Allah pada saat diuji kecintaannya dan ketulusan imannya, yaitu dengan cara memerintahkan beliau untuk menyembelih putranya sendiri yaitu nabi Ismail Alaihissalam. Sehingga diabadikan oleh syariat islam dalam kegiatan menyembelih hewan Qurban pada saat hari raya Idul Adha.
Cinta ternyata bukan saja terbatas dalam hal kebaikan saja. Ternyata dalam ayat diatas juga disebutkan bahwa ternyata ada juga sebagian manusia yang cinta yang batil yaitu cinta kepada kemusyrikan. Yaitu mereka cinta kepada  Toghut (yang dipatuhi selain Allah) dan berhala-berhala baik itu berupa patung atau benda mati yang dicintai seperti orang islam yang mencintai Tuhannya. 
Atau bahkan jaman sekarang ini artis-artis atau bintang film pun bisa dibilang berhalanya remaja karena mereka lebih dicintai dan diidolakan daripada Allah dan Rasul-Nya. Misalnya saja fenomena akhir-akhir ini tentang konser boyband korea (misalnya : suju /super junior boyband cs) atau justin bieber, rihana dll. Tentu sebagian besar orang, apalagi yang remaja tentu mengenal personil super junior yang semua personilnya ternyata berakidah nasrani apalagi artis-artis barat kebanyakan adalah penganut satanisme (pemuja setan). Namun ironisnya ketika tiket konser mereka yang harganya setinggi langit (sekitar 1 juta sampai 2,5 juta) dilahap habis oleh fansnya yang kebanyakan para remaja muslim. 
Bahkan  ada banyak diantara mereka yang rela mengantri dari dari subuh (tentunya tidak terpikir untuk sholat subuh dahulu) sampai jam 9 pagi untuk mendapatkan tiket yang harganya gila sekali itu. Itu artinya mereka lebih mencintai berhala yang bernama super junior daripada Allah dan Rasul-Nya.  Karena mereka pertama boros harta karena membeli tiket (baca : tiket neraka) segitu mahalnya mau saja, yang kedua ketika super junior beraksi mereka ada yang histeris (teriak-teriak sambil menangis kayak orang edan atau orang kesurupan). Lebih aneh lagi ada yang menangis histeris karena tidak kebagian tiket. Sihir macam apakah yang dilancarkan oleh berhala dari korea itu sehingga remaja-remaja sampai segitunya sikapnya terhadap boyband idolanya itu. Apalagi mereka (boyband berhala) kadang sering menyerupai pakaian model perempuan dan gaya rambut model perempuan apalagi tampangnya mereka nyaris mirip perempuan sehingga kadang sulit membedakan mereka itu laki-laki ataukah perempuan. 
Itu artinya remaja sekarang telah terkena penyakit Fasiq dan musyrik yang sangat membahayakan akidahnya. Karena mereka telah menempatkan  kecintaan kepada boyband (boy bencong) melebihi cinta mereka kepada Allah buktinya mereka rela meninggalkan sholat subuh hanya untuk mendapatkan tiket (konser neraka)  yang tidak berguna itu ! Jika seandainya ajal mereka dijemput dalam keadaan seperti itu tentu saja mati dalam keadaan su’ul khotimah (mati kafir / mati konyol), Naudzubillahi min dzalik. 
Itulah polemik remaja sekarang ini. Mereka telah kehilangan teladan dan panutan yang sesungguhnya. Karena mereka telah jauh dari ilmu agama dan jauh dari pendidikan islam. Mereka telah salah jalan. Generasi islam hari ini adalah generasi paling terpuruk bila dibandingkan dengan generasi islam sebelumnya. Tidak saja mereka bodoh agama, selain suka membantah nasehat, terkadang perilaku dan gaya mereka lebih cenderung menyerupai sifat orang-orang kafir.
Lalu kembali kepada istilah makna pengorbanan. Karena cinta maka orang rela berkorban apa saja untuk yang dicintainya. Misalnya muda mudi yang telah buta mata hatinya, sangat mengidolakan kepada boyband. Mereka rela berkorban menghabiskan uang berjuta-juta untuk membeli tiket (baca : tiket neraka) konser yang sama sekali tidak berguna dan suatu kemungkaran. Hal itu tidak lain karena hati mereka sudah sangat cintanya kepada berhala berwujud boyband itu tadi. 
