Kamis, 26 April 2012

Melihat Awal Kehancuran Bangsa Ini


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPwOZ3rwZgMFReoq8C3HtUwhMfBU2kmABRou15uyGc7mxw7wcWsmnsYydZly7NscTQ8OKs7jtClwqWJHCo3rQqlL38nneJIdobbRxdWKezGpd3D79jvYIWPq-wEwpYP-bd0PGxjDniNcJy/s1600/k1.jpg

MUKADIMAH :
              
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku, Zubair Bin 'Adi berkata, kami menemui Anas bin Malik mengadukan perihal al-Hajjaj bin Yusuf.

Anas berkata, "saya mendengar Rasulullah saw bersabda " tidak datang hari atau zaman bagi kalian melainkan setelahnya pasti lebih buruk daripadanya".

[HADIST MUSNAD AHMAD NO – 12373]

Dari  membaca hadits diatas kami terinpirasi untuk membuat kajian tentang berbagai perkembangan umat islam khususnya di indonesia ini dari jaman ke jaman yang justru bukan semakin membaik malah semakin buruk saja. Dari kenakalan remaja yang katanya “anak sekolahan”  namun tidak mencerminkan prilaku anak sekolah sudah tidak bisa dihitung lagi kasusnya,  lalu pejabat-pejabat penghianat yang korupsi bermiliar-miliar justru semakin liar, lalu semakin miskinnya bangsa ini dari ilmu maupun materi, yang kaya semakin tidak peduli dengan yang miskin, yang miskin hanya jadi korban kebuasan penguasa, yang alim semakin tertipu dengan ilmunya, yang bodoh semakin diperbudak kebodohannya dan kerusakan-kerusakan akhir zaman yang tidak bisa saya jelaskan satu persatu karena saking banyaknya.

Inspirasi dari membaca cerpen

Almarhum sastrawan Ali Akbar Navis, pengarang cerpen "Robohnya Surau Kami," suatu ketika pernah ditanya mengapa ia mengarang cerpen yang menghebohkan itu. Navis menjawab hal itu dilakukannya setelah mendengar cerita dari kawannya betapa malasnya orang Indonesia sehingga layak masuk neraka. Mendengar hal itu, Navis mulai merenung dan timbullah gagasan untuk menulis cerpen.  "Robohnya Surau Kami" memang sinis bahkan terkesan tragik melihat bagaimana Garin, sang penjaga surau, tokoh utama dalam cerpen itu akhirnya menggorok lehernya sendiri dengan pisau.  Ia shock berat mendengar cerita si tukang kaba yang tak jelas itu.

Cerpen itu sesungguhnya merupakan kritik terhadap budaya Indonesia.  Dan, saya rasa, hal itu masih relevan hingga kini.  Navis mengkritik budaya masyarakat Indonesia yang malas bekerja, suka bertengkar (seperti para elit politik dan ekonomi kita hari ini), dan hanya pandai bicara saja (juga seperti elit politik dan ekonomi kita hari ini, termasuk kaum intelektual). Tukang kaba yang dikisahkan dalam cerpen itu menceritakan bahwa orang Islam yang kerjanya hanya sholat dan ibadah tetapi tidak melakukan amal sosial dan kemanusiaan tak layak masuk surga dan akan dimasukkan ke neraka.  Tuhan tidak senang dengan orang-orang yang terlalu senang memuji-muji diri-Nya sementara dia adalah seorang yang dibutuhkan ilmu dan peranannya  dimasyarakat hanya sibuk dengan ‘egoisme’ diri sendiri seakan-akan terkesan “yang penting gue masuk surga orang lain bukan urusan gue”. Padahal rasulullah telah mengatakan “tidak beriman salah seorang diantara kalian sebelum mencintai saudaranya (semua orang islam, terutama disekitarnya) seperti mencintai dirinya sendiri”. 


Padahal Allah sendiri tidak gila pujian atau disembah tapi justru manfaat dari amal kepada-Nya itu bermanfaat untuk dirinya sendiri baik didunia maupun diakhirat. Bukankah Allah itu adalah Maha tidak membutuhkan Hamba-Nya. Lalu kenapa banyak diantara kita yang tidak mengerti? Apakah itu artinya ilmunya cuman ‘nyangkut’ dikerongkongan  saja (cuman sekedar hafalan) tidak merasuk kedalam hati yang terdalam. Kalau begitu mana bukti ilmu yang katanya kita itu harus beribadah dengan “habluminallah dan habluminannas”?

Penulis cerpen itu juga mengkritik keberagamaan yang lahiriah simbolik tetapi lupa melakukan amal sholeh.  Amal sholeh tidak terbatas pada sedekah pada masjid, tetapi seluruh tindakan yang mendatangkan kebaikan bagi sesama. Hebatnya, Navis menulisnya di era 50-an di masa Orde Lama di masa Presiden Soekarno.  Kritik Navis itu masih relevan hingga kini.  Bangsa kita suka bertengkar sesamanya, hanya pandai bicara, malas bekerja, sementara kekayaan alam kita diangkut ke negeri asing.  Perusahaan-perusahaan asing mengeksplorasi kekayaan alam kita dengan murah sementara para politisi kita masih berdebat soal ideologi dan politik dagang sapi.  Bangsa kita kian centang perenang karena konflik yang tidak ujung di antara elit politik dan intelektual kita. 


