Senin, 22 Oktober 2012

Syair Islam : "Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"

 Kami selaku wakil dari umat islam yang bertempat tinggal dibuminya Allah SWT. Dengan ini menyatakan gerah sekali dengan kelakuan orang yahudi dan anteknya yang selalu membuat keonaran dan menindas bangsa yang lemah (misalnya orang palestina dan suriah, dan lainnya). Kami tidak berbuat banyak untuk membuktikan bahwa merekalah teroris yang sebenarnya. Mereka selalu teriak teroris padahal merekalah terorist "yahudi is the real terorists". itulah kalimat yang dapat kami sampaikan tidak saja kepada umat islam tetapi juga kepada seluruh manusia. Supaya waspada dengan gerak gerik mereka. Karena itu kami terinspirasi membuat syair atau puisi berjudul "Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"


"Teriakan Untuk Bangsa Yahudi"

Siapa tak kenal yahudi
Bangsa yang terkenal kejeniusannya
Siapa tak kenal yahudi
Bangsa yang terkenal pemikirannya
Siapa tak kenal bangsa yahudi
Yang terkenal dengan kelicikannya

Dengan ilmunya
Mereka Selalu Bangga diri
Dengan kejeniusannya
Mereka selalu menipu diri sendiri
Dengan kelicikannya
Mereka selalu menipu umat manusia
Dengan ide politiknya
Mereka suka mengadu domba


Bangsa yahudi
Juga Bangsa yang biadab
Manusia takabur tak punya adab
Menindas yang lemah
Membantai manusia tak bersalah
Bangsa Yahudi, Bangsa culas
Yang menuduh orang tak bersalah

Kalian memang penemu peradaban modern
Tetapi kalian juga pencetus jahiliyah modern
Kalian memang penemu teknologi
Tetapi digunakan untuk hal keji
Kalian memang pelopor majunya budaya barat
yang mengajari moral dan budaya terlaknat

Kalian memang manusia tak tahu malu
Merubah-rubah kitab suci
demi kesenangan duniawi
Menjual agama demi harta
Menjual harga diri
demi kesenangan dunia

Kalian memang bangsa belagu
Tahu tapi tak mau tahu
Kebenaran yang telah nyata
Kalian acuhkan begitu saja
Karena kalian anggap
Kebenaran adalah siksa
Sedangkan kemungkaran
adalah bahagia

Sadarkah kalian
Tingkah kalian membuat hancurnya kedamaian
Tingkah kalian membuat siksa bagi seluruh alam
Tingkah kalian membuat seluruh  makhluk geram
Terkecuali iblis dan setan
Karena mereka memang sekutu kalian
Komplotan penghuni neraka jahanam !


Wahai bangsa sesat dan penyesat
Wahai bangsa penyeru kemaksiatan
Wahai bangsa sombong dan licik
Wahai Bangsa pecundang dan pengecut
Wahai manusia sekutu iblis dan dajjal
bertaubatlah dari kesombonganmu
Ingatlah dunia ini sebentar saja
Penderitaan ini hanya sekejap saja
Sedangkan akhirat itu lebih utama
Dan lebih kekal akibatnya.

Ingatlah Janji Allah
Kami umat islam pasti menghancurkan kalian
Cepat atau lambat
Kalian akan segera dimusnahkan
Sebelum datang akhir dunia
Kalian akan dibinasakan dengan segera

Kami yakini
Pemimpin kami pasti segera datang
Imam Al-Mahdi
Imamnya manusia diakhir zaman
Yang akan memimpin dunia dengan kedamaian
Menghapus segala perbudakan dan penindasan
Menghapuskan segala kemungkaran dan kemaksiatan

Kami yakini juga
Nabi Isa Alaiissalam akan segera kembali
Untuk membasmi pemimpin kalian
Pemimpin bangsa terlaknat
Yang suka menipu dan buta matanya sebelah
Yang suka menyebar kesesatan dan konspirasi dunia
Yang suka bikin ulah dan bikin heboh jagad raya

Kami yakin juga
Suatu saat nanti
Sebelum berhentinya bola dunia
Umat islam akan berjaya
Janji Allah SWT pasti datang
Karena sesungguhnya
Kebenaran selalu akan menang.

(oleh : Muh. Sahibban, seorang muslim dan salah satu blogger yang tinggal disalah satu planet ciptaan Allah (planet bumi)  yang masih aktif dalam berusaha membuka kedok bangsa yahudi, beliau merupakan salah satu anggota majelis pemuda ashabul muslimin)

Minggu, 21 Oktober 2012

Mari Kita Refleksikan Hari Raya Idul Qurban


بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ

REFLEKSIKANLAH IDUL ADHA (HARI RAYA BERKURBAN)

DALAM KEHIDUPAN KITA !
 Oleh : Muhammad Ashabus Samaa'un

 DOWNLOAD VERSI E-BOOK PDF :
  DOWNLOAD / MIRROR LINK

 Mukadimah
 Umat Islam mempunyai 2 hari raya. Yaitu hari raya idul fitri (jatuh pada 1 syawal) dan hari raya idul adha (jatuh pada 10 dzulhijah). Oleh karena itu sudah cukuplah dua hari raya itu untuk bersuka cita dalam ibadah dan beramal dan untuk meningkatkan keeratan tali silaturahim. Sebelum hari raya idul fitri berlangsung umat islam diwajibkan berpuasa 30 hari pada bulan ramadhan dan sebelum hari raya idul Qurban (idul adha) umat islam dianjurkan untuk berpuasa Arofah pada tanggal 9 dzulhijah yang disebut hari Arofah karena ketika itu dimekkah umat islam sedang melaksanakan rukun haji yaitu ibadah wukuf di padang Arofah. 
Sedangkan keutamaan hari raya yaitu kita kembali kepada fitrah kita yaitu suci dari perbuatan syahwat dan dosa serta mengembalikan semangat ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan refleksi hubungan mempererat tali silaturahim kepada sesama muslim dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Kemudian yang mampu dalam hal harta juga diharapkan untuk  membelanjakan hartanya untuk jalan Allah demi kemaslahatan umat. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah. Itulah refleksi perayaan hari raya kita. Sehingga hikmah dari berkurban dapat kita rasakan bersama-sama. Karena sesungguhnya berkurban tidak hanya rutinitas penyembelihan hewan pada saat hari raya idul adha tetapi lebih spesifik maknanya adalah hubungan interaksi sosial yang harmonis setiap saat, seperti si kaya yang rela membantu si miskin, gotong royong membantu kaum dhuafa’ dan sebagainya itulah makna sesungguhnya dari hikmah berkurban.
Hari raya adalah hari untuk bersuka cita atas karunia Allah SWT atas semua nikmat yang telah Dia karuniakan kepada kita dengan jumlah yang tak dapat kita hitung. Akan tetapi hari raya bukan berarti untuk hura-hura dan pemborosan seperti yang dilakukan orang kafir pada saat malam hari raya mereka. Semacam berpesta makan sampai larut malam dan sebagainya. Dan yang diundang hanya orang-orang kaya. Sedangkan yang miskin dibiarkan terlantar. Hal itu bertentangan sekali dengan perayaan hari raya umat islam. Karena makna hari raya umat islam adalah semua lapisan masyarakat tidak memandang miskin kaya, pejabat atau rakyat semuanya merasakan kegembiraan yang sama. Dimalam yang agung semua umat islam bergembira dengan bertakbir kepada Allah diiringi siangnya acara silaturahim untuk mempererat persatuan umat islam. Dan harusnya tak ada seorangpun umat islam yang kelaparan pada saat hari raya, jika tidak maka masyarakat disekitarnya berdosa semua jika memang mengetahui tetapi sengaja mengacuhkan. Itulah makna hari raya yaitu indahnya kepedulian dan kebersamaan dalam ketakwaan.
Kaum muslimin rahimakulullah, Jangan sampai kita meniru-niru orang kafir dalam berhari raya. Misalnya perayaan tahun baru masehi, perayaan hari valentine, perayaan natal, perayaan tahun baru imlek, dan sebagainya yang tidak ada dalam kamus islam. Karena semua itu ditegaskan keharamannya oleh semua ulama tanpa ada perbedaan pendapat karena semua itu termasuk perilaku tasyabuh (meniru-niru) orang kafir. Karena muslim yang suka tasyabuh maka lama-kelamaan juga ikut-ikutan seperti orang kafir juga dari cara berpakaian, cara berbahasa, bahkan cara ibadah dikhawatirkan menyerupai mereka (misalnya ikut-ikutan natalan), jika terus begitu maka akidah pelaku tasyabuh juga akan mengikuti yang ditiru, bisa dibilang telah kafir namun tidak sadar. Oleh karena itu tidak heran jika nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam hadits yang tidak diragukan keasliannya (sahihnya) yang berbunyi :
  “Barang siapa meniru/menyerupai suatu kaum, maka dia adalah bagian dari mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 Oleh karena itu kita patut perihatin dengan keadaan muda mudi muslim saat ini. Yang mereka banyak yang masih meniru-niru tata cara berpakaian, gaya bahasa, gaya rambut sampai akhlaq yang rusakpun mereka tiru dari orang kafir itu, lebih buruk lagi pada saat malam tahun baru misalnya mereka ikut-ikutan memenuhi lapangan luas atau alun-alun kota untuk meramaikan malam tahun baru tersebut. padahal sudah pasti perayaan tahun baru dan sejenisnya adalah hari raya orang kafir. Belum lagi didalam hari raya itu terdapat kemungkaran yang sangat banyak. Misalnya ikhtilath (campur baur laki perempuan), pacaran, penghamburan harta, bahkan mabuk-mabukan pun dianggap biasa. 
Begitulah keadaan hari raya orang kafir, sungguh merusak moral manusia, akan tetapi yang membuat kita keheranan adalah perilaku jahil (bodoh) umat islam hari ini khususnya yang remaja dan muda-muda. Yaitu mereka semangat sekali ikut-ikutan merayakan hari raya orang kafir, akan tetapi  pada saat perayaan hari raya umat islam sendiri, misalnya pada saat malam takbiran. Ternyata masjid terkesan sepi dari anak-anak muda. Bahkan banyak pula diantara mereka malah melakukan maksiat misalnya begadang dipinggir jalan, berduaan dengan lawan jenis, bahkan mabuk-mabukan pada malam hari raya umat islam, Naudzubillahi min dzalik. Tanda kiamat sudah dekat. 
Hal itu bukan sekedar bualan saya karena saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa pada saat hari raya idul fitri / malam takbiran masjid agung dikampung saya sepi sekali namun disampingnya ada alun-alun kota yang dipenuhi dengan muda-mudi yang asyik bermaksiat. Dari yang gitaran, pacaran sampai mabuk-mabukan dilakukan dimalam takbiran, Masya Allah.
Bagaimanakah Tuhan / Allah SWT tidak murka ketika sebagian manusia bermaksiat / kufur ditengah umat islam yang lain tengah berdzikir/bertakbir kepada Allah. Maka tidak heran jika bencana alam terjadi dimana-mana (dari musim kemarau panjang yang mengakibatkan paceklik yang berkepanjangan, kemudian gempa bumi, angin topan, gunung batuk (meletus), banjir bandang, badai bahkan tsunami, tanah longsor dan sebagainya). Semua itu tidak lain adalah peringatan bagi orang yang beriman supaya berhenti bermaksiat dan azab bagi yang kafir pelaku kekufuran. 
Hal itu bukan sekedar fenomena alam seperti yang digembar gemborkan ilmuwan kafir dari barat. Tetapi jika kita mau memperhatikan sejarah masa lalu tentang kebinasaan kaum-kaum ingkar semacam kaum luth, kaum tsamud, kaum nabi Nuh dan sebagainya dibinasakan oleh Allah SWT karena kemuysrikan dan kerusakan moral sudah menyebar dimana-mana tanpa seorangpun yang berusaha mencegahnya. Dan bahkan nasehat dari Nabi mereka diacuhkan sama sekali. Maka akibatnya azab yang memperingatkan mereka. Naudzubillah
Inilah misi besar umat islam hari ini yaitu berusaha menyerukan kebenaran dan mencegah kemungkaran-kemungkaran sesuai kemampuan dan ilmu masing-masing. Karena mengingat dakwah islam tidak hanya tanggung jawab ustadz atau syaikh dan ulama. Mengingat jumlah mereka sangat sedikit dan objek dakwah (orang awam) sangat banyak. Oleh karena itu partisipasi muda mudi muslim sangat diharapkan sekali disini, mengingat masa depan islam ada ditangan mereka.
Yah, begitulah keadaan kita hari ini kebanyakan masjid-masjid sepi daripada muda-mudi namun justru kebanyakan anak kecil yang masih polos belum tahu apa-apa tentang ilmu agama. Dan juga orang tua-tua yang sudah lanjut usia yang masih mau menghidupkan masjid Allah, padahal apakah kita tidak kasihan dengan mereka karena seharusnya orang yang sudah tua harusnya lebih banyak istirahat, mengingat umur mereka yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk menghidupkan dakwah islam. 
Seharusnya amanah dakwah itu dipegang oleh para pemuda akan tetapi kita melihat sebaliknya. Para pemudanya sibuk dengan hal yang tidak berguna bahkan mengacuhkan aturan agama sama sekali. Padahal majunya islam ini tidak lain jika muda-mudinya semangat dalam menegakkan islam. Karena yang mudalah yang mempunyai semangat dan kekuatan yang besar dalam membangun sebuah peradaban islam. Seperti riwayat kehidupan umat islam dimasa lampau. Dimana islam saat itu berjaya karena sebagian besar pemuda waktu itu adalah menyibukan diri dalam kegiatan dakwah islam di masjid-masjid maupun lingkungan masyarakat dan bersemangat dalam menuntut ilmu agama maupun ilmu terapan. 
Inilah masalah kebodohan / kejahilan umat islam hari ini. Yang mengakibatkan sebagian besar umat islam terlena oleh hura-hura kehidupan dunia namun sayang sekali urusan akhirat mereka sama sekali tidak mau tahu, padahal kehidupan dunia ini hanya sementara saja, dalam istilah orang jawa : “mampir ngombe”/ mampir minum.Artinya sangat singkat sekali kehidupan dunia ini. Dan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya.  
Bahkan yang lebih memprihatinkan kadang jaman sekarang ini tidak jarang agama islam dijadikan kedok untuk menutupi kebusukan tikus-tikus politik. Ditambah lagi yang muda hura-hura, yang tua lalai ibadah, yang memimpin korup, yang pelajar berakhlaq rusak, yang kecil-kecil jadi korban tontonan seronok , ulamanya sibuk dengan majelisnya sendiri dan lain sebagainya. Maka tak pelak umat islam yang jumlahnya sangat besar (lebih dari 1,2 Miliar orang) hanya dijadikan budak-budak / mainan para pemuja setan (orang-orang kafir) padahal jumlah mereka tak seberapa bila dibandingkan dengan jumlah umat islam.
Makna “Berkurban”
Menyembelih hewan kurban adalah salah satu bentuk ibadah pada hari raya idul adha. Tapi berkurban yang sesungguhnya bukan sekedar itu hikmah lain adalah berkurban bisa juga identik dengan pengorbanan kita terhadap perjuangan agama. Apa maksudnya?
Untuk melihat seberapa besar kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya maka bisa dilihat dari sebesar pengorbanan kita untuk kemajuan islam. Untuk lebih singkat dan lebih jelas tentang makna berkurban kami akan membawakan satu pepatah. Kita mengenal pepatah”cinta butuh pengorbanan”. Apa maksudnya? 
Cinta memang kata yang tidak akan pernah habis dibahas oleh manusia, dari cerpen, novel sampai tayangan sinetron kadang  kebanyakan temanya tentang percintaan muda-mudi. Tapi bukan cinta monyet tersebut yang akan kita bahas. Akan tetapi yang akan kita bahas adalah refleksi hari raya idul adha dalam kehidupan kita khususnya para pemuda islam. Untuk membuktikan seberapa besar ketulusan cinta kadang kita perlu pengorbanan waktu, tenaga dan biaya bahkan nyawa bisa jadi taruhan. Cinta bukanlah seperti yang dipahamkan oleh sebagian besar muda-mudi hari ini yang lebih condong kepada interaksi saling suka antara laki-laki dan perempuan. Bukan begitu makna cinta sebenarnya bagi seorang muslim .
Untuk membuktikan keluasan makna cinta akan saya paparkan beberapa hal yang bisa jadi pelajaran untuk kita.  Misalnya seorang ayah rela mengorbankan seluruh tenaga dan waktunya untuk mencari nafkah untuk anak istrinya karena kecintaan dia kepada anak dan istrinya. Terkadang karena rasa cinta kepada anak dan istri, maka rasa sakit dan penderitaan bisa berubah menjadi kebahagiaan. 
Misalnya orang tua yang capek banting tulang cari nafkah untuk anak-anaknya. Ia tidak merasakan capeknya kesulitan hidup ketika dia melihat senyum kebahagiaan dari anaknya. Segala pengorbanan orang tua adalah tulus dan ikhlas kepada anaknya, walaupun terkadang jika sudah dewasa anak itu tak menganggap semua jasa kedua orang tuanya, bahkan ketika orang tuanya sudah renta menguruspun tidak mau. Sungguh celakalah anak yang durhaka yang tidak mau berterima kasih kepada Allah dengan berbakti kepada orang tuanya !.
Itulah makna cinta yang sebenarnya. Yaitu rasa kasih sayang yang disertai dengan ketulusan dalam pengorbanan, meskipun yang kita cintai tidak pernah membalas kebaikan kita. Dan cinta bukanlah kata bualan yang sering dijadikan kata “topeng “ untuk menutupi syahwat yang tengah membelenggu para remaja yang dilanda asmara. Itu adalah hawa nafsu, bukan cinta ! karena hal itu  (cinta pacaran/ cinta monyet) bila dibiarkan hanya akan mendekatkan kepada zina. 
Lalu bagaimanakah islam menafsirkan kata cinta tersebut?
Dalam al-Qur’an Allah SWT Berfirman ;
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(Al-Baqoroh [2] ayat ;165)
Begitulah makna sebenarnya cinta itu dalam islam. Makna cinta yang sebenarnya bagi kita adalah suatu sikap ketundukan dan kepatuhan untuk beribadah kepada Allah dengan tulus dan semata-mata hanya mengharapkan balasan-Nya saja . Artinya jika kita beribadah dan beramal salih semuanya semata-mata hanya untuk Allah. Itulah cinta yang sebenarnya. Itulah cinta yang akan menyelamatkan kita dari azab akhirat. Itulah seperti yang dialami nabi Ibrahim as yang dijuluki kekasih Allah pada saat diuji kecintaannya dan ketulusan imannya, yaitu dengan cara memerintahkan beliau untuk menyembelih putranya sendiri yaitu nabi Ismail Alaihissalam. Sehingga diabadikan oleh syariat islam dalam kegiatan menyembelih hewan Qurban pada saat hari raya Idul Adha.
Cinta ternyata bukan saja terbatas dalam hal kebaikan saja. Ternyata dalam ayat diatas juga disebutkan bahwa ternyata ada juga sebagian manusia yang cinta yang batil yaitu cinta kepada kemusyrikan. Yaitu mereka cinta kepada  Toghut (yang dipatuhi selain Allah) dan berhala-berhala baik itu berupa patung atau benda mati yang dicintai seperti orang islam yang mencintai Tuhannya. 
Atau bahkan jaman sekarang ini artis-artis atau bintang film pun bisa dibilang berhalanya remaja karena mereka lebih dicintai dan diidolakan daripada Allah dan Rasul-Nya. Misalnya saja fenomena akhir-akhir ini tentang konser boyband korea (misalnya : suju /super junior boyband cs) atau justin bieber, rihana dll. Tentu sebagian besar orang, apalagi yang remaja tentu mengenal personil super junior yang semua personilnya ternyata berakidah nasrani apalagi artis-artis barat kebanyakan adalah penganut satanisme (pemuja setan). Namun ironisnya ketika tiket konser mereka yang harganya setinggi langit (sekitar 1 juta sampai 2,5 juta) dilahap habis oleh fansnya yang kebanyakan para remaja muslim. 
Bahkan  ada banyak diantara mereka yang rela mengantri dari dari subuh (tentunya tidak terpikir untuk sholat subuh dahulu) sampai jam 9 pagi untuk mendapatkan tiket yang harganya gila sekali itu. Itu artinya mereka lebih mencintai berhala yang bernama super junior daripada Allah dan Rasul-Nya.  Karena mereka pertama boros harta karena membeli tiket (baca : tiket neraka) segitu mahalnya mau saja, yang kedua ketika super junior beraksi mereka ada yang histeris (teriak-teriak sambil menangis kayak orang edan atau orang kesurupan). Lebih aneh lagi ada yang menangis histeris karena tidak kebagian tiket. Sihir macam apakah yang dilancarkan oleh berhala dari korea itu sehingga remaja-remaja sampai segitunya sikapnya terhadap boyband idolanya itu. Apalagi mereka (boyband berhala) kadang sering menyerupai pakaian model perempuan dan gaya rambut model perempuan apalagi tampangnya mereka nyaris mirip perempuan sehingga kadang sulit membedakan mereka itu laki-laki ataukah perempuan. 
Itu artinya remaja sekarang telah terkena penyakit Fasiq dan musyrik yang sangat membahayakan akidahnya. Karena mereka telah menempatkan  kecintaan kepada boyband (boy bencong) melebihi cinta mereka kepada Allah buktinya mereka rela meninggalkan sholat subuh hanya untuk mendapatkan tiket (konser neraka)  yang tidak berguna itu ! Jika seandainya ajal mereka dijemput dalam keadaan seperti itu tentu saja mati dalam keadaan su’ul khotimah (mati kafir / mati konyol), Naudzubillahi min dzalik. 
Itulah polemik remaja sekarang ini. Mereka telah kehilangan teladan dan panutan yang sesungguhnya. Karena mereka telah jauh dari ilmu agama dan jauh dari pendidikan islam. Mereka telah salah jalan. Generasi islam hari ini adalah generasi paling terpuruk bila dibandingkan dengan generasi islam sebelumnya. Tidak saja mereka bodoh agama, selain suka membantah nasehat, terkadang perilaku dan gaya mereka lebih cenderung menyerupai sifat orang-orang kafir.
Lalu kembali kepada istilah makna pengorbanan. Karena cinta maka orang rela berkorban apa saja untuk yang dicintainya. Misalnya muda mudi yang telah buta mata hatinya, sangat mengidolakan kepada boyband. Mereka rela berkorban menghabiskan uang berjuta-juta untuk membeli tiket (baca : tiket neraka) konser yang sama sekali tidak berguna dan suatu kemungkaran. Hal itu tidak lain karena hati mereka sudah sangat cintanya kepada berhala berwujud boyband itu tadi. 
Tindakan mereka sama halnya dengan orang musyrik jaman dahulu (jaman sekarang pun masih ada) yang rela menyembelih sapi atau hewan ternak dan mempersembahkan emas perhiasan kepada patung-patung sesembahannya. Padahal patung-patung itu sendiri mereka buat, dan patung itu tidak bisa berbuat apapun apalagi menciptakan sesuatu. Itulah kebodohan yang sangat bodoh adalah kebodohan orang musyrik penyembah berhala (dan remaja penyembah/pemuja boyband). Karena menurut logika saja memang seharusnya kita menganggap itu hal yang tidak waras. Akan tetapi karena terlanjur cinta buta mereka kepada berhala maka mereka rela melakukan itu semua!. Itulah cinta yang batil yang bisa menjerumuskanke dalam kesengsaraan duni dan akhirat. Dari itulah maka wajiblah kita sebagai remaja muslim patut waspada terhadap fenomena akhir zaman ini dan kita harus berusaha meningkatkan keimanan kita supaya tidak terpengaruh oleh kerusakan zaman.
Berbeda 180 derajat makna berkurban bagi umat islam dengan orang kafir. Jika orang kafir berkurban untuk hal yang tidak masuk akal dan sia-sia sama sekali.

 Sedangkan kita umat islam berkurban itu bukan sekedar menyembelih kurban. Menyembelih hewan  kurban pada saat hari raya idul adha lalu dibagi bagikan kepada fakir miskin dan orang sekitarnya itu hanyalah sebagian kecil dari pengorbanan kelebihan harta kita untuk beribadah kepada Allah SWT. Berkurban itu maknanya sangat luas. Misalnya Imam bukhari (seorang ahli hadits yang termashur) rela mengorbankan seluruh usia dan masa mudanya untuk menuntuti ilmu dijalan Allah SWT. Sehingga ilmunya dapat dimanfaatkan kaum muslimin jaman dulu sampai jaman sekarang. Apa yang dilakukan imam bukhari itu adalah juga pengorbanan yang besar kepada Islam. Karena apa yang dilakukan imam bukhari adalah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dakwah islam. Akan tetapi kita jangan melihat hasilnya tapi lihatlah seberapa besar usaha dan keihlasan beliau. Sehingga kita  mampu meneladani akhlaq beliau dalam berkorban demi kejayaan islam.
Berbeda sekali dengan keadaan anak muda  jaman sekarang bila dibandingkan dengan kisah Imam bukhari yang mengorbankan seluruh usianya baik masa muda, maupun masa tua, bahkan sampai akhir hayatnya untuk mengembangkan keilmuan khasanah islam. Mereka lebih menghabiskan masa muda mereka untuk hal yang sia-sia bahkan menghancurkan kehidupan masa depan mereka bahkan juga menghancurkan kebahagiaan diakhirat kelak. Mereka banyak meremehkan nasehat dari orangtua , guru dan ustadz mereka. 
Karena barangkali mereka menganggap usia mereka masih panjang dan menganggap masih ada kesempatan tobat dihari tua nanti. Mereka tak sadar bahwa mereka tertipu bualan syaiton. Memangnya ajal bisa mereka tentukan sendiri waktunya? Tentu saja kelahiran dan kematian segalanya ada ditangan Allah dan tanpa seorang makhlukpun mengetahuinya kapan seseorang dijemput ajal. Karena banyak sekarang ini kematian mendadak yang ternyata yang meninggal adalah kebanyakan anak-anak muda. Entah karena sakit, mabuk sampai sekarat, tawuran atau kecelakaan semua itu cuman perantara menuju ajalnya. Jadi jangan menganggap mumpung masih muda, waktunya untuk hura-hura. Ingatlah mati bisa menjemput siapa saja dan kapan saja !. Sebaliknya sebagai remaja muslim maka Imam Bukhari memang pantas jadi panutan kita. Karena beliau rela mengorbankan masa mudanya sampai akhir hayatnya untuk kepentingan Islam.
Tokoh-tokoh seperti Nabi Muhammad SAW, Khulafaurrasyidin dan para ahli haditslah yang seharusnya menjadi pan utan generasi muda islam saat ini, yang mengajarkan pengorbanan  yang besar tidak hanya dengan materi, tetapi dengan seluruh harta,waktu, jiwa dan raga semua itu demi kejayaan islam ini. Dan semua yang kita lakukan hanya mengharap balasan dari Allah SWT saja, tidak boleh kita mengharapkan imbalan dan balasan baik berupa harta maupun pujian dari orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang dapat menghapuskan seluruh amal . Tidak patut sekali jika artis-artis kafir mengumbar ajaran rusak moral yang dijadikan teladan bagi para remaja muslim. Karena lihat saja hasilnya, kenakalan remaja dan kerusakan moral remaja secara tidak langusng adalah hasil dari ajaran-ajaran berhala bernama artis itu. Tontonan televisi, sinetron, maupun internet tidak ada satupun ajaran kebaikan daripada artis-artis itu. Yang ada hanyalah cara berpakaian yang seronok serta gaya hidup glamour.
Lalu setelah sampai disini seharusnya kita paham bahwa makna hari Raya Idul Qurban atau hari raya idul adha adalah kesempatan kita untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pengorbanan seluruh yang kita punyai baik itu harta, usia, jiwa dan raga untuk berjuang diatas jalan Allah (agama Islam). Karena memang itulah tujuan kita diciptakan didunia ini yaitu seperti yang tercantum dalam surat Adz-Dzaariyat Ayat 51 :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Artinya adalah tujuan muslim diciptakan didunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas dan rela mengorbankan kehidupan dunia ini untuk kehidupan yang jauh lebih baik diakhirat kelak. Oleh karena itu salah sekali jika kita menganggap pengorbanan itu hanya terbatas pada penyembelihan Qurban. 
Tidak!  Pengorbanan sesungguhnya adalah pengorbanan seluruh hidup kita untuk kejayaan agama yang lurus ini ! Oleh karena itu saya ingatkan kepada generasi muda. Masa depan agama islam ada ditangan kalian, Jika kalian tidak mau mengorbanakan usia muda kalian untuk menuntut ilmu (khususnya ilmu syar’i) maka bagaimanakah islam akan maju?. Islam akan terus terpuruk dan terhina jika kita masih dalam keadaan seperti ini. Dulu saja para pahlawan kemerdekaan Indonesia rela mati demi kemerdekaan bangsa Indonesia, lalu bagaimanakah pengorbanan kita kepada islam? Seberapa besarkah pengorbanan kita kepada islam sehingga kita beranggapan kita akan masuk surga? Ingatlah  firman Allah berikut ini ! : 

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(Al-Baqoroh Ayat 214)
Pada zaman dulu Rasululullah SAW dan para sahabat rela berjihad, dicaci, dihina, dilempari batu dan mengorbankan nyawa demi agama islam. Karena kecintaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga penderitaan apapun tidak mereka rasakan. Karena mereka yakin bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan kampung halaman yang sebenarnya adalah surga di akhirat. Salah jika kita mengharapkan kebahagiaan dunia ini karena dunia ini hakikatnya adalah ujian dan penderitaan dan penjara bagi mukmin. Sedangkan kebahagiaan sebenarnya adalah diakhirat kelak. 
Akhir kata kami bawakan nasehat salah seorang ulama untuk para remaja  “barangsiapa yang banyak tertawa dimasa muda niscaya akan banyak menangis dimasa tua”. Artinya barangsiapa menggunakan masa mudanya untuk hal yang sia-sia dan bersifat hura-hura maka itu adalah awal dari kesengsaraan dimasa tuanya. Kesengsaraan dimasa tua bisa berakibat kufurnya manusia. Misalnya karena terpepet tidak punya biaya menyekolah anak-anaknya sehingga orang tua rela jadi perampok atau penjambret. Terkadang semua itu adalah kerena balasan dari masa mudanya yang suka hura-hura. 
Inilah Misi Para Pemuda Islam
Inilah tanggung jawab sebagian kita yang masih sadar dan peduli tentang peradaban islam yang akan menaungi dunia dalam kedamaian dan kesejahteraan. Mumpung kita dalam suasana ibadah haji dan memasuki hari raya Idul Adha mari kita refleksikan ilmu kita untuk menyemarakan dakwah islam. Jangan sampai masjid-masjid kita sepi sementara muda mudinya sibuk bermaksiat, nongkrong-nongkrong dijalanan sambil ikhtilath (campur-baur muda mudi) bahkan sampai minum minuman keras. Inilah realitas yang harus kita hadapi ditengah semakin derasnya fitnah-fitnah (ujian) yang dihadapi umat islam hari ini. 
Tidak memandang ini ustadz, ini santri, ini awam, ini aliran ini dan aliran itu. Idul adha kali ini seharusnya kita buktikan dengan semangat kebersamaan tanpa memandang perbedaan kecil. Idul adha ini adalah salah satu kesempatan kita untuk menyemarakan dakwah islam dan berdzikir kepada Allah. Juga kesempatan kita untuk berkorban demi kecintaan kita kepada Allah. Bukan hanya berkurban hewan Qurban akan tetapi inilah titik awal kita untuk kembali menyemarakan dakwah islam. Ini saatnya kita kembali kepada fitrah kita sebagai umat islam yaitu semangat kebersamaan dalam membangun islam. Tinggalkan semua perbedaan kecil yang hanya menjadi polemik bagi kelangsungan persatuan umat islam. Kita adalah umat yang terpuruk. Sudah cukup segala penderitaan ini dan saatnya kita bangkit dan bersatu untuk kembali memperjuangkan dakwah islam yang akan menyinari lagi dunia kedamaian suatu saat nanti di saat dunia mendekati akhir.Wallahu’alam
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Sabtu, 13 Oktober 2012

Jangan Katakan Kita Sudah "LULUS UJIAN" !




Dari judul tulisan ini pasti ada sebagian kita yang mengira yang kami maksud adalah Ujian Nasional atau Ujian sekolah yang sering dilaksanakan setahun sekali oleh siswa dan siswi yang telah menginjak dikelas akhir (kelas 6, 9, dan 12). Tapi bukan itu yang kita bahas. Tapi yang akan kita bahas disini adalah ujian besar yang menyangkut kelulusan kita untuk menyandang predikat sebagai orang mukmin. Karena orang dikatakan muslim belum tentu mukmin. Karena mukmin adalah tingkatan khusus yang lebih mulia disisi Allah karena telah memenuhi kriteria tertentu. Dan satu lagi, salah satu tiket masuk surga adalah jika kita sudah mendapatkan gelar seorang mukmin disisi Allah SWT.


Lalu apa beda muslim dengan mukmin. Muslim adalah sebutan untuk orang yang memeluk Islam, yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Sedangkan Mukmin adalah sebutan bagi orang Muslim yang beriman dan bertakwa. Lalu bisa disimpulkan bahwa orang mukmin sudah pasti muslim akan tetapi muslim belum tentu mukmin. Yang membedakan tingkatan tingkatan muslim dan mukmin sebenarnya adalah tingkat ketakwaannya kepada Allah SWT. Salah satu syarat untuk menjadi mukmin adalah sabar. Lalu apa kaitannya sabar dengan kelulusan ujian?. Benar, sabar adalah bukti seorang hamba Allah SWT lulus ujian dari-Nya.
Saudaraku kaum muslimin, janganlah lekas mengeluh dalam segala ujian dari pada Allah SWT. karena kita harus yakin, bahwa mukmin yang diberi cobaan berarti mukmin yang dicintai oleh Allah SWT. sebaliknya mukmin yang selalu mendapatkan kesenangan tak jarang dia lupa diri kemudian kufur atas nikmat Allah SWT. Tapi hal itu takkan terjadi bila orang mukmin diuji terlebih dahulu oleh Allah berupa musibah yang menimpa. Hal itu tidak lain adalah Allah melatih mental kita supaya tidak mudah terpengaruh oleh kesenangan duniawi.


Sesungguhnya Orang mukmin tidak akan pernah terlepas dari cobaan dan ujian dalam kehidupan dunia ini. Karena dunia memang berisi ujian, penderitaan, dan cobaan. salah besar jika kita menginginkan kebahagiaan didunia. karena kebahagiaan sesungguhnya ada diakhirat. bahkan Allah SWT pernah berfirman, bahwa tak ada satupun mukmin masuk surga jika belum mendapatkan ujian untuk menguji imannya, dalam al-Qur'an disebutkan : 
 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?” (Al-Baqarah: 214) 

Oleh karena itu sabar adalah kunci surga. karena kesabaran berarti lulus ujian dari Allah. seperti halnya anak sekolah mau mengerjakan Ujian Nasional misalnya; dia harus prihatin beribadah, puasa, sholat malam, belajar semalam suntuk dan sebagainya. kesabaran semua itu mereka lakukan untuk mendapatkan predikat lulus ujian. Lalu bagaimanakah dengan ujian yang sesungguhnya yaitu ujian kehidupan? dan sesungguhnya banyak manusia belum bisa lulus karena sering dibikin stress dan tidak mau ridha atas ujian dari Allah tersebut. Optimislah, dan sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan firman Allah SWT ;
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.(QS.Al-Insyirah(94):5-6) 
Maka bersabarlah karena Allah selalu bersama orang yang bersabar. Memohonlah segala pertolongan kepada Allah sehabis kita sholat malam maupun sholat fardhu' dan segala ujian sepatutnya dihadapi dengan kesabaran. Karena sabar adalah kunci pertolongan dari Tuhan Semesta Alam. Dalam Al-Qur'an Allah Berfirman 

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ آمَÙ†ُوا اسْتَعِÙŠْÙ†ُÙˆْا بِالصَّبْرِ Ùˆَ الصَّلاَØ©ِ Ø¥ِÙ†َّ اللهَ Ù…َعَ الصَّابِرِÙŠْÙ† 
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesung-guhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqoroh [2] - ayat 153) 


Tapi sebelum itu apakah kita sudah mengenal apa itu sabar. Sabar bukan sekedar ucapan dimulut. tapi sabar itu letaknya dalam hati yang terdapat keihlasan didalamnya. Tidak mudah sesungguhnya sabar itu. Karena kadang orang berkata "saya sudah sabar kok". Tapi hatinya tetap tidak rela dan masih mengeluh dalam menghadapi ujian tersebut. Sabar ini memang sangat rumit untuk dijelaskan. Tapi rasulullah telah menjelaskan dengan sangat gamblang makna sabar sesungguhnya. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam bukhori dari Anas Radhiallahuanhu disebutkan ;
 "Anas RA berkata bahwa Nabi SAW pernah menemui seorang wanita yang sedang menangis di pemakaman. Nabi berkata kepadanya, “Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah.”
Wanita itu menjawab, “Pergilah, kamu tidak pernah ditimpa musibah seperti yang menimpaku.” 
Wanita itu belum mengenal Nabi SAW ketika diberi tahu bahwa beliau adalah Nabi SAW, wanita itu mendatangi beliau. 
Ia tidak menjumpai seorang pengawal pun di sekeliling beliau. 
Wanita itu berkata, “Aku belum mengenal engkau.”
Nabi SAW bersabda, “Sabar itu pada benturan pertama.” (HR. Bukhari)

Itulah makna sebenarnya apa itu sabar. Dengan gamblang sekali nabi menjelaskan bahwa sabar itu pada benturan yang pertama. Bisa disimpulkan bahwa sabar itu sesungguhnya letaknya ada pada saat pertama kali musibah itu datang. Oleh karena itu sabar itu memang sangat sulit. Karena sabar adalah sikap tenang dan ihlas ketika musibah pertama kali datang, dan rasa kecewa, rasa sakit dan rasa kehilangan paling besar muncul ketika  musibah itu datang pertama kali. Memang begitulah sabar, akan sangat jarang sekali bisa dilakukan orang mukmin awam tak terkecuali alim dan ulama kecuali yang telah terbiasa bersabar untuk itu. Tapi sampai kapan kita akan terus berkata "sabar itu sulit". Segalanya perlu belajar, begitu juga dengan sabar kita juga perlu belajar dari sekarang. Sabar itu dimulai yang kecil-kecil kemudian diikuti cobaan yang besar. Ketika ketika sering mengeluh, itu artinya kita belum lulus dari sabar.

Siapakah mukmin yang tidak ingin masuk surga?. Akan tetapi kesabaran adalah salah satu sarana menuju surga. Jadi jangan menunda belajar untuk bersabar dari sekarang. baik itu ketika kita kehilangan sesuatu, ditinggal yang dicintai, dizalimi, terkena penyakit dan sebagainya. Dalam hal itu maka tak salah nabi Muhammad saw, rasul yang mulia pernah meninggalkan wasiat yang sangat indah dan dalam, berupa nasehat yang isinya begini :


 “Jagalah Allah (selalu ingat perintah dan larangan Allah), niscaya kamu temukan Allah di hadapanmu. 
Kenalilah Allah di saat lapang maka Dia akan mengenalmu di saat sempit. 
Ketahuilah, apa pun yang ditakdirkan meleset darimu maka tidak akan pernah menimpamu, 
dan apa pun yang ditakdirkan menimpamu tidak akan pernah meleset darimu. Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (akan datang) bersama dengan kesabaran, 
dan jalan keluar bersama dengan kesempitan. 
Dan setiap kesulitan pasti diikuti kemudahan.”

(Hadits Riwayat At-Tirmidzy)


Wallahu'alam


Selasa, 09 Oktober 2012

60 Sifat dan Karakteristik Khawarij yang telah terungkap

Oleh : Syaikh Adil Bin Ali Al-Furaidan
Penyunting dan Mukadimah : M. Ashabus Samaa’un
Pada jaman Rasulullah saw dan sahabat ra. dikenal istilah khawarij. Secara kasar diartikan sebagai kelompok pemberontak (teroris). Merekalah teroris yang sebenarnya. Yaitu kelompok penghianat, pendek akalnya dan jahat kepada sesamanya. dan yang pasti akhlaq mereka amat buruk kepada orang islam namun bisa berbaik dengan orang kafir yang sepaham dengan mereka.Bahkan rasulullah saw telah memvonis mereka sebagai calon anjing neraka jahanam, naudzubillah.

Dijaman sekarang ini khawarij adalah istilah yang asing. Namun baik telah diketahui atau tidak ternyata ideologi mereka telah menyebar kedalam sebagian golongan (firqoh-firqoh) kaum muslimin. Mereka berwatak liberal (semaunya sendiri), takabur, fanatik, penghianat, munafiq, sok merasa paling benar, suka mentakfir (memvonis kafir orang islam secara sembarangan) dan berbuat curang, sebagian lagi gila kekuasaan. Walaupun mereka ahli ibadah namun buruk sekali dalam akhlaq dan muamalah. Dijaman modern ini mereka bukanlah sebuah kesatuan seperti jaman Khalifah Ali ra. Namun ideologi mereka telah menyempal kemana-mana. Sehingga ada sebagian golongan yang menyerempet pemahamannya dengan mereka, meskipun sebagian lagi pemahaman mereka masih mengikuti sunnah, dengan kata lain ideologi mereka mudah menyebar namun tak terlihat ibarat “semut hitam yang berjalan diatas batu gosong dimalam hari”. Mereka itulah yang menyerupai sebagian dari ideology (plagiat ideologi khawarij) disebut dengan NEO-Khawawij. Artinya aliran sempalan teroris khawarij. Merekalah sebenarnya teroris dari golongan murtadin. Yang lebih parah adalah mereka kadang selalu pro dengan dalang teroris yahudi dan anteknya yaitu orang  nasrani. Namun dengan golongan muslim yang lain kadang  mereka malah amat benci. Sungguh ironis sekali. Teman sendiri dimusuhi, musuh besar dicintai. Benar-benar golongan yang sangat bodoh, menurut kami.

Mereka adalah kaum yang masih muda-muda. Sifat orang muda adalah semangat namun mudah dipengaruhi. Bgitu juga dengan semangat jihad mereka luar biasa namun kosong dari ilmu. Mereka sering kali menentang pemerintahan kaum muslimin yang menurut mereka tidak adil, sehingga yang timbul adalah anarkisme dan kerusakan, dan kemudian banyak kaum tidak berdosa jadi korban mereka juga.
Akan tetapi cara mereka sangat salah karena mereka melakukannya dengan cara memberontak dan anarkisme. Sifat mereka yang utama adalah sok ahli ibadah dan ahli baca qur'an, sok paling suci namun dangkal akalnya / pemikirannya, mudah ditipu, akhlaq mereka kurang ajar kepada sesama muslim, suka menghina dan mentakfir, suka mencela ulama, kadang mereka malah pro dengan teroris kafir, kajian ilmu mereka hanya membahas masalah perselisihan umat yang tidak perlu, dakwah mereka dengan seribu dalil namun tak paham islam sebenarnya, soal menghafal dalil mereka memang jagoannya, tapi soal pemahaman islam yang benar mereka kalah dengan orang awam sekalipun. Mereka adalah makhluk-makhluk bodoh  yang menyibukan diri dengan hal tidak perlu dan merekalah benalu paling merepotkan perjuangan umat islam dalam menegakkan dakwah islam.
Mereka lebih berbahaya daripada orang kafir dzimi karena mereka