Tindakan mereka sama halnya dengan orang musyrik jaman dahulu (jaman sekarang pun masih ada) yang rela menyembelih sapi atau hewan ternak dan mempersembahkan emas perhiasan kepada patung-patung sesembahannya. Padahal patung-patung itu sendiri mereka buat, dan patung itu tidak bisa berbuat apapun apalagi menciptakan sesuatu. Itulah kebodohan yang sangat bodoh adalah kebodohan orang musyrik penyembah berhala (dan remaja penyembah/pemuja boyband). Karena menurut logika saja memang seharusnya kita menganggap itu hal yang tidak waras. Akan tetapi karena terlanjur cinta buta mereka kepada berhala maka mereka rela melakukan itu semua!. Itulah cinta yang batil yang bisa menjerumuskanke dalam kesengsaraan duni dan akhirat. Dari itulah maka wajiblah kita sebagai remaja muslim patut waspada terhadap fenomena akhir zaman ini dan kita harus berusaha meningkatkan keimanan kita supaya tidak terpengaruh oleh kerusakan zaman.
Berbeda 180 derajat makna berkurban bagi umat islam dengan orang kafir. Jika orang kafir berkurban untuk hal yang tidak masuk akal dan sia-sia sama sekali.

 Sedangkan kita umat islam berkurban itu bukan sekedar menyembelih kurban. Menyembelih hewan  kurban pada saat hari raya idul adha lalu dibagi bagikan kepada fakir miskin dan orang sekitarnya itu hanyalah sebagian kecil dari pengorbanan kelebihan harta kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Berkurban itu maknanya sangat luas. Misalnya Imam bukhari (seorang ahli hadits yang termashur) rela mengorbankan seluruh usia dan masa mudanya untuk menuntuti ilmu dijalan Allah SWT. Sehingga ilmunya dapat dimanfaatkan kaum muslimin jaman dulu sampai jaman sekarang. Apa yang dilakukan imam bukhari itu adalah juga pengorbanan yang besar kepada Islam. Karena apa yang dilakukan imam bukhari adalah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dakwah islam. Akan tetapi kita jangan melihat hasilnya tapi lihatlah seberapa besar usaha dan keihlasan beliau. Sehingga kita  mampu meneladani akhlaq beliau dalam berkorban demi kejayaan islam.
Berbeda sekali dengan keadaan anak muda  jaman sekarang bila dibandingkan dengan kisah Imam bukhari yang mengorbankan seluruh usianya baik masa muda, maupun masa tua, bahkan sampai akhir hayatnya untuk mengembangkan keilmuan khasanah islam. Mereka lebih menghabiskan masa muda mereka untuk hal yang sia-sia bahkan menghancurkan kehidupan masa depan mereka bahkan juga menghancurkan kebahagiaan diakhirat kelak. Mereka banyak meremehkan nasehat dari orangtua , guru dan ustadz mereka. 
Karena barangkali mereka menganggap usia mereka masih panjang dan menganggap masih ada kesempatan tobat dihari tua nanti. Mereka tak sadar bahwa mereka tertipu bualan syaiton. Memangnya ajal bisa mereka tentukan sendiri waktunya? Tentu saja kelahiran dan kematian segalanya ada ditangan Allah dan tanpa seorang makhlukpun mengetahuinya kapan seseorang dijemput ajal. Karena banyak sekarang ini kematian mendadak yang ternyata yang meninggal adalah kebanyakan anak-anak muda. Entah karena sakit, mabuk sampai sekarat, tawuran atau kecelakaan semua itu cuman perantara menuju ajalnya. Jadi jangan menganggap mumpung masih muda, waktunya untuk hura-hura. Ingatlah mati bisa menjemput siapa saja dan kapan saja !. Sebaliknya sebagai remaja muslim maka Imam Bukhari memang pantas jadi panutan kita. Karena beliau rela mengorbankan masa mudanya sampai akhir hayatnya untuk kepentingan Islam.
Tokoh-tokoh seperti Nabi Muhammad SAW, Khulafaurrasyidin dan para ahli haditslah yang seharusnya menjadi pan utan generasi muda islam saat ini, yang mengajarkan pengorbanan  yang besar tidak hanya dengan materi, tetapi dengan seluruh harta,waktu, jiwa dan raga semua itu demi kejayaan islam ini. Dan semua yang kita lakukan hanya mengharap balasan dari Allah SWT saja, tidak boleh kita mengharapkan imbalan dan balasan baik berupa harta maupun pujian dari orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang dapat menghapuskan seluruh amal . Tidak patut sekali jika artis-artis kafir mengumbar ajaran rusak moral yang dijadikan teladan bagi para remaja muslim. Karena lihat saja hasilnya, kenakalan remaja dan kerusakan moral remaja secara tidak langusng adalah hasil dari ajaran-ajaran berhala bernama artis itu. Tontonan televisi, sinetron, maupun internet tidak ada satupun ajaran kebaikan daripada artis-artis itu. Yang ada hanyalah cara berpakaian yang seronok serta gaya hidup glamour.