Sejenak saya merenungi apa yang ditulis oleh A.A Navis. Ternyata setelah puluhan tahun kondisi kita tidak berubah. Kondisinya mungkin makin buruk. Saat ini bangsa Indonesia tenggelam dalam isu radikalisme, fundamentalisme, dan terorisme. Kita termakan isu-isu yang dilabelkan oleh negara-negara asing. Sementara kondisi mental anak negeri semakian parah. Narkoba, seks bebas, tawuran pelajar dan pemuda, premanisme, dan kenakalan remaja kian meningkat.  Bahkan sudah mencapai level puncak yang terhebat sehingga sulit dikendalikan oleh pemerintah model apapun juga. Bisa dibilang kita tinggal menunggu kiamatnya indonesia.

Berikut berbagai fenomena kerusakan yang semakin banyak dinegri kita ini yang saya rangkum dari berbagai sumber :

1.       KENAKALAN “ANAK SEKOLAH” DAN GAGALNYA PENDIDIKAN

Saat ini, tidak ada lagi penjajah namun kenyataannya kita semakin terjajah moral akhlaqnya. Kita sudah lama merdeka tentu saja, namun ternyata pendidikan juga belum membuat kita semua merasakan kemerdekaan itu. Jika kita lihat, jumlah sekolah sudah berpuluh, beratus, atau bahkan beribu kali lipat dari jumlah sekolah jaman Belanda. Jumlah sarjana di Indonesia saat ini jauh lebih banyak dari lulusan SMA jaman Belanda, tetapi, kenapa semakin banyak pula rakyat yang belum merdeka?. Apakah benar-benar tidak ada kesadaran dari orang-orang pintar di negeri ini bahwa tugas mereka belum selesai ketika mereka lulus sekolah dan sukses menjadi “kaya”?

Belum lagi kenakalan remaja yang semakin membumi, seakan sudah menjadi topik tren masa kini bahkan dijadikan topik makalah tingkat nasional. Namun makalah tetap saja makalah, dibuat hanya untuk dilombakan bukan untuk dijadikan solusi pemecahan. Miris melihat mahasiswa saat ini yang lebih suka pesta dan hura-hura. Terbiasa hidup nyaman di tengah keluarga, dan hanya bisa menghabiskan kekayaan orang tua. Lihat saja sekarang Jakarta yang penuh sesak. Mobil-mobil tiap tahun bertambah banyak. Pembangunan gedung bertingkat dan apartemen bertambah pesat. Orang hilir mudik menggunakan gadget elektronik beaneka rupa yang saya sendiri tak tahu entah itu apa. Padahal, tak jauh dari pemandangan itu seorang anak yang mengais sampah cuman untuk ngisi perut lapar. Belum lagi jika kita melihat bagaimana nasib saudara-saudara kita yang tinggal di tepi timur negeri (papua). Bagaimana bisa negeri dikatakan merdeka jika pendidikan tidak mampu menjadi solusi bagi kesenjangan sosial yang luar biasa. Apakah ini artinya pendidikan indonesia bisa dinyatakan telah gagal.?

Kalau saya melihat kenyataan sekarang ini justru remaja anak sekolah yang lebih rusak daripada anak-anak yang tidak berpendidikan di sekolah. Kalaulah anak tidak berpendidikan lalu melakukan hal yang dianggap merusak dan kriminal hal itu tentu bisa dianggap “wajar” karena memang belum pernah diajari aturan-aturan ini dan itu. Tetapi kenyataannya yang rusak moral luar dan dalam (rusak pikiran dan rusak fisik) ternyata adalah anak-anak yang pernah mengenyam pendidikan di Sekolahan.
Jika kita membandingkan lagi dengan anak tidak berpendidikan justru moralnya lebih baik yang belum atau tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali karena keterbatasan materi. Mereka anak-anak yang tidak sekolah kadang saya menemukan mereka lebih tahu tentang kewajiban sholat karena saya pernah melihat ada seorang anak pengemis pada waktu adzan terdengar buru-buru pergi ke musholla untuk menunaikan ibadah sholat dhuhur.  Dan mereka kadang ada juga yang mengatakan “saya lebih baik tidak sekolah daripada orang tua saya kerepotan membiayai sekolah saya”. Mereka lebih mementingkan orangtuanya daripada hak pribadi mereka. Bukankah ini akhlaq yang sangat mulia padahal mereka tidak pernah mengeyam pendidikan sama sekali. Bahkan ada juga saya mendengar seorang bocah yatim berusia 6 tahun merawat ibunya yang sakit lumpuh sendirian karena dia tidak punya adik dan ayahnya sudah meninggal, bukan hanya itu ! dia juga menggantikan ibunya memasak nasi (bahkan sehari-hari makan nasi tanpa lauk), mencuci baju, menyapu rumah dan segala macamnya sendirian. (lihat videonya kisah ini), setelah saya melihat video ini, tak terasa air mata saya mengalirrrr....

Lalu bagaimana dengan keadaan anak sekarang yang keadaannya kecukupan dan kedua orangtuanya masih hidup dan bisa bersekolah?. Jika dibandingkan dengan remaja-remaja sekarang yang sudah mengenyam pendidikan sekolah ternyata prilakunya 180 derajat bertentangan dengan moral sebagai seorang pelajar. Pamit ke Sekolah bukannya belajar tapi malah membolos untuk pacaran dialun-alun lalu ketangkap polisi karena curiga ada anak berbaju seragam sekolah duduk-duduk santai berduaan pada saat jam sekolah. Lalu disekolah hanya disuruh belajar saja tidak mau, padahal seluruh biaya sekolah sampai uang saku ditanggung oleh orangtuanya. dia sendiri hanya suruh duduk khusyuk sambil mencerna semua pelajaran dari gurunya. Malah ada yang gurunya menerangkan malah ada seorang murid yang keliatannya khusuk menghayati pelajaran sampai kepalanya merunduk-runduk, lalu didatangi gurunya dikira ngantuk eeee. ,ternyata malah sedang asyik sms sama pacarnya atau lebih parah sedang asyik nonton film parno di Hpnya, naudzubillah

 Kalau pas ulangan umum banyak pelajar sudah belajar “korupsi” (pantesan banyak pejabat korupsi lha wong waktu dulu sekolah sudah belajar korupsi ... hahaha:D). Korupsi disini yaitu nyontek rame-rame satu kelas. ada yang pakai catatan kecil diselipkan disakunya, lalu ada yang langsung menayakan jawabannya ketemannya, ada pula yang dituliskan di telapak tangan, lalu yang lebih parah ada yang membakar buku pelajarannya dicampur air dan diminum, itu namanya menelan ilmu mentah-mentah ..hahahaha :D. Benar-benar hal konyol yang tak sepantasnya dilakukan oleh anak yang sekolah.

 Lalu ada berita juga tahun 2011 kemarin, tentang Ujian Nasional disuatu sekolah dengan melakukan legalisasi nyontek massal. Bukankah itu artinya guru-guru sekarang sudah mengajarkan pendidikan yang serba ngawur kepada muridnya?. Dan bahkan malah kemarin ada orang tua murid yang bijak protes kesekolah karena kejadian ini tapi pihak sekolah justru malah bilang “dasar orang tak tahu diuntung”. Inilah pendidikan kita sekarang. Bagaimana mau anak sekolahnya jadi anak baik dan penurut lha wong gurunya saja orang rusak alias kaum intelek (pendidikan sarjana) yang pinter keblinger. Cuman pinter di mulut tapi kenyataannya orang bodoh yang mata duwitan. Menghalalkan segala cara untuk meluluskan muridnya dan tujuannya supaya sekolahnya ‘laris’, supaya banyak orang yang menyekolahkan anaknya disekolah itu. 

Lalu lain lagi keadaan anak sekarang sesudah pulang sekolah, biasanya kalau kebiasaan anak sekolah dulu yang disiplin, pulang sekolah tidak berani belak-belok (tidak mampir-mampir), kalau mau main ya ganti baju dulu dan jika bermain paling main bola di lapangan,  main kelereng, main layang-layang, main petak umpet dan sebagainya atau anak yang rajin habis pulang sekolah kadang membantu orang tuanya di sawah. Lain sekali dengan anak ABG sekolahan jaman modern ini. Sepulang sekolah ada yang mampir ke warnet dulu main game, ke tempat PS, nongkrong dialun-alun, pacaran ditempat umum (ditaman / dialun-alun), atau ngrokok-ngrokok dipinggir jalan supaya dilihat orang sebagai preman sekolahan lebih buruk ada yang mampir ketempat sepi lalu mabuk-mabukan dan narkoba. Dan juga tak kalah parahnya mampir ke warnet lalu berbuat mesum (benar-benar sudah hilang rasa malunya abg sekarang). Bahkan ada yang tawuran sampai meninggal (ckckckck) , yah maklum,  kalau dulu anak sekolah tawuran cuman pakai kaki sama tangan kosong kalau sekarang, dijaman modern tawuranpun sudah berkembang dengan membawa peralatan “militer” yang lengkap hehehe. ... liat aja tuh beritanya. Ada yang bawa pedang, sabit, gir motor, kunci inggris, palu, tang, catut, gergaji, kapak, mesin bor (kalau dilihat kayak anak bengkel atau kuli bangunan, tapi ternyata anak tawuran hehehe), bahkan sampai rel kereta apipun kalau bisa dibawa akan mereka bawa untuk tawuran kali ya .. hahaha tambah ngakak dah .... eits belum sampai disitu malah ada yang nyewa bis kota untuk berangkat rame-rame tawuran satu sekolah ... hahahaha gak percaya ? liat aja gambarnya dibawah ini. 


Wah-wah di Indonesia ternyata disekolah bukan diajarin budi pekerti yang baik namun malah diajarin “persiapan perang dunia ketiga” kali ya ... hehehe. Sampai-sampai diibaratkan  bis sekolah jadi kayak ‘keliatan’ tank perang. Lalu alat tulis ‘keliatan’ kayak pistol. Sedangkan buku jadi ‘keliatan’ kayak bomb rakitan ... baju seragamnya seakan-akan bukan warna biru muda abu-abu lagi tapi ‘keliatan’ kayak seragam TNI ... hahaha ....lalu gurunya ‘keliatan’ kayak komandan militer .... hahaha ngakak terus dah.  Ya begitulah gambaran remaja sekolah sekarang ini. Belajar aja udah gak bener. Dari nyontek, tidak memperhatikan guru yang mengajar malah nonton porno sampai penyalah gunaan alat-alat praktek. Liat aja tuh buktinya mereka para remaja yang kebanyakan anak sekolahan sudah bisa menyalah gunakan fungsi alat-alat bengkel dan pertukangan untuk tawuran. Malahan ada kata plesetan mereka itu ‘terinspirasi’ perang dunia ke-dua  dalam pelajaran pelajaran IPS Sejarah disekolah sehingga mereka “praktekan” diluar sekolah yang disebut dengan tawuran itu tadi.. hahaha :D.

gb.3 seperangkat "alat militer" untuk tawuran
 Dan kalau kita melihat anak tidak berpendidikan menelan racun lalu mati kita anggap itu termasuk ‘wajar ‘ karena tidak tahu yang diminum itu racun. Lalu kalau kita melihat anak-anak sekarang banyak yang mengkonsumsi narkoba dan obat-obat terlarang yang justru dampaknya lebih berat daripada orang yang minum racun tadi, apakah kita tidak heran juga padahal sekarang ini telah banyak sosialisasi tentang bahaya narkoba dari acara-acara seminar sampai poster-poster yang ditempel ditembok-tembok ternyata tidak ada pengaruhnya sama sekali.
Lalu contoh yang kedua. Kalau anak-anak jaman dahulu bermain "rumah-rumahan" (bermain sandiwara ala bocah) kalau anak sekarang bermain rumah-rumahan beneran karena sudah sampai melakukan hal mesra dan mesum diluar nikah. Bukankah kita sekarang ini telah banyak mendengar, bahkan sampai bosan mendengar berita-berita tentang kasus remaja-remaja yang berzina. Bahkan tidak hanya dilakukan ditempat tertutup semacam Wc umum atau kebon atau dikamar tidur rumahnya. Tapi mereka sudah berani melakukannya ditempat-tempat umum semacam taman, lapangan bola, kereta api, kolong jembatan, dipasar, di terminal dan dihalte, dan tempat umum lain. Bahkan adegan mesum mereka sampai direkam secara sukarela lalu dikomersialkan secara gratis lewat internet . Jadi secara kasar bisa dibilang kalau remaja-remaja indonesia itu sudah bisa “berwiraswasta” memproduksi film porno yang menyaingi produk film-film seronok buatan hollywod dari luar negri hanya dengan bermodal kamera HP, benar-benar kemajuan  jaman yang menghancurkan mental dan spiritual anak sekarang. Jumlahnya bukan hanya satu atau dua bahkan jumlah itu ribuan video kayak gitu yang pemeran utamanya adalah anak sekolah usia belasan. Bahkan anak-anak seusia kelas 5 SD pun melakukannya sampai hamil. Benar-benar hal yang sampai tidak masuk akal bila dipikirkan. Anak-anak yang masih ingusanpun sudah bisa melakukan hal keji seperti itu dijaman edan ini. Bahkan lebih edan lagi bisa sampai hamil. Padahal kalau dipikir anak remaja putri di indonesia ini pada jaman dulu mulai mengalami menstruasi / usia baligh sekitar umur 15-an. Beda dengan anak sekarang yang anak kurang dari 9 tahun saja sudah bisa menstruasi. Bukankah artinya anak sekarang itu juga telah mengalami pendewasaan dini?. Buktinya anak se-usia kelas 5 SD bisa hamil. Memang sekarang jaman sekarang ini sudah edan dan terbalik, jadi kalau yang ikutan edan bakal edan beneran.!!
Siapa yang tidak heran dengan kenyataan ini?. Yang pasti orang yang rusak akalnya saja yang tidak heran. Karena justru orang yang tidak sekolah akhlaqnya jauh lebih baik daripada anak yang sekolah.
Belum lagi jika membicarakan dampak akibat perbuatan zina ini, faktanya benar-benar sangat mengerikan. Menurut sebuah media informasi tercatat oleh ahli reproduksi tercatat bahwa di indonesia telah tercatat jumlah aborsi sekitar 2,5 Juta pertahun. Kata mereka kemungkinan dari sebab akibatnya adalah semakin terbukanya perilaku remaja dalam berpacaran karena longgarnya pengawasan orang tua dan keluarga. Menurut para remaja sekarang, berhubungan seks pada zaman modern sekarang ini tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang suci atau sakral lagi. Jika ada kesepakatan dari si pria dan wanita melalui pemanasan (pacaran) terjadilah yang namanya hubungan badan. 
Inilah dampak dari anggapan bahwa pacaran itu halal dan anggapan bahwa pacaran itu boleh-boleh saja dengan alasan pendekatan sebelum menikah, sungguh alasan yang sangat buruk tidak bisa diterima oleh akal sehat apalagi merujuk kepada hukum Islam. Renungkanlah saudaraku, dua juta lima ratus ribu janin manusia dibunuh secara sia-sia oleh orang tua mereka yang berumur belasan dan masih pola pikirnya yang sangat cetek dari akibat prilaku keji yang disebut perzinaan  yang mereka lakukan . Ingatlah konsekuensi diakhirat sangat berat. Jika para pelaku zina bisa merasa bebas dengan konsekuensi dari tindakan kejinya, karena memang sekarang ini hukum sudah bisa dijual beli. Dan apalagi  jaman sekarang syari’at islam sudah tidak ditegakkan lagi. Maka jangan harap para pelaku zina dapat bebas dari siksaan azab yang sangat mengerikan di Akhirat. Di dunia silahkan hirup udara sebebas bebasnya sebelum udara yang menghancurkan alat pernafasan anda hirup di neraka nanti.!!!
Jika Islam mengharamkan pacaran maka memang sepantasnya begitu. Karena pacaran itu merupakan hal yang paling mendekatkan kepada zina. Bahkan telah “disindir” oleh Allah dalam al-Qur’an surat al-Isra’ Ayat 32 yang berbunyi :

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(Al-Isra’ ayat 32)

Begitulah, Allah telah melarang mendekati zina. Baik itu pacaran, sms-an, facebookan, pandang-pandangan, nonton film porno, melihat majalah seronok, melihat aurot perempuan yang tidak berjilbab dengan sengaja, dan sebagainya semua itu merupakan pemanasan / permulaan dari terjadinya perzinaan. Jika mendekati zina saja sudah haram (bahkan dalilnya langsung dari Qur’an) apalagi perbuatan perzinaan itu sendiri tentu saja lebih haram lagi. Bahkan secara syari’at islam orang yang terbukti melakukan perzinaan dan sudah menikah (zina muhson) maka hukumannya adalah dirajam sampai mati. Jika belum menikah maka hukumannya dicambuk 100 kali setelah itu diasingkan (dibuang) keluar daerah sebagai hukuman dan hinaan bagi pelanggar syari’at. Hal tersebut merujuk pada dalil Qur’an dan sunnah berikut ini :

Dalil tentang hukuman pezina yang belum menikah :

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 2)

Dari hadits :
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rosululloh saw pernah memberikan hukuman kepada orang berzina (belum menikah) dengan hukuman di buang (diasingkan) satu tahun dan pukulan (cambuk) seratus kali."(HR Bukhori)

Dalil tentang hukuman bagi pezina muhson / sudah menikah :

Rosulullah saw pernah menanyakan kepada seorang laki-laki  yang mengaku berzina,"Apakah engkau seorang muhshon (yang sudah menikah) ? Orang itu menjawab,"YA". Kemudian Nabi bersabda lagi,"Bawalah orang ini dan rajamlah."(HR. Mutafaq’alaih)

Melihat kenyataan yang mengerikan itu yaitu aborsi 2,5 juta pertahun oleh para pezina. Itu baru yang diperkirakan belum lagi kasus-kasus perzinaan yang tidak terekspos oleh media pasti jumlahnya jauh lebih besar lagi. Karena maksiat seperti itu ibarat gunung es, yang kelihatan cuman pucuknya sedangkan yang tidak kelihatan sangat besar. Jika merujuk kepada hadits nabi maka hal ini adalah pertanda kiamat maka kita patut waspada dan selalu mendekatkan diri kepada Allah supaya kita selamat dari kerusakan-kerusakan ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhori yang berbunyi 

Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)

3. PENYAKIT KETIDAKPEDULIAN SOSIAL KIAN MERAJALELA

Orang miskin ada di mana-mana bahkan banyak orang yang tinggal kulit dan tulangnya saja karena berbulan-bulan hanya bisa makan sekali atau dua kali, sementara orang kaya raya sibuk membelanjakan hartanya untuk hal yang tidak berguna (semacam pergi ke diskotik, bar, tempat judi, bahkan ke tempat pelacuran, nonton bioskop, melancong keluar negri , belanja ke mal-mal sementara dagangan rakyat kecil dipasar tidak laku,  membeli mobil mewah tidak kurang dari 7 mobil, gonta-ganti Hp merk terbaru, beli pakaian serba mahal dan modis ter-update, lalu membuang-buang sisa nasi yang baru dia beli dari restoran mahal sementara ada orang miskin yang berhari-hari tidak makan, dan prilaku boros lain yang seabrek saya sampai kekurangan akal untuk menjelaskannya).
Lalu banyak remaja-remaja kurang akal sibuk menghabiskan uang sakunya untuk main game sehari bisa habis lebih dari 25 ribu mereka setorkan ketukang penjaga warnet,  bahkan ada juga yang cuman untuk nonton tiket konser artis  yang harganya lebih dari 2 juta dibeli juga (mau tahu beritanya klik disini). sementara mereka tidak peduli banyak anak-anak orang miskin tidak bisa sekolah bahkan rela mengemis untuk mengisi perut yang kosong.
Sementara juga elit-elit agama (baca: ulama, ustadz, dai, muballigh) masih sibuk berdebat soal negara Islam dan kuman-kuman sipilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) yang tiada ujung namun semakin menyibukkan diri mereka kedalam hal tidak perlu dan lalai akan hal yang lebih perlu yaitu tentang ancaman kerusakan moral yang merupakan faktor utama kehancuran sebuah peradaban manusia .  Sungguh perdebatan yang tidak produktif.

Sudahnya saat kita mengaca diri. Berbenah dan intropeksi.  Allah SWT  tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kalau bangsa itu tidak mau mengubahnya.  Dibutuhkan solidaritas kolektif (ukhuwah ijtimaiyyah) antar anak bangsa untuk keluar dari masalah ini.  Permasalahan kita makin banyak, makin kompleks dan membutuhkan kerja sama seluruh anak bangsa.  Kaum Muslim pun dituntut melakukan muhasabah dan kerja keras demi membenahi diri. Janganlah kita pertajam konflik yang akan membuat dahi berkenyut dan memusingkan kepala saja.

Coba lihat China, negara komunis-atheis itu.  Tahun 1970-an pasa kematian Mao Tse Tung elit-elit politik China terlibat konflik politik di antara mereka sendiri.  Namun Deng Xiao Ping mengambil langkah maju dengan menyatukan mereka demi kemajuan dan pembangunan China.  Elit-elit politik China akhirnya lebih mementingkan masalah kebangsaan daripada kepentingan diri dan egoisme mereka sendiri. Sedangkan kita adalah bangsa yang ber-Tuhan, beragama, dan mengaku memiliki Pancasila.  Bukankah mestinya kita malu pada China.

Jangan sampai kita seperti Filipina yang elit-elit politiknya sibuk bertikai.  Filipina kini digolongkan sebagai negara gagal.  Sebelum terlambat mari benahi diri dan tingkatkan kerja sama demi negeri tercinta. Insya Allah kita akan maju.

4. PENYAKIT “PINTER KEBLINGER” SEMAKIN MUTER-MUTER [SEMAKIN HEBAT]
Kita  banyak melihat jaman sekarang orang tamat dari sekolah atau pesantren bukan menambah pintar, tetapi menjadi sok pintar. Dia pandai baca, pandai nulis dan pandai ngitung. Tetapi dia bodoh terhadap Tuhannya dan agamanya, dia hanya menganggap bahwa ilmu itu adalah Tuhannya bukannya Ilmu itu dijadikan sarana menuju Tuhan. Agama sebagai bahan pencari duit bukan sebagai pencari amal. Lalu para motivator berdasi lebih disegani daripada orang alim dan sebagainya.
Lalu Apabila kita memperhatikan hadits-hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mengenai berbagai fitnah yang bakal terjadi di akhir zaman, maka kita sungguh sangat khawatir, sebab isinya menggambarkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Tetapi apabila kita refleksikan hadits-hadits tersebut kepada situasi dan kondisi dunia modern dimana kita berada saat ini, maka kekhawatiran kita semakin menjadi-jadi. Mengapa? Karena tidak sedikit hadits tentang fitnah-fitnah di akhir zaman yang mendeskripsikan secara tepat situasi dan kondisi dunia modern dimana kita berada saat ini..!

Sebut saja misalnya hadits di bawah ini:
"Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan.” (HR Bukhari) 
Banyak orang barangkali tidak sependapat mengatakan bahwa hadits di atas menggambarkan kondisi dunia modern. Mereka malah memandang dunia modern saat ini sebagai dunia sarat kemajuan ilmu-pengetahuan dan teknologi. Padahal yang dimaksud oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم ialah diangkatnya ilmu dienullah (agama Islam) bukan ilmu menyangkut urusan keduniaan. Dan makna kebodohan ialah keawaman masyarakat terhadap ilmu agama. Nabi صلى الله عليه و سلم tidak mengatakan bahwa era fitnah di akhir zaman akan tampil dalam bentuk kemunduran ilmu-pengetahuan dan teknologi. Untuk itu kita mendapati hadits lainnya yang memperjelas hadits di atas:

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba-hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan".(HR Bukhari) Shahih

Jelas hadits di atas mengarahkan perhatian kita kepada diangkatnya ilmu yang dikuasai oleh para ulama. Dan itu tentunya adalah ilmu agama. Sedemikian mengkhawatirkannya keawaman dan kebodohan masyarakat akan ilmu agama sebagai akibat diwafatkannya para ulama, sehingga Nabi صلى الله عليه و سلم memprediksi akan munculnya orang-orang bodoh yang dijadikan tempat bertanya dan berfatwa. Dan ketika mereka berfatwa, maka mereka berfatwa tanpa ilmu agama. Akibatnya fatwa yang dihasilkan bersifat sesat dan menyesatkan ummat, demikian kata Rasulullah صلى الله عليه و سلم ..!
Contoh kecil saja , baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita sepasang lelaki gay mengaku muslim yang dinikahkan oleh seorang Imam masjid yang juga gay. Padahal Rasulullah melaknat keras perbuatan bodoh itu . Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda: “Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual), maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“(HR. Abu Dawud) Shahih. 

Demikian pula kita dibuat prihatin saat mendengar adanya salah satu Lembaga Tinggi negara di negeri ini yang mengeluarkan keputusan hukum membenarkan bahwa jika anak dari hasil di luar pernikahan (baca: hasil zina) dapat dibuktikan melalui teknologi modern bahwa ia secara genetis merupakan anak seorang lelaki tertentu, maka ia berhak dinisbatkan kepada nasab keturunan lelaki tersebut dan berhak menjadi ahli-warisnya. Astaghfirullah al-‘adzhiim..! 

Sedemikian merebaknya kebodohan akan ilmu agama sampai-sampai orang-orang yang dianggap memiliki ilmu agama secara formal-akademis dengan mudahnya terjebak faham sekularisme. Sebuah faham yang memisahkan urusan agama dengan urusan kehidupan yang mencakup politik, sosial, ekonomi dan hukum. Mereka menyetujui faham yang bersumber dari kaum kafir tersebut. Mereka membenarkan bahwa urusan agama hanya berlaku pada private sector (ruang lingkup pribadi), sedangkan untuk public sector (ruang lingkup publik) dapat diatur dengan berbagai faham, ideologi dan ajaran selain Islam.

 Untuk urusan politik pakai paradigma demokrasi dan praktek machiavelli, ekonomi pakai kapitalisme dan praktek ribawi, hukum pakai man-made laws (hukum produk manusia) yang tidak kunjung dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat. Para doktor, master dan sarjana agama Islam tersebut seolah membenarkan opini yang mengatakan bahwa ajaran Islam tidak cukup lengkap dan sempurna untuk menata segenap sendi kehidupan. Ajaran Islam hanya lengkap dan sempurna untuk urusan ibadah ritual-formal seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Tidak untuk urusan selain itu. (eramuslim.com)

5. ORANG “GOBLOK” JADI PEMIMPIN DAN PANUTAN

Hadits lainnya yang juga sangat tepat menggambarkan kondisi dunia modern jahiliyah saat ini ialah sebagai berikut:
"Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang amanah dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara." Lalu beliau ditanya, "Apakah Ruwaibidlah itu?" beliau menjawab: "Orang-orang bodoh yang mengurusi perkara umum.“ (HR Ibnu Majah) Shahih 

Dalam dunia jahiliyah modern kita menyaksikan bagaimana orang yang memiliki karakter jujur dan amanah justeru didustakan dan dikhianati. Sebaliknya pendusta dan pengkhianat malah dibenarkan dan diberi jabatan serta diangkat menjadi pemimpin masyarakat. Orang yang justeru dengan jujur dan lantang menyuarakan pentingnya tauhid dan penegakkan hukum Allah dipandang sebagai pengacau stabilitas nasional. Sedangkan para pendusta agama Allah dan pengusung faham kafir sekularisme dan pluralisme justeru dinilai sebagai seorang yang berwawasan luas, berpandangan jauh ke depan dan mengikuti perkembangan zaman. Fihak yang mentaati Allah dalam perkara mengingkari thaghut (Toghut adalah sesuatu yang ditaati selain Allah) didustakan oleh masyarakat, sedangkan mereka yang ber-musyarokah (bekerjasama dan berpartisipasi) dengan thaghut malah dibenarkan. Padahal mengingkari thaghut merupakan salah satu rukun pokok aqidah tauhid:

 “Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” (QS Al-Baqarah 256).

Sungguh berat hidup di zaman merebaknya kebodohan dan kedustaan akan dienullah. Inilah zaman jahiliyah modern dimana fitnah-fitnah meneylimuti dunia sehingga dunia menjadi laksana sepotong malam yang gelap-gulita.

"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang lelaki dalam keadaan mukmin, lalu menjadi kafir di sore harinya. Di sore hari seorang lelaki dalam keadaan mukmin, lalu menjadi kafir di pagi harinya. Dia menjual diennya (agamanya) demi memperoleh kenikmatan dunia." (HR Muslim) 

6. FENOMENA “BERJUALAN AGAMA”

Daripada Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda; "Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual dan menggadaikan agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat, hati yang lebih pahit daripada empedu.
 
Allah swt. Berfirman kepada mereka, "Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)".
(H.R Tirmidzi)

Penjelasan :

Golongan yang dimaksudkan di dalam Hadits ini ialah orang-orang yang menjadikan agama sebagai alat untuk mendapat keuntungan dunia. Mereka rela menggadaikan agama untuk meraih keuntungan dunia. Dan apabila bercanggah kepentingan dunia dengan hukum syarak mereka berani mengubah hukum Allah dan memutarbelitkan kenyataan. Mereka juga pandai mengemukakan hujah-hujah yang menarik dan alasan-alasan yang memikat hati, tetapi sebenarnya hujah-hujah dan alasan tersebut hanya sernata-mata timbul dari kelicinan mereka memutarbelitkan kenyataan. Mereka menipu orang lain dan juga menipu diri mereka sendiri.

Mereka akan dilanda kekusutan pemikiran yang sangat tajam sehingga orang alim yang banyak pengalaman pun akan kehabisan akal dan buah fikiran. Mereka menghadapi masalah-masalah yang meruncing dan akan menemui jalan buntu dalam permasalahan yang dihadapi.

Fenomena Menjual Agama Melalui Tayangan Religius
Fenomena komersialisasi agama atau agama diperjualbelikan untuk keuntungan semata sekarang  ini tercermin pada tayangan-tayangan televisi seperti sinetron religius dan tayangan lainnya.
Hal itu disebut juga Komodifikasi agama Islam. yaitu komersialisasi Islam atau mengubah keimanan dan simbol-simbolnya menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan. Lagi pula tayangan sinetron religi itu tidak memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat karena tidak semuanya bisa dikatakan religius. Bahkan cuman bisa dikatakan sekedar “tradisi acara dibulan ramadhan”. Agama hanya sebagai “program acara” dan sebagai mesin pengeruk uang bukan sebagai alat untuk berbenah diri dan alat untuk menuju keselamatan dunia akhirat.
Lalu dalam tayangan pada media elektronik saat bulan puasa nilai keberagamaannya kurang begitu mendalam. Dalam konsep pendidikan Islam seorang pengajar juga harus menjadi suri teladan yang baik. Padahal masyarakat luas mengetahui bagaimana kehidupan seorang artis dalam kesehariannya yang serba glamour dan tidak mengenal aturan syari’at itu . Tapi malah sekarang bisa dianggap para pemain sinetron tersebut menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari bukannya Nabi Muhammad yang dijadikan uswatun hasanah. Tontonan jadi tuntunan, tuntunan jadi tontonan
Lagipula tayangan acara di TV menjelang buka puasa atau sahur, hanya bersifat hura-hura. Kalau ini dibiarkan bisa menjadi degradasi keluhuran nilai-nilai agama. Begitu pula dalam materi penyampaian nilai-nilai agama seperti ceramah disampaikan oleh orang ahli pidato bukan orang yang benar-benar paham agama. Ustadz-ustadznya pun seorang ahli lawak bukan ahli ilmu agama. Bukannya menasehati supaya benar-benar mematuhi perintah agama, tapi bagaimana caranya supaya ceramahnya laku “dijual” ke penonton.
Sebenarnya masih banyak fenomena lainnya yang belum saya jelaskan karena saya sudah kehabisan akal untuk menulis karena saking banyaknya keanehan dan kerusakan diakhir zaman ini. Semoga bermanfaat amiien
 Kesimpulan
-          Jangan mengaku muslim jika anda tidak peduli dengan nasib bangsa ini. Lakukanlah sesuatu walau hanya dengan menyebarkan tulisan ini.
-       Setelah Kita membaca berbagai fenomena-fenomena yang aneh diatas maka pantaslah Rasulullah SAW menyebutkan KEBANYAKAN PENGHUNI SURGA ORANG MISKIN karena pandai bersyukur setelah mengalami berbagai penderitaan didunia jiwanya tersadar  bahwa dunia ini hakikatnya penjara (penderitaan) bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Maka saya tidak heran jika melihat orang miskin justru ibadahnya lebih khusyuk dan ihlas daripada orang kaya.
-       Fenomena-fenomena aneh yang sulit dicerna akal pikiran sehat sekarang ini adalah termasuk tanda kiamat yang telah disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits-haditsnya. Maka tidak lain tidak bukan, Allah sajalah tempat berlindung dari segala fitnah dan kerusakan.
-       Cukuplah Keimanan sebagai kekayaan paling banyak dan cukuplah kematian dan hari kiamat sebagai Penasehat paling baik.
-       Tidak akan baik bangsa ini sebelum kembali kepada ajaran islam yang membuat orang dulu jaya.
-       Kita patut menyadari kelemahan kita sebagai manusia. Meskipun ilmu agama kita setinggi gunung namun seringkali justru membuat kita seperti orang yang “pinter keblinger” / pandai namun tertipu sendiri. Dan tak ada yang patut dibanggakan dari seorang ahli ilmu dengan orang bodoh melainkan amalan-amalannya.

Wallahu 'alam.

Media Rujukan:
-       Hanvitra Danan Jaya (surau.com)
-       Ihsan Tanjung (eramuslim.com)
-       Berbagai sumber dari internet
-       Software Qur’an dan hadits digital

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah