Sabtu, 11 Agustus 2012

Mutiara Nasehat No. 321-330

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kata mutiara nasehat ini Terinspirasi dari mutiara Qur'an , hadits dan perkataan ulama. jika ada yang salah mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Tujuan kami hanyalah semakin mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari ajaran agama islam. semoga bermanfaat amiien



321. Pahala mengiring jenazah muslim

"Barangsiapa yang mengiringkan jenazah orang Islam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, dan ia bersamanya sehingga jenazah itu dishalati dan selesai dikuburkan, maka ia kembali mendapat pahala dua qirath yang masing-masing qirath seperti Gunung Uhud. Barangsiapa yang menyalatinya kemudian ia kembali sebelum dikuburkan, maka ia kembali dengan (pahala) satu qirath."



(hadits rasulullah)



322. Takutlah kepada kemunafikan

'Tiada seorang pun yang takut akan hal itu (yakni kemunafikan) melainkan ia adalah orang mukmin yang sebenar-benarnya dan tiada seorang pun yang merasa aman akan hal itu melainkan ia pasti seorang yang munafik."



(hadits rasulullah)



323. Fasik dan kafir

"Mencaci maki orang muslim adalah fasik dan memeranginya adalah kafir."

(hadits rasulullah)


324. agama yang diridhoi-Nya hanya Islam


"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu daripadanya. "


 (Ali Imran : 85)


325.  Tanah larangan dan segumpal daging
Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya (dan dalam satu riwayat: kemaksiatan-kemaksiatan itu adalah tanah larangan Allah).
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati."


(Hadits Rasulullah)


326. keputusan dengan pertimbangan 


“Mengambil keputusan dengan pertimbangan (berpikir lebih dari dua kali sebelum memutuskan masalah) adalah menggunakan akal sehat. Sedangkan mengambil keputusan dengan tergesa-gesa adalah menggunakan hawa nafsu. Dan sesungguhnya tergesa-gesa adalah sifat syaiton.”

(ashabul muslimin)


327. Allah mengangkat derajat orang berilmu

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan"


(al-Mujaadilah: 11)


328. Bahaya menyiakan amanat 


“'Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat.' sahabat berkata, 'Bagaimana menyia-nyiakannya?' Beliau bersabda, 'Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat”

(Hadits Rasulullah)


329. 3 orang

"Maukah saya beritakan tentang tiga orang. Yaitu, salah seorang di antara mereka berlindung kepada Allah, maka Allah melindunginya; yang seorang lagi malu, maka Allah malu terhadapnya; dan yang lain lagi berpaling, maka Allah berpaling darinya."

(hadits rasulullah)


330. Golongan robbani

Ibnu Abbas berkata, "Jadilah kamu semua itu golongan Rabbani, yaitu (golongan yang) penuh kesabaran serta pandai dalam ilmu fiqih (yakni ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum hukum agama), dan mengerti atau memahami."



Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud "Rabbani"' ialah orang yang mendidik manusia dengan mengajarkan ilmu pengetahuan yang kecil-kecil sebelum memberikan ilmu pengetahuan yang besar-besar (yang sukar).



(Nasehat Sahabat Nabi saw)








Mutiara Nasehat No. 311-320

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Kata mutiara nasehat ini Terinspirasi dari mutiara Qur'an , hadits dan perkataan ulama. jika ada yang salah mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya. Tujuan kami hanyalah semakin mempermudah pemahaman kita dalam mempelajari ajaran agama islam. semoga bermanfaat amiien



311. Sifat baik sangka 

“Sesungguhnya kekalahan adalah berasal dari ketakutan dalam diri. Seseorang takan mampu mengalahkan musuhnya sebelum dia mengalahkan musuh dari dalam diri. Bagaimana mungkin kita akan menang sementara sebelum kita bertanding kita telah dikalahkan oleh diri sendiri yang tentu saja lebih sulit daripada musuh dari luar diri”.


“Oleh karena itu sifat optimis sangat dianjurkan oleh ajaran islam, karena sifat ini merupakan sifat yang dapat memotivasi diri untuk mengalahkan sifat pengecut”.
(ashabul muslimin)


312.  Nasehat yang bijak adalah...


“Nasehatilah dengan lembut karena hati manusia itu lunak jika sering menasehati dengan kasar maka hati manusia akan keras bahkan lebih keras daripada batu”.
"Seperti kucing yang dimanja pasti jinak sedangkan kucing yang digertak pasti lari".

(ashabul muslimin)


313. Sebab kebodohan


“kebodohan murid bukan semuanya kesalahan murid tapi ketidaksabaran guru adalah penyebab terbesarnya”.
(ashabul muslimin)


314. Lingkungan pendidikan mempengaruhi karakter

"orang yang dididik dalam lingkungan serba dimanja kehiduannya,serba dituruti keinginannya dan serba diiyakan kemauannya maka dia akan jadi  orang keras kepala, angkuh, egois,  dan kufur nikmat".


(ashabul muslimin)


315. Berawal dari mata

“Segalanya berawal dari pandangan mata, kemudian turun kepada hati, jika hati membenarkannya maka akan diproses ke otak kemudian berbuah perbuatan. Memang tak sepantasnya seorang mukmin mengumbar pandangan yang diharamkan karena perbuatan maksiat berawal dari melihat kemudian meniru. Apalagi yang hatinya rusak pasti mudah terpengaruh.

Dan rasulullah saw bahkan pernah berkata "pandangan mata adalah salah satu anak panah beracun di antara anak panah Iblis".


(ashabul muslimin)


316. Syirik adalah dosa paling besar 

“Hati-hatilah dengan dosa syirik sekecil apapun karena Allah berfirman ;

'Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya'."

 (Surat an-Nisaa': 48)

'Sesungguhnya syirik itu adalah benar-benar kezaliman yang besar.'

( Surat Luqman: 13)


(Nasehat Dari Qur’an)


317. Damaikan saudaramu yang bertengkar

"Apabila Dua Golongan Kaum Mukminin Saling Berperang, Maka Damaikanlah Antara Keduanya Itu" (surat al-Hujuraat : 9),

Dan karena Mereka Itu Tetap Dinamakan Kaum Mukminin.


(hadits Rasulullah)


318. Janganlah mempersulit diri

"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak akan seseorang memberat-beratkan diri dalam beragama melainkan akan mengalahkannya (membinasakannya). Maka, berlaku luruslah, berlaku sedanglah, bergembiralah, dan mintalah pertolongan pada waktu pagi, sore, dan sedikit pada akhir malam."

(hadits Rasulullah)


319. Balasan kebaikan dan keburukan

"Rasulullah saw bersabda, Apabila seseorang di antara kamu memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya ditulis untuknya sepuluh kebaikan yang seperti itu hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejelekan yang dilakukannya ditulis untuknya balasan yang sepadan dengan kejelekan itu."


(ashabul muslimin)



320. Istiqomah adalah ibadah terbaik

"Lakukanlah [amalan] menurut kemampuanmu. Karena demi Allah, karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan sehingga kamu sendiri yang bosan. Amalan agama yang paling disukai-Nya ialah apa yang dilakukan oleh pelakunya secara kontinu (terus menerus / berkesinambungan)."



(hadits rasulullah)




Senin, 06 Agustus 2012

Kerusakan Moral dan Kepunahan Massal Peradaban Bangsa Kita (Bag. 2)



Sebuah Cerita Tentang Budaya Negri

Anda mengenal ketapel ? bagi kita yang lahir sebelum tahun 90-an pasti mengenal. Bagi anak sekarang (generasi 2000 ke atas) mungkin istilah ini seperti istilah asing yang tak tahu menahu seperti apa bentuknya. Padahal itu adalah sebutan untuk mainan anak-anak jaman kita dahulu . Ketapel senjata mainanku yang paling memberikan kenangan terindah pada masa laluku yang tertinggal. Ketapel merupakan senjata asli budaya indonesia yang harus kita lestarikan karena jika tidak dilestarikan maka ketapel akan punah dan begitu juga dengan budaya bangsa asli Indonesia yang lainnya. Ketapel merupakan mainan masa laluku yang paling memberikan kenangan. ketika itu tahun 2003, aku dan  sahabatku  bermain ketapel disawah sambil berlari kesana kemari dipematang sawah, angin sepoi-sepoi dan langit cerah menandakandan musim kemarau dan saat  petani musimnya menanam tembakau. Di tengah suasana damai itu dihibur pula suara-suara gemercik air sungai disahut suara burung yang bermacam-macam.  Dan sejuknya pepohonan yang rimbun menambah damainya jiwa. Dan kurang lebih 10 tahun telah berlalu dari sekarang. Segala telah berubah dan segala telah hilang.  


Sekali lagi pada saat itu merupakan hal yang masih teringat dalam sebuah memori ingatan saya dan ketika itu aku masih kelas 5 sd. ketapel merupakan mainan anak militer-militeran yang diperlukan untuk membuat alat ini adalah hanya memerlukan kalep (bekas ikat pinggang), kayu bercabang dan karet pentil saja yang tidak harus menghabiskan uang lebih dari 2.000 rupiah dan berbeda keadaan jaman sekarang yang mainan harus membeli dari pabrik sehingga anak-anak kita menjadi orang tidak kreatif dan konsumtif. Dan dahulu, ada lagi yang bermain layang-layang, kelereng, petak umpet, main boneka kayu dan sebagainya.

Dan sekarang yang aku lihat anak-anak sudah tidak mengenal permainan penuh makna seperti itu. Tempat nongkrongnya saja sudah beda. Dahulu anak-anak nongkrong disawah, kebun dan lapangan kalau jaman sekarang mejeng pinggir jalanan, main kewarnet dan main ke tempat game bahkan yang remaja sudah kenal nongkrong dikafe dan tempat karaoke. Sungguh sebuah perdaban bangsa ini yang telah punah dan tergantikan peradaban baru dari barat.

Selain itu ada pepatah dari kakekku begini " Anak dulu mainannya buat sendiri, anak sekarang ditipu teknologi". entah kapan kita sadar bahwa dari budaya kecil saja kita tidak mau melestarikan apalagi budaya khas suku kita bangsa indonesia, bahkan menurut ahli pengamat budaya Generasi penerus kita tak ada yang menyukai budaya dari kita sendiri malah suka budaya barat yang merusak moral.

Tentu saja akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut tidak sedikit yaitu selain kita menjadi bangsa yang rusak moralnya, bodoh dan mudah diperbudak ternyata kekayaan kita berwujud beragam budaya juga banyak dirampok bangsa lainnya. Contohnya satu saja malaysia menganggap tari budaya pendet adalah murni budaya negara itu, padahal itu murni dari bangsa kita sendiri, kebanyakan yang tanggap dengan masalah ini hanyalah orang orang yang berkepentingan dengan masalah budaya seperti mentri budaya dan sebagainya itu saja kinerjanya sangat kurang karena tidak didukung oleh masyarakat, bukankah masalah ini adalah masalah kita bersama, seharusnya kita sadar ini adalah masalah yang harus ditanggapi oleh semua generasi penerus bangsa ini, akankah kita biarkan semua budaya murni kita yang merupakan salah satu kekayaan negara kita ini digerogoti oleh waktu di curi bangsa lain akhirnya kita dianggap menjadi bangsa yang tidak bermoral dan berbudaya oleh bangsa dunia.



Marilah kita mulai belajar bagaimana mengatasi masalah ini marilah dari sedikit demi sedikit kita perdalami budaya kita ini bagaimanapun caranya,marilah kita kurangi budaya barat yang semakin merusak moral dan menipudaya hati dan pikiran kita sehingga, ambil pelajaran positif saja dari budaya barat jangan sampai kitaterkena dampak negatifnya, walau semua itu sulit dihindari, tapi siapa yang akan menjaga semua itu kalau bukan kita sendiri para generasi muda penerus bangsa.

Sebuah Peradaban Bangsa Kita Yang Telah Punah

 Jaman modern adalah jaman kebebasan tanpa batas dan tiada mengindahkan nilai-nilai moralitas. Sebuah zaman yang penuh dengan perubahan sosial yang cepat. Dan sekarang ini  ternyata hidup itu tidak seindah dulu meski jaman telah maju.

Aku melihat dunia ini semakin sepi dari peradaban dunia anak-anak lugu, polos dan yang menyenangkan. karena kulihat sekitar Desaku anak-anak SD saja tak adalagi yang mau pergi kesawah untuk membantu orangtuanya apalagi yang dilingkungan perkotaan. Sehabis pulang sekolah langsung nonton TV, nge-game, atau sms-an pakai hp. Apalagi mereka yang sudah Remaja mungkin hobinya pacaran, main motor kesana kemari sambil ngebut mengganggu lalu lintas jalan raya, kalau tidak ya nongkrong dijalanan sambil mengisap rokok bahkan miras. Sepulang sekolah bukannya langsung pulang langsung belajar tapi mampir dulu ketempat PS, Warnet, dan tempat karaoke. Sungguh sebuah pemandangan yang buruk untuk generasi jaman sekarang jika ditinjau dari segi moralitas pelajar. Dan sebuah ironi adalah bangsa kita ini yang katanya muslimnya terbesar jumlahnya ternyata semakin hari semakin terpuruk saja.

Sekarang ini ! masihkah ada yang mau melestarikan budaya kita? Dalam hal kecil saja contohnya tentang bermain ketapel. Adakah sekarang anak-anak yang mainannya selain HP, adakah yang masih bermain ketapel atau permainan tradisonal lainnya? kalaupun ada itu paling lingkungan pedalaman yang terpencil dari peradaban modern. 

Dulu aku masih menemukan anak-anak bermain kelereng, mancing ikan, main layang-layang, main bakon, ketapel, petak umpet, lompat tali, main boneka dan permainan tradisional lainnya. Kini semua itu telah diambil alih oleh dunia teknologi modern. Dan saya telah mengambil sebuah kesimpulan  kasar bahwa generasi saya (generasi 90-an) adalah generasi anak-anak terakhir waktu itu yang masih bisa menikmati warisan budaya nenek moyang.  

Sungguh hal itu adalah sebuah dunia yang telah hilang ditelan zaman. Karena lingkungan seperti ini akan jarang kita temukan. Banyak hewan telah punah entah kemana, lingkungan banyak kerusakan, banyak adab-adab kesopanan diabaikan, kesenjangan sosial makin tajam, ketidakpedulian diperturutkan, banyak bahasa daerah musnah, banyak permainan tradisional diambil alih oleh permainan Game elektronik dan lain sebagainya. Ternyata kesimpulan kasar yang kedua adalah ada banyak peradaban dinegri ini yang telah sirna meskipun manusianya masih hidup namun hakikatnya jati diri mereka telah mati. 

Sungguh mengenaskan. Kita dipaksa menjadi budak-budak budaya barat yang tidak mencerminkan perilaku sebagai manusia yang berperikemansiaan, adil, dan beradab. Namun ternyata bukan pemaksaan yang terjadi sesungguhnya malahan sebagian besar malah bangga dengan produk dan budaya luar negri dan malu terhadap segala yang ada dalam daerahnya sendiri. Itu artinya malu menjadi diri sendiri dan sudah hilang jati diri bangsa ini !. Kesimpulan kasar yang ketiga adalah bangsa indonesia telah menjelma (malih rupa kata orang jawa) menjadi bangsa barat  meskipun bangsa kita keturunan asli pribumi tetapi perilaku dan sikap tidak mencerminkan orang pribumi.

Contoh kecil saja ada hal kecil yang membuat saya tertawa namun sedih yaitu anak-anak abg kita cenderung hafal syair-syair lagu barat dan fasih berbahasa ala barat, akan tetapi tak tahu sama sekali syair-syair lagu daerahnya sendiri bahkan bahasa daerahnya sendiri saja ada yang tidak mengerti !. Contoh kecil saja anak kecil jaman sekarang cenderung hafal lagu "pacarku ada lima" (lagu band dewasa) daripada "balonku ada lima" (lagu anak-anak).

Sampai kapan cerita ini akan berakhir. Apakah nantinya bangsa kita tinggal cerita tanpa sedikitpun berbekas peninggalan sejarahnya untuk warisan anak dan cucu kita. akankah bangsa kita ini meskipun mengaku sebagai muslim terbesar didunia akan berakhir tragis seperti kaum-kaum yang binasa seperti yang diceritakan dalam al-Qur'an. Yaitu kaum luth, kaum tsamud, kaum ad dan sebagainya yang hancur peradabannya karena berawal dari rusak moralnya dan tidak mau beriman dan bertakwa kepada Allah satu-satunya Tuhan mereka.


Bahkan Budaya Luhur Islam pun Ikut Punah

Sepertinya budaya bangsa indonesia, contohnya budaya Luhur ajaran Islam yang mengajari adab-adab yang luhur yaitu  ajaran Rasul terakhir akan lenyap dimakan waktu. Misalnya budaya mengaji sehabis maghrib, salim kepada orang tua sebelum pergi, mengucapkan salam dan sapa kepada yang ditemui, berbahasa yang sopan dan santun, patuh kepada guru dan membantu pekerjaan orang tua, kajian kuliah subuh dan sebagainya. Semua itu saya melihat telah hilang ditelan waktu tidak seperti jaman dahulu yang masih ramai anak-anak seusia SD sampai SMA sehabis maghrib pada mengaji di masjid atau TPQ. bedanya dengan jaman sekarang habis maghrib malah nongkrong di warnet atau di pinggir jalan dan bahkan jarang anak-anak yang pergi kemasjid apalagi sholat 5 waktu. Yang dilarang orangtuanya keluar rumah bukannya belajar buku malah mainan Hp (sms / chattingan).

Bila kita mau memperhatikan sebagian besar penyebabnya yaitu terjadi karena generasi penerus tidak mau melestarikan budaya kita dan lebih suka budaya bangsa lain khususnya budaya kebarat-baratan dengan segala gaya hidup yang glamour dan tidak mengenal adab dan kesopanan seperti gaya hidup hewan yang penuh dengan pemikiran materialisme, individualisme dan perusakan moral. Yang bercirikan "gengsi gede-gedean", misalnya pergi ke masjid gengsi ! main ke diskotik dibilang gaul, pergi mengaji dibilang gengsi ! main game online dibilang gaul,  berbahasa sopan gengsi ! berbahasa amburadul dibilang gaul,  belajar buku dibilang kuper ! nongkrong di pinggir jalanan sambil gitaran dibilang keren, berpenampilan sopan dibilang jadul berpenampilan seronok dibilang mengikuti tren zaman dan sebagainya !. Yang baik dibilang jelek yang jelek dibilang baik. Itulah tipudaya syaiton yang tidak kita sadari.

Hal itu terjadi karena generasi kita telah banyak terpengaruh oleh tontonan yang menjadi sebuah tuntunan yaitu sinetron televisi, atau media hiburan dan komunikasi seperti Hp dan Internet. Karena setiap hari setiap waktu, bahkan tak terlewat sedetikpun anak-anak kita sebagian besar menghabiskan waktunya didepan layar TV atau layar komputer dan Hape.  Ditambah lagi orang tua yang acuh tak acuh dengan pendidikan secara islami kepada anak-anaknya.

Lalu bagaimana dengan nasib mereka segelintir orang yang sedikit, yang masih peduli dengan budaya daerah sendiri dan budaya Islam khususnya. Tentu saja orang seperti ini akan seperti alien (makhluk asing) didaerahnya sendiri. Karena sendirian ditengah keramaian. Tiada berteman ditengah banyak orang. Lalu jika mereka menyampaikan nasehatnya kepada teman-teman atau masyarakat yang diperoleh hanya hujatan dan perkataan yang menyakitkan. Sebuah ujian yang menuntut kesabaran bagi para aktivis dakwah di era globalisasi ini. Belum lagi akan dikucilkan masyarakat sekitar dan sebagainya. Itulah jaman sekarang! yang jelek disanjung yang baik dicela!. 


Pengaruh Negatif Teknologi Dengan Moral Manusia

 Memang teknologi sekarang ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif dalah satu contohnya adalah kemajuan teknologi informasi dengan alat yang di sebut HP atau telepon genggam dahulu hp tidak secanggih sekarang ini dan fungsinya hanya untuk alat komunikasi dan yang mempunyai alat ini hanya orang tertentu. tapi kita bisa lihat sekarang jarang orang tidak punya alat ini dari anak yang masih balita sampai orang tua lapuk yang sudah bau tanah.


Hp yang sekarang karena kecanggihan teknologi dapat digunakan multifungsi dengan dengan fitur yang semakin canggih seperti kamera, pemutar music, dan fitur yang semakin mengarahkan pelencengan funsi utamanya yaitu untuk alat komunikasi malah beralih menjadi media hiburan tak terbatas,lebih parah lagi banyak disalah gunakan seperti untuk menonton porno, pacaran lewat HP, bisnis gelap dan banyak yang tidak bisa disebutkan karena mungkin terlau banyak efek negatif daripada positif. 

Maraknya tindakan kriminal seperti pacaran, mbolos sekolah, pemerkosaan, seks bebas, narkoba, tawuran dan sebagainya secara langsung atau tidak sebagian besar adalah pengaruh perkembangan teknologi yang negatif, karena perilaku seperti itu biasanya adalah didikan dari media hiburan kepada anak-anak belum umur padahal namanya saja “anak-anak” tentu saja apa saja yang dilihat mudah ditiru apalagi yang negatif. Karena kita melihat media hiburan televisi seperti sinetron sungguh tidak ada acara yang mendidik tetapi justru mengarah kepada tuntunan kerusakan moral apalagi internet tentu saja lebih parah karena video porno banyak diakses melalui internet dan juga telepon genggam yang ada fitur pemutar videonya. Jaman modern ini ternyata perilaku negatif sangat cepat menyebar bila dibandingkan dengan era zaman dahulu sebelum teknologi muncul.

Pernyataan diatas baru contoh kecil saja belum dari media teknologi lain, memang semua kecanggihan teknologi memperdaya pikiran dan hati kita sehingga kita tidak mampu membuaka mata hati apa dan siapa diri kita , untuk apa kita hidup didunia. Tanpa kita sadari bencana dari dalam (kerusakan moral) maupundari luar (rusaknya alam) merupakan akibat dari ulah kita sendiri. Dan ketidakpedulian diri kita terhadap budaya dan moral bangsa yang sudah mulai hancur.

Memang takkan ada akhir untuk menjelaskan tulisan ini tapi mari dengan uraian yang hanya sekelumit ini menyadarkan kita supaya jangan terlalu menggantungkan diri dengan teknologi carilah gaya hidup yang bermanfaat bagi dunia akhirat. akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan, saya menunggu komentar dari pembaca yang budiman untuk menyumbang saran maupun kritik.


Sebuah Kewajiban Orang Tua Yang Dilalaikan

Sungguh kerusakan moral remaja sekarang ini karena ada faktornya. Banyak faktor-faktor yang dapat membuat moral anak rusak, dari faktor internal (yaitu perkembangan fisik dan mental si anak) dan faktor eksternal (faktor keluarga dan pergaulan). Justru  yang paling besar pengaruhnya adalah faktor perhatian orang tua dirumah, sehingga merembet kurangnya perhatian orang tua dengan baik buruknya pergaulan anaknya dengan teman-teman disekolah dan lingkungan sekitar rumah. Siapa bilang jadi orang tua itu mudah?  Memang dijaman globalisasi ini akan lebih sulit untuk mendidik anak menjadi generasi sholih dan sholihah dibandingkan jaman dahulu sebelum munculnya era modern. Ditambah pemikiran orang tua sekarang ini salah kaprah yaitu pemikiran yang penting anak bisa sekolah dan diberi uang saku tiap hari,  lalu membiarkan anaknya tersibukan oleh kegiatan belajar  disekolah , sehingga orang tuanya juga bisa mempunyai waktu yang penuh seharian untuk memburu harta benda alias menyibukkan waktunya pontang-panting banting tulang bekerja tanpa merasa ada sedikit beban pekerjaan utamanya terlintas dibenaknya.

Faktor yang lain adalah teman pergaulan. Pergaulan sangat penting untuk membentuk karakter anak oleh karena itu orang tua harus memperhatikan dengan siapa anaknya bergaul. Anak yang rajin dan pandai bisa jadi anak pemalas dan nakal karena terpengaruh dengan ajakan temannya yang tidak baik. Yang berawal dari bergaul kemudian ikut-ikutan yang ngawur biar dikatakan gaul oleh teman-temannya. Akhirnya mereka yang mulanya dianggap penurut, rajin belajar, rajin sholat dan sebagainya oleh orang tua mereka menjadi anak pembantah dan nakal hal itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah karena pergaulan dengan teman-teman yang nakal sehingga mereka ikut-ikutan nakal juga, hal tersebut harus menjadi perhatian orangtua selain mengajarinya adab dan pelajaran yang baik dirumah orang tua juga harus tidak bosan-bosan  memperhatikan pergaulannya dengan teman-temannya diluar rumah baik itu dilingkungan sekitar rumah maupun disekolah.
Hal tersebut sesuai apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, tentang bahayanya pergaulan dengan teman yang tidak baik, karena dikawatirkan sifat jelek temannya juga akan menular .

”Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya.” (HR. Bukhari)

Kewajiban orang tua  kepada anaknya tidak hanya memberikan makan dan minum setiap hari hingga anak menjadi besar tapi kosong pikirannya alias menjadi bodoh. Akan tetapi justru yang paling penting adalah pendidikan mental dan spiritual anak, atau dalam istilah tren sekarang ini adalah “pendidikan karakter”. Sebenarnya pendidikan semacam itu tidak lain dan tidak bukan adalah pendidikan mengajari anak adab-adab yang baik, dari dia kanak-kanak sampai menginjak dewasa . Sehingga sifat-sifat yang baik menjadi karakternya atau kebiasaan dia  sehari-hari sampai dia dewasa sampai menjadi orang tua panutan bagi anak-anaknya dan mau mewariskan akhlaq yang baik kepada anak-anaknya. Dengan begitu budaya dan adab keislaman dinegri ini akan lestari.

Wallahu'alam


di postkan tanggal 07 Agustus 2012 /  19 Ramadhan 1433 H

Inilah Awal Punahnya Peradaban Negri ini




Pesatnya pertumbuhan pembangunan, pesatnya arus globalisasi dan modernisasi di berbagai daerah, menyebabkan lunturnya berbagai kebudayaan  daerah. Banyak kebudayaan yang Luhur, indah dan sangat bermakna tergantikan oleh budaya-budaya asing yang baru kita kenal dan tentunya banyak menyebabkan kerusakan moral.

  Namun, sebagian dari kita tidak menyadari akan hal tersebut. Karena masing-masing dari diri kita juga ikut "berpatisipasi" dalam melancarkan pelunturan "jati diri".  Karena kita masih berkiblat pada dunia barat yang memiliki budaya yang sangat bertentangan dengan budaya luhur kita. Beberapa faktor penyebab lunturnya kebudayaandaerah yang ditemui dan setiap hari ada di sekitar kita. Oleh karena itu, untuk menjaga agar budaya daerah kita tidak semakin memudar, perlu kita sadari serta berusaha untuk menyaring hal-hal yang kita dapatkan tiap harinya. Agar tidak kita ambil begitu saja dan melupakan kebudayaan sendiri. Akhirnya menjadi sebuah bangsa yang kehilangan jati diri. Kehilangan jati diri sama rendahnya seperti pelacur yang menjual diri dan tidak punya harga diri. Bangsa yang kehilangan jati diri menjadi bangsa budah negara lain !!. Sadarilah hal ini !!

Uneg-Uneg wong jowo

Dalam hal ini, saya mengambil contoh fenomena budaya jawa, bukan bermaksud kesukuan, tapi saya ambil contoh lingkungan di mana saya tinggal. Yaitu di kota batu jawa timur. Dekat saja, di lingkungan tempat tinggal saya merasa apresiasi masyarakat terhadap budaya jawa sudah mulai luntur. Apakah ini pengaruh dari globalisasi, mungkin salah satunya iya. Terhadap anak - anak kecil, orang tua sudah jarang berbahasa Jawa, tapi Indonesia, atau malah bahasa Inggris.

Mungkin karena mereka menganggap berbahasa Indonesia terkesan lebih terhormat begitu daripada berbahasa Jawa. Orang tua juga sibuk mengajari atau mengkursuskan anaknya bahasa asing sejak dini, bisa bahasa Inggris, Jepang atau malah Mandarin dan Jerman. Bila di tempat saya ada pelajaran muatan lokal yang dinamakan Bahasa Daerah,maka nilai raport di matpel itu akan di lihat belakangan. Menunjukkan betapa kurang pentingnya muatan lokal ini di mata mereka. Untuk orang -orang generasi saya saja ,sudah banyak di antara kami yang tidak bisa membedakan silsilah yang mana bahasa krama inggil,krama madya atau ngoko dan bingung kepada siapa saja kami harus menggunakan itu.

Di salah satu TV lokal, acara dansa nya berdurasi lebih lama daripada acara daerah seperti campur sari atau guyonan ala jawa timur. Anak - anak sekarang lebih kenal Harry Potter daripada cerita pewayangan atau babad tanah jawi. Mereka lebih kenal nyanyian Justin Bieber daripada ilir -ilir atau tembang macapat. Lebih mengenal sejarah berdirinya tembok china karena untuk pertahanan terhadap suku bar bar daripada sejarah keraton Yogyakarta atau keraton Solo. Tentu saja tidak buruk untuk mengenal peradaban dunia, tapi hendaknya sejarah daerah sendiri juga tidak dilupakan.

Sebenarnya sangat disayangkan sekali fenomena seperti ini terjadi, karena siapa lagi yang akan melestarikan budaya ini kalo bukan kita sendiri. Bukankan salah satu pemicu munculnya Bhineka Tunggal Ika itu karena keragaman budaya seperti ini, kalo budaya sudah seragam kan ga ada yang namanya bhineka. Bukankah ini ciri khas, keragaman budaya kan bukan pemecah tapi malah memperkaya Indonesia. Kita sering heboh dan marah kalo budaya kita sudah di klaim negara lain. Oleh karena itu marilah kita kembali ke akar budaya kita, sambil juga belajar budaya dunia. Jangan pernah kita lupa akan kekayaan budaya sendiri.

Saudara-saudara kita yang di Suriname saja melestarikan. Bagaimana mereka begitu menghargai bahasa jawa,sekalipun sebagian besar mereka tidak pernah menginjak tanah jawa karena sudah lahir dan besar di sana. Karena mereka paham, Jawa adalah asal muasal mereka. Di salah satu acara TV, dapat kita lihat bahwa warga suriname terutama yang berasal dari Jawa masih sangat menjunjung budaya Jawa, entah itu melestarikan ludruk (drama jawa timur an),kuda lumping, reog, campur sari,dan beberapa menteri mereka yang keturunan Indonesia masih lancar dan fasih berbahasa Jawa sesuai etika. Padahal di negara mereka, beragam asal penduduknya , di sana orang jawa juga bukan mayoritas, tentu budaya dari banyak negara sangat mungkin membuat mereka lupa budaya asal. Tapi ternyata mereka, saudara - saudara yang berasal dari negara kita mampu mempertahankannya, tentunya jika kita mau, disini , di Indonesia lebih mudah untuk mempertahankan.


Kehidupan ala Barat dan Kerusakan Moral

Melihat kenyataan sekarang ini sungguh memprihatinkan. khususnya terhadap moral dan perilaku generasi penerus bangsa yang mulai gemar bertingkah laku dan perpakaian dan berbahasa gaul ala barat. Akan tetapi malu dengan budaya sendiri hanya karena malu dibilang "norak","kuno" "jadul" dan sebagainya. Inilah zaman modernisasi atau zaman globalisasi. Yang bercirikan cepatnya perubahan sosial dan teknologi informasi. Segalanya berlalu begitu cepat. Yang hari ini muncul dan hari besok sudah dibilang ketinggalan jaman. yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman akan cepat tertinggal peradaban modern. Bisa dibilang orang "gaptek" atau gagap teknologi (tidak tahu menahu seluk beluk teknologi dan informasi modern). Karena anak seusia TK saja barangkali jaman sekarang ini sudah kenal namanya chatting-an atau facebook-an apalagi yang ABG / remaja. Dan yang saya heran orang dewasa bahkan kakek nenekpun ikut-ikutan tren masa kini dengan bergaya ala remaja dengan membawa telepon genggam atau hp sambil chatingan dan sms atau facebookan dengan  teman mereka. Sungguh hal yang agak janggal namun tidak semua orang mau menyadari hal ini. Karena seharusnya yang lebih tua, yang dewasa, apalagi yang tua renta seharusnya menjadi panutan bagi generasi penerusnya supaya jangan sampai terlalu terperosok dalam arus kebudayaan barat namun melupakan jati dirinya sebagai orang indonesia. Bangsa kita adalah sebuah bangsa yang mempunyai perdaban dan budaya, adat istiadat  yang beragam. Namun sebanyak apapun kekayaan budaya yang kita miliki akan sirna ditelan jaman jika tak ada yang mau melestarikan.

Hanya sedikit orang yang mau menyelamatkan "identitas diri" atau "jati diri" ditengah cepatnya perubahan peradaban sosial. Yaitu segelintir diantara kita yang tidak terlalu mempersoalkan gengsi ala barat dan segala tiruannya namun lebih cenderung gemar melestarikan budaya adat istiadat sendiri. Sedangkan budaya asing yang masuk tidak langsung saja dikonsumsi mentah-mentah, melainkan disaring dan dicocokan dengan budaya luhur sendiri. Yang jelek dibuang, yang baik dipakai. dan juga tidak terlalu fanatik dengan budaya sendiri sehingga menjadi anti dengan teknologi akhirnya jadi orang yang gaptek. Orang gaptek dijaman sekarang ini akan mudah sekali tertipu orang lain dalam segala urusan.

Awal punahnya peradaban bangsa kita

Dan segala kerusakan moral para remaja kita sekarang ini sesungguhnya tidak lepas dari pengaruh globalisasi dan invasi budaya barat. Karena bodoh dan kolotnya bangsa kita adalah budaya yang jelek dari barat gemar ditiru namun budaya yang baik misalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh barat jarang ditiru atau dipelajari. Yang ditiru hanya budaya yang galomur, ngawur dan amburadul. Misalnya budaya konsumtif belanja di Mall-Mall biar dikira orang kaya dan tidak mau belanja dipasar tradisional karena menganggap pasarnya orang miskin, kemudian budaya pacaran, budaya pergaulan bebas atau free sex, narkoba, miras, membuat gank-gank jalanan, tawuran, berpakaian ala rok mini dan sebagainya.

Akhirnya yang terjadi adalah bangsa kita menjadi bangsa yang semakin bodoh namun sombong dengan gengsi ala baratnya. Bangsa yang miskin namun sok kaya dengan kemana-mana nenteng laptop sama Hp padahal cuman untuk facebookan. Bangsa yang kaya akan budaya luhur namun telah menjadi bangsa yang miskin peradaban dan tengah dilanda krisis moral. Bangsa kita ini hakikatnya sedang dijajah habis-habisan dalam hal pemikiran dan budaya kehidupan. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa bangsa kita sedang menuju kehancuran. Seperti yang dialami kaum yang punah terdahulu karena berawal dari kerusakan moral yang meraja lela.

Agama sekarang ini hanya menjadi topeng untuk menutupi sebuah kebohongan. Dan banyak ilmu dicari bukan untuk membangun negri namun untuk merusak negri contohnya para koruptor bukankah mereka orang intelek dan terpelajar?. Mereka ramai-ramai berebut kursi jabatan lalu saling menonjok dan menjatuhkan. Mereka ramai-ramai dalam berbisnis tidak peduli caranya halal atau haram. Ditengah krisis moral seperti itu rakyat kecil hanya jadi korban kebuasan penguasa lalu fakir miskin, anak yatim, kaum lemah (dhuafa') dan anak-anak jalanan maupun tuna wisma hanya menjadi sebuah tontonan orang lewat dijalan raya. Tanpa ada sedikitpun segelintir manusia yang masih peduli dengan sesamanya.

Jika ini semua kita biarkan maka tak pelak bangsa yang besar dan beragam ini hanya tinggal cerita masa lalu bagi anak cucu. alias kiamat. seperti kaum-kaum terdahulu yang dibinasakan oleh Allah karena kerusakan moral yang meraja lela dan tak ada sedikitpun manusia yang peduli dengan hal itu. Berpikirlah sejenak dan renungkan apa yang terjadi pada jaman anda sekarang ini. Sungguh sebuah tanda-tanda akhirnnya peradaban bangsa kita semakin mendekat !! Naudzubillah.

Wallahu'alam


Sumber rujukan :
~ Sosial budaya kompasiana
~ Jawaku situs
~ Opini penulis / admin

Menelusuri Jejak Zionisme Yahudi Di Indonesia





Latar Belakang 

Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka.  Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Qs. 5:82).

Maka wajar saja, dalam sebuah pidatonya, Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi, dalam konfrensi Missi di Yerusalem, 1935 mengatakan :
"Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam…Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…”

 Lihat saja misi gerakan Zionis Internasional yang dikenal dengan “ The Protocolar of Zionis”:
1.Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Inilah tugas Konspirasi untuk mengisinya dengan kekuasaan, dan kekuatan uang

2. Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapapun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikakan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik

3. Beberapa saran untuk mencapai tujuan adalah : Minuman keras, narkotika, pengrusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat.  Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut

4. Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.

 Secara garis besar, dokumen tersebut menyatakan bahwa Yahudi Internasional harus menguasai dan menggunakan segala kekuatan untuk bisa menguasai dunia. Dalam empat pasal di atas, secara eksplisit termaktub strategi Yahudi Internasional untuk menguasai dunia ini adalah dengan menguasai dan merubah pola fikir manusia. Bagi aktivis gerakan, strategi Yahudi ini kita kenal dengan istilah Ghazhul Fikri atau perang pemikiran; dalam istilah kemiliteran perang non konvensional ini dikenal dengan psy war atau perang urat syaraf. Sedangkan dalam akademik kita mengenalnya sebagai  mind control / pengendalian pikiran.  Dalam perjuangan  Ghazhul Fikri (perang pemikiran) ini mereka (kaum Yahudi Internasional) sudah lama menguasai nyaris seluruh media informasi terkemuka di dunia. Baik media masa cetak maupun elektronik, Pun juga industri propaganda dan opini dunia telah dikusai oleh mereka. Informasi-informasi yang menggerus ketauhidan dan membuai umat manusia di dunia dengan perkara-perkara keduniaan di sebar oleh mereka. Ribuan sinetron diproduksi, ribuan acara pencarian bakat digelar, berbagai kegiatan yang tidak membutuhkan kecerdasan atau kekritisan namun hanya sekedar modal kecantikan ragawi di ada- adakan. Umat manusia semakin dibuai dengan ritual kosong tanpa makna yang dikemas dengan menarik dan menawan ini.

 Modernisasi, merupakan jargon andalan mereka saat ini. Atas nama modernisasi perempuan-perempuan kota besar melucuti pakaiannya nyaris telanjang. Serangan pemikiran adalah serangan mempengaruhi cara kerja otak, serangan yang bisa mengubah persepsi seseorang agar otaknya menilai sesuatu itu bagus atau jelek, menerima atau menolak. Lewat media hiburan, propaganda yang dikemas dalam berbagai bentuk, Kaum Yahudi Internasianal dan para pelayannya telah menuai hasil yang sangat banyak dari medan peperangan ini.  Makanya Gerakan Zionis tak akan pernah padam. Bahkan Zionis-Yahudi kini mengakar kuat di Indonesia. Pintunya masuknya melalui sekulerisasi. Di Indonesia sekarang banyak orang sudah tidak menganggap sekulerisasi sebagai hal yang dahsyat. Padahal sekulerisasi di sini, sudah sangat mengkhawatirkan dibanding sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Harus kita akui, suka atau tidak suka, elit politik di Indonesia pada dasarnya sekuler. Sekuler ini dalam artian pemikiran dan politik.   Ini sebenarnya hasil penjajahan Belanda. Beberapa kalangan juga sudah westernized atau American Minded. Maka wajar kalau lobi Yahudi kuat.  Mereka bergerak lewat berbagai cara. Termasuk lewat invasi pemikiran dengan mengusung ide-ide sekulerisasi-liberal, dan menguasai sektor bisnis dan perekonomian. Melalui antek-anteknya yang ada di Indonesia, mereka berhasil menguasai sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan merasuki budaya Indonesia.



Sejarah Yahudi Di Indonesia

Konon, warga Yahudi sudah banyak berdiam di Indonesia sejak jaman kolonial Belanda, khususnya  di  Jakarta,  tapi  tidak  ada tanggal  yang  pasti  kaum Yahudi  menetap  di Indonesia. Sebuah situs Komunitas Yahudi dunia (lihat  di  sini)  mencatat  bahwa pada tahun  1850 seorang  utusan  dari  Jerusalem, Jacob  Saphir,  yang mengunjungi  Batavia (Jakarta), bertemu dengan seorang pedagang Yahudi dari Amsterdam yang menyebutkan bahwa ada  20  keluarga  Yahudi  dari  Belanda  atau  Jerman  tinggal  di  sana,  termasuk anggota pasukan kolonial Belanda.

Beberapa orang Yahudi juga tinggal di Semarang dan Surabaya. Mereka punya beberapa hubungan dengan agama Judaisme (ajaran Yahudi). Atas permintaan Saphir, Komunitas Amsterdam mengirim  rabbi yang mencoba mengorganisasikan  jemaah di  Batavia dan Semarang. Sejumlah Yahudi dari Baghdad atau asli orang Baghdad, dan dari Aden juga bermukim di  Jawa.  Pada tahun 1921, utusan Zionis  dari  Israel  yang bernama Cohen memperkirakan bahwa hampir ada 2,000 orang Yahudi yang tinggal di Jawa.  Sebagai catatan, Vereenigde Oostindische Compagnie (Serikat Dagang India Timur) atau VOC atau Kompeni berdiri pada tahun 1602 dan memegang hak monopoli dari Kerajaan Belanda untuk menguasai jalur perdagangan di Asia selama 21 tahun.

VOC adalah Multi National Company (MNC) pertama di dunia dan juga perusahaan Multi-nasional pertama yang menerbitkan saham. Selama hampir 200 tahun berkuasa, VOC akhirnya bangkrut dan dibubarkan pada tahun 1800 karena terlilit hutang dan kerusuhan. Akhirnya asset dan hutang-hutangnya diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Kembali kepada kisah kaum Yahudi. Yahudi Belanda di Surabaya ada yang memegang jabatan penting di pemerintahan,  dan banyak juga yang jadi  pedagang. Kaum Yahudi yang berasal  dari  Baghdad membentuk elemen yang paling orthodox (kolot). Di sana juga  terdapat  kaum Yahudi  asal  Eropa  Tengah  dan  Soviet  Russia,  yang  jumlahnya meningkat di tahun 1930an. Di tahun 1939 ada sekitar 2,000 pemukim Yahudi Belanda dan sejumlah Yahudi stateless (tanpa status kewarganegaraan) yang menjalani hukuman ketika Jepang menduduki Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, unsur-unsur Yahudi Belanda mulai mengalami kemerosotan dan populasinya pun berkurang karena alasan-alasan politik dan ekonomi.

Ada  sekitar  450  orang  Yahudi  di  Indonesia  pada  tahun  1957,  umumnya  kaum Ashkenazim di  Jakarta  dan  kaum Sephardim di  Surabaya,  komunitas  inilah  yang memelihara sebuah sinagoga di sana. Komunitas tersebut berkurang menjadi 50 orang di tahun  1963.  Ada  sekitar  20  orang  Yahudi  yang  tinggal  di  Jakarta  dan  25  orang  di Surabaya  pada  tahun  1969. Komunitas  ini  diwakili  oleh  the  Board  of  Jewish communities  of Indonesia (Dewan Komunitas-komunitas  Yahudi  di Indonesia)  yang  berkantor di Jakarta. Pada tahun 1997, tercatat  ada sekitar  20 orang Yahudi tinggal di Indonesia, beberapa dari  mereka ada di Jakarta dan beberapa keluarga Yahudi lainnya yang berasal dari Iraq tinggal di Surabaya dan memelihara sebuah sinagoge kecil.

Mereka adalah Pedagang Sukses

Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia, ada sejumlah orang Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk (kini Jl Juanda) dan Risjwijk (Jl Veteran)  --  dua  kawasan  elite  di  Batavia  kala  itu  --  seperti  Olislaeger, Goldenberg, Jacobson van den Berg, Ezekiel & Sons dan Goodwordh Company. Di sepanjang Jalan Juanda (Noordwijk) dan Jalan Veteran (Rijswijk) jejak Zionis-Yahudi juga ada. Dalam sebuah artikel  di  sebuah media  massa  yang terbit  di  Jakarta,  sejarawan Betawi Alwi Shahab  menyebutkan,  pada  abad  ke-19  dan  ke-20,  sejumlah  orang  Yahudi  menjadi pengusaha papan atas di Jakarta. Beberapa di antaranya bernama Olislaegar, Goldenberg dan Ezekiel. Mereka menjadi pedagang sukses dan tangguh yang menjual permata, emas, intan, perak, arloji, kaca mata dan berbagai komoditas lainnya. Toko mereka berdiri di
sepanjang Jalan Risjwijk dan Noorwijk. Masih menurut Alwi, pada tahun 1930-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi cukup banyak di Jakarta.  Bisa mencapai ratusan orang. Mereka  pandai  berbahasa  Arab,  hingga  sering  dikira  sebagai  orang keturunan  Arab.

Bahkan Gubernur Jenderal Belanda, Residen dan Asisten Residen Belanda di Indonesia banyak yang keturunan Yahudi.  Di  masa  kolonial,  warga  Yahudi  ada  yang  mendapat  posisi  tinggi  di  pemerintahan. Termasuk gubernur jenderal AWL Tjandra van Starkemborgh Stachouwer (1936-1942). Sedangkan Abdullah Alatas (75 tahun) mengatakan, keturunan Yahudi di Indonesia kala
itu banyak yang datang dari negara Arab. Maklum kala itu negara Israel belum terbentuk. Seperti  keluarga Musri  dan Meyer yang datang dari  Irak. Sedangkan Ali  Shatrie (87) menyatakan  bahwa  kaum Yahudi  di  Indonesia  memiliki  persatuan  yang  kuat.  Setiap Sabath atau Sabtu, hari suci kaum Yahudi, mereka berkumpul bersama di Mangga Besar, yang kala itu merupakan tempat pertemuannya.  Di  gedung  itu,  seorang  rabbi,  imam  kaum Yahudi,  memberikan  wejangan  dengan membaca Kitab Zabur. 

Menurut  Ali Shatrie, kaum Yahudi umumnya memakai  paspor Belanda dan mengaku warga negara kincir angin. Sedangkan Abdullah Alatas mengalami  saat-saat hari Sabath dimana warga Yahudi sambil bernyanyi membaca kitab Talmut dan Zabur,  dua  kitab  suci  mereka.  Pada  1957,  ketika  hubungan  antara  RI-Belanda  putus akibat  kasus  Irian  Barat  (Papua),  tidak diketahui  apakah  seluruh  warga  Yahudi meninggalkan Indonesia. Konon, mereka masih terdapat di Indonesia meski jumlahnya tidak lagi seperti dulu. Yang pasti dalam catatan sejarah Yahudi dan jaringan gerakannya, mereka  sudah  lama  menancapkan  kukunya  di  Indonesia.  Bahkan  gerakan  mereka disinyalir  telah  mempengaruhi  sebagian  tokoh  pendiri  negeri  ini.  Sebuah  upaya menaklukkan  bangsa  Muslim terbesar  di  dunia  (Sabili,  9/2-2006). Dalam buku  Jejak Freemason & Zionis di Indonesia disebutkan bahwa gedung Bappenas di Taman Surapati dulunya  merupakan  tempat  para  anggota  Freemason  melakukan  peribadatan  dan pertemuan. Gedung Bappenas di kawasan elit Menteng, dulunya bernama gedung Adhuc Stat dengan logo Freemasonry di kiri kanan atas gedungnya, terpampang jelas ketika itu.

Anggota Freemason menyebutnya sebagai loji atau rumah syetan. Disebut rumah syetan, karena dalam peribadatannya anggota gerakan ini memanggil arwah-arwah atau jin dan syetan, menurut data-data yang dikumpulkan penulisnya Herry Nurdi. Freemasonry atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Terutama lewat  lembaga  masyarakat  dan  pendidikan.  Pada  mulanya  gerakan  itu  menggunakan kedok persaudaraan kemanusiaan, tidak membedakan agama dan ras,  warna kulit  dan gender, apalagi tingkat sosial di masyarakat. Dalam buku tersebut disebutkan, meski pada tahun 1961, dengan alasan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,  Presiden Sukarno melakukan pelarangan terhadap gerakan Freemasonry di Indonesia. Namun,  pengaruh Zionis tidak pernah surut. Hubungan gelap 'teman tapi mesra' antara tokoh-tokoh bangsa dengan  Israel  masih  terus  berlangsung.  Zionis-Yahudi  mengakar  kuat  di  Indonesia. Melalui  antek-anteknya  yang  ada  di  Indonesia,  mereka  berhasil  menguasai  sektor ekonomi,  terutama bidang perbankan dan merasuki  budaya Indonesia.  Ridwan Saidi, sejarawan Betawi, mengaku prihatin dengan kondisi umat saat ini. Sebab, banyak umat yang  masih  tidak  percaya  gerakan  Zionis-Yahudi.

Bahkan  sebagian  kaum Muslimin memandang  tudingan  gerakan  Zionis-Yahudi  sebagai  sesuatu  yang  mengada-ada atau sekedar dongeng mengisi waktu luang. Padahal, dampak dari  gerakan Zionis ini sangatlah merugikan kaum Muslimin bahkan umat manusia. “Siapa bilang tidak ada gerakan Zionis-Yahudi di sini. Ada dong, sebab akarnya terlalu kuat di Indonesia. Mereka masuk sejak zaman Hindia Belanda,” ujar pria yang puluhan tahun meneliti  dan mengkaji  gerakan Zionis-Yahudi itu.  Benarkah akar Zionis-Yahudi begitu kuat di Indonesia? Apa saja indikasi dan buktinya? Memang, tak mudah melacak jejak gerakan berbahaya ini di Indonesia. Apalagi selama ini,  ZionisYahudi, memang  gerakan  tertutup.  Aktivitas  mereka  berkedok  kegiatan  sosial  atau
kemanusiaan.  Namun sasaran dan tujuannya  sangat  jelas yaitu  Merusak kaum lain khususnya umat islam.  Ibarat orang  yang  sedang  buang  angin dengan  pelan:  tercium  baunya,  tapi  tak  nampak wujudnya. Tidak mudah mengendus dan mendeteksi mereka. Namun dengan membuka buka catatan sejarah, kabut dan misteri seputar jaringan Zionis-Yahudi di Indonesia akan terbuka lebar.

Konspirasi Gedung Bappenas

Gedung dan bangunan ternyata  tak  hanya  memiliki  estetika,  namun juga menyimpan sejarah  peradaban,  tak  terkecuali  gerakan  Zionis-Yahudi  di  Indonesia.  Dari  sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung yang berdiri dan beroperasi saat ini yang  ternyata dulunya pernah menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Satu di antaranya adalah gedung induk yang saat ini dipakai pemerintah untuk kantor Badan  Perencanaan  Pembangunan  Nasional  (Bappenas)  di  Jalan  Taman  Suropati, Menteng,  Jakarta  Pusat.  Dalam buku  “Menteng  Kota  Taman  Pertama  di  Indonesia” karangan  Adolf  Hueken SJ,  disebutkan,  awalnya gedung  yang  kini  berperan  penting merencanakan pembangunan Indonesia itu adalah bekas loge-gebouw, tempat pertemuan para  vrijmetselaar  (kaum Freemason).  Loge-gebouw atau rumah arloji  sendiri  adalah sebuah sinagoga,  tempat  peribadatan  kaum Yahudi.  Dulu,  kaum Yahudi  memakainya untuk tempat “sembahyang” atau “ngeningkan cipta” kepada Tuhan. Karena tempat itu sering dipergunakan untuk memanggil-manggil  roh halus,  maka masyarakat  Indonesia
sering menyebut loge atau loji  sebagai  rumah setan.  Sementara  Vrijmetselarij  adalah organisasi  bentukan Zionis-Yahudi di Indonesia (Dulu Hindia Belanda).  Ridwan Saidi dalam bukunya  “Fakta  dan  Data  Yahudi  di  Indonesia”  menuliskan  bahwa pimpinan Vrjmetselarij  di  Hindia  Belanda  sekaligus  adalah  ketua  loge.Vrijmetselarij  bukanlah organisasi  yang  berdiri  sendiri. Ia  merupakan  bentukan  dari  organisasi  Freemasonry (tentang Freemasonry lihat  di  sini),  sebuah gerakan Zionis-Yahudi internasional  yang berkedudukan di London, Inggris.

Pada tahun 1717, para emigran Yahudi yang terlempar ke London, Inggris, mendirikan sebuah  gerakan  Zionis  yang  diberi  nama  Freemasonry.  Organisasi  inilah  yang  kini mengendalikan gerakan Zionis-Yahudi di seluruh dunia. Bandingkan lambang Freemason (di  sisi  kiri)  dengan lambang VOC (di  sisi  kanan)  yang memiliki  kemiripan.  Dalam
kenyataannya,  gerakan  rahasia  Zionis-Yahudi  ini  selalu  bekerja  menghancurkan kesejahteraan manusia,  merusak kehidupan politik,  ekonomi dan sosial  negara-negara
yang di  tempatinya.  Mereka ingin menjadi  kaum yang menguasai  dunia  dengan cara merusak bangsa lain, khususnya kaum Muslimin. Mereka sangat berpegang teguh pada cita-cita.  Tujuan  akhir  dari  gerakan  rahasia  Zionis-Yahudi  ini,  salah  satunya,  adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjidil Aqsha, daerah AlQuds  yang  sekarang  dijajah  Israel.  Target  lainnya,  mendirikan  sebuah  pemerintahan Zionis internasional di Palestina, seperti terekam dari hasil pertemuan para rabbi Yahudi di Basel, Switzerland. Seperti disinggung di atas, gedung Bappenas memiliki sejarah kuat dengan gerakan Zionis-Yahudi. Tentu, bukan suatu kebetulan, jika lembaga donor dunia seperti  International  Monetary  Fund (IMF)  yang dikuasai  orang-orang Yahudi  sangat berkepentingan  dan  menginginkan  kebijakan  yang  merencanakan  pembangunan  di Indonesia  selaras  dengan program mereka.  Satu per  satu  bukti  kuatnya jejak  Zionis Yahudi di Indonesia bermunculan. Jejak mereka juga nampak di sepanjang Jalan Medan Merdeka  Barat  dengan  berbagai  gedung  pencakar  langitnya.  Menurut  Ridwan  Saidi,  semasa  kolonial  Belanda,  Jalan  Medan  Merdeka  Barat  bernama  Jalan  Blavatsky Boulevard.  Nama  Blavatsky  Boulevard  sendiri  tentu  ada  asal-usulnya.  Pemerintah kolonial Belanda mengambil nama Blavatsky Boulevard dari  nama Helena Blavatsky, seorang tokoh Zionis-Yahudi asal Rusia yang giat mendukung gerakan Freemasonry.

Siapa Blavatsky?

Pada November 1875, pusat gerakan Zionis di Inggris, Fremasonry, mengutus Madame Blavatsky—demikian Helena Balavatsky biasa disebut—ke New York. Sesampainya di
sana,  Blavatsky  langsung  mendirikan  perhimpunan  kaum  Theosofi.  Sejak  awal, organisasi kepanjangan tangan Zionis-Yahudi ini, telah menjadi mesin pendulang dolar
bagi  gerakan  Freemasonry.  Di  luar  Amerika,  sebut  misalnya  di  Hindia  Belanda,  Blavatsky dikenal  sebagai  propagandis  utama ajaran Theosofi.  Pada tahun 1853, saat
perjalanannya  dari  Tibet  ke  Inggris,  Madame  Blavatsky  pernah  mampir  ke  Jawa (Batavia).  Selama satu  tahun  di  Batavia,  ia  mengajarkan  Theosofi  kepada  para  elite kolonial dan masyarakat Hindia Belanda. Sejak itu, Theosofi menjadi salah satu ajaran yang  berkembang  di  Indonesia.  Salah  satu  ajaran  Theosofi  yang  utama  adalah menganggap semua ajaran agama sama.  Ajaran ini sangat mirip dan sebangun dengan pemahaman kaum liberal yang ada di Indonesia. Menurut cerita Ridwan Saidi, di era tahun 1950-an, di Jalan Blavatsky Boulevard (kini Jalan Medan Merdeka Barat) pernah berdiri sebuah loge atau sinagoga. Untuk misinya, kaum Yahudi memakai loge itu sebagai pusat kegiatan dan pengendalian gerakan Zionis di  Indonesia.  Salah  satu  kegiatan  mereka  adalah  membuka  kursus-kursus  okultisme (pemanggilan makhluk-makhluk halus). “Jika saat ini saham mayoritas Indosat dikuasai Singtel,  salah satu perusahaan telekomunikasi  Yahudi asal Singapura,  maka itu sangat wajar.  Sebab  dulunya  Indosat  adalah  sinagoga  dan  kembali  juga  ke  sinagoga,”  ujar mantan anggota DPR yang pernah menginjakkan kakinya ke Israel tersebut.

Tradisi Merantau

Sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi untuk merantau. Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi menetap di daerah Bandung, Jawa Barat.  Pengamat  Yahudi asal  Bandung,  HM Usep Romli mengatakan,  mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur pendidikan dengan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari mereka adalah pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry internasional. Tempat kumpul  mereka  berada  di  sebuah  rumah  yang  terletak  di  dekat  Jalan  Dipati  Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan.
“Dulunya, kawasan Dipati Ukur adalah tempat tinggal orang-orang Belanda dan tempat berkumpulnya kaum terpelajar,  baik dari  Belanda maupun pribumi.  Itulah kenapa jika
ditengok  kawasan  Dipati  Ukur  saat  ini,  banyak  sekali  berdiri  lembaga-lembaga pendidikan, termasuk Universitas Padjajaran (Unpad). Namun saya tidak tahu di mana
tepatnya  markas  kaum Theosofi  tersebut,”  ujar  Usep.  Pada  dasarnya,  mereka  tidak mengalami kesulitan menjajakan pemahamannya karena berpenampilan  lembut,  sopan dan ramah.  Karenanya  banyak  masyarakat  yang simpati  dan tertarik  dengan mereka. Sampai-sampai  banyak  masyarakat  mengultuskan  ucapan  dan  ajaran  mereka,  hingga mengikuti ritual agama Yahudi. “Tanpa disadari ajaran Zionis masuk ke hati dan pikiran masyarakat Bandung dan tumbuh menjadi suatu ajaran yang kuat,” tandas Usep. Khusus di Surabaya, kaum Yahudi membentuk komunitas sendiri di beberapa kawasan kota lama, seperti Bubutan dan Jalan Kayon.  Di Jalan Kayon No 4, Surabaya, hingga kini berdiri sebuah  sinagog,  tempat  peribadatan  kaum Yahudi.  Selama  ini  gerakan  mereka  tidak mudah terdeteksi masyarakat karena mereka berkedok yayasan sosial dan amal.

Antek-Antek Zionis

Panah  beracun  Zionis-Yahudi  terus  dilepaskan  dari  busurnya  dan  terus  mengenai sasarannya.  Setelah  menunggu  satu  dekade,  kini  mereka  sedang  memanen buahnya. Melalui  antek-anteknya  di  Indonesia,  kaum Zionis-Yahudi  “menyetir”  dunia  politik, sektor  ekonomi,  terutama  bidang  perbankan  dan  jaringan  telekomunikasi.  Transaksi saham  menjadi  modal  ampuh  mengendalikan  Indonesia.  Singtel,  perusahaan telekomunikasi  milik  orang Yahudi  yang berkedudukan di  Singapura misalnya,  tahun lalu,  berhasil  menguasai  kepemilikan  PT Indosat,  sebagaimana  diungkapkan  Ridwan Saidi.  Mereka berhasil  menjadi  pemegang saham terbesar  dan berhak  mengatur  arah kebijakan Indosat  ke depan.  Komunikasi  Indonesia,  melalui  Indosat  misalnya,  dalam kendali  Yahudi?  Bandingkan lagi  logo  Indosat  (di  sebelah  kiri)  dengan logo  bintang David sebagai lambang negara Israel (di sebalah kanan) yang mirip bentuknya. Hal serupa terjadi dalam dunia pemberitaan.  Bhakti Investama,  sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milik George Soros, seorang Yahudi yang pada tahun 1998 mengacak-acak ekonomi Indonesia.  Dengan  membeli  saham,  dia  mulai  memasuki  industri  media  di Indonesia Ritel juga menjadi sasaran utama mereka. Philip Morris, sebuah perusahaan rokok  dunia  milik  seorang Yahudi  asal  Amerika  menguasai  kira-kira  sembilan puluh persen saham perusahaan rokok  PT Sampoerna.  Ia  pun berhak mengendalikan bisnis perusahaan rokok ternama di Indonesia itu. Bidang budaya tak luput dari garapan mereka.

Untuk  menjauhkan  Islam  dari  agamanya,  mereka  masuk  ke  dalam  kebatinan  Jawa. Kuatnya akar Freemasonry dapat dilihat dari mantra-mantra memanggil roh halus atau jin yang memakai bahasa Ibrani, bahasa khas kaum Yahudi. Bau Zionis-Yahudi juga tercium tajam di dunia perjudian. Dadu yang sering dipakai dalam permainan judi bermata hewan Zionis.  “Ini  fakta.  Oleh  sebab  itu  saat  menerima  laporan  dari  bawahannya  tentang kuatnya akar Zionisme-Yahudi di Indonesia, Hitler, pemimpin NAZI langsung mengirim pasukannya ke Hindia Belanda untuk memerangi mereka,” ujar Ridwan. Jelas, gerakan Zionis-Yahudi bukanlah gerakan fiktif atau mengada-ada. Ia benar-benar nyata dan terus akan  bergerak  sampai  cita-citanya  tercapai:  Menguasai  dunia.  Oleh  sebab  itu,  kaum Muslimin harus terus memperkuat diri dengan Islam. Tidak boleh lengah atau lalai sedikit pun.  Tetap waspada,  jangan mudah termakan dengan pikiran atau paham bebas,  dan rapatkan barisan, adalah modal kuat melawan mereka. Dan, tak kalah pentingnya, adalah memperkuat dan mengembangkan jaringan dan gerakan yang sedang kita bangun!

Wallahu’alam




Sumber :

~ Suara-Media.com
~ Berbagai Sumber