Lalu setelah sampai disini seharusnya kita paham bahwa makna hari Raya Idul Qurban atau hari raya idul adha adalah kesempatan kita untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pengorbanan seluruh yang kita punyai baik itu harta, usia, jiwa dan raga untuk berjuang diatas jalan Allah (agama Islam). Karena memang itulah tujuan kita diciptakan didunia ini yaitu seperti yang tercantum dalam surat Adz-Dzaariyat Ayat 51 :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Artinya adalah tujuan muslim diciptakan didunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas dan rela mengorbankan kehidupan dunia ini untuk kehidupan yang jauh lebih baik diakhirat kelak. Oleh karena itu salah sekali jika kita menganggap pengorbanan itu hanya terbatas pada penyembelihan Qurban. 
Tidak!  Pengorbanan sesungguhnya adalah pengorbanan seluruh hidup kita untuk kejayaan agama yang lurus ini ! Oleh karena itu saya ingatkan kepada generasi muda. Masa depan agama islam ada ditangan kalian, Jika kalian tidak mau mengorbanakan usia muda kalian untuk menuntut ilmu (khususnya ilmu syar’i) maka bagaimanakah islam akan maju?. Islam akan terus terpuruk dan terhina jika kita masih dalam keadaan seperti ini. Dulu saja para pahlawan kemerdekaan Indonesia rela mati demi kemerdekaan bangsa Indonesia, lalu bagaimanakah pengorbanan kita kepada islam? Seberapa besarkah pengorbanan kita kepada islam sehingga kita beranggapan kita akan masuk surga? Ingatlah  firman Allah berikut ini ! : 

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(Al-Baqoroh Ayat 214)
Pada zaman dulu Rasululullah SAW dan para sahabat rela berjihad, dicaci, dihina, dilempari batu dan mengorbankan nyawa demi agama islam. Karena kecintaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga penderitaan apapun tidak mereka rasakan. Karena mereka yakin bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan kampung halaman yang sebenarnya adalah surga di akhirat. Salah jika kita mengharapkan kebahagiaan dunia ini karena dunia ini hakikatnya adalah ujian dan penderitaan dan penjara bagi mukmin. Sedangkan kebahagiaan sebenarnya adalah diakhirat kelak. 
Akhir kata kami bawakan nasehat salah seorang ulama untuk para remaja  “barangsiapa yang banyak tertawa dimasa muda niscaya akan banyak menangis dimasa tua”. Artinya barangsiapa menggunakan masa mudanya untuk hal yang sia-sia dan bersifat hura-hura maka itu adalah awal dari kesengsaraan dimasa tuanya. Kesengsaraan dimasa tua bisa berakibat kufurnya manusia. Misalnya karena terpepet tidak punya biaya menyekolah anak-anaknya sehingga orang tua rela jadi perampok atau penjambret. Terkadang semua itu adalah kerena balasan dari masa mudanya yang suka hura-hura. 
Inilah Misi Para Pemuda Islam
Inilah tanggung jawab sebagian kita yang masih sadar dan peduli tentang peradaban islam yang akan menaungi dunia dalam kedamaian dan kesejahteraan. Mumpung kita dalam suasana ibadah haji dan memasuki hari raya Idul Adha mari kita refleksikan ilmu kita untuk menyemarakan dakwah islam. Jangan sampai masjid-masjid kita sepi sementara muda mudinya sibuk bermaksiat, nongkrong-nongkrong dijalanan sambil ikhtilath (campur-baur muda mudi) bahkan sampai minum minuman keras. Inilah realitas yang harus kita hadapi ditengah semakin derasnya fitnah-fitnah (ujian) yang dihadapi umat islam hari ini. 
Tidak memandang ini ustadz, ini santri, ini awam, ini aliran ini dan aliran itu. Idul adha kali ini seharusnya kita buktikan dengan semangat kebersamaan tanpa memandang perbedaan kecil. Idul adha ini adalah salah satu kesempatan kita untuk menyemarakan dakwah islam dan berdzikir kepada Allah. Juga kesempatan kita untuk berkorban demi kecintaan kita kepada Allah. Bukan hanya berkurban hewan Qurban akan tetapi inilah titik awal kita untuk kembali menyemarakan dakwah islam. Ini saatnya kita kembali kepada fitrah kita sebagai umat islam yaitu semangat kebersamaan dalam membangun islam. Tinggalkan semua perbedaan kecil yang hanya menjadi polemik bagi kelangsungan persatuan umat islam. Kita adalah umat yang terpuruk. Sudah cukup segala penderitaan ini dan saatnya kita bangkit dan bersatu untuk kembali memperjuangkan dakwah islam yang akan menyinari lagi dunia kedamaian suatu saat nanti di saat dunia mendekati akhir.Wallahu’alam
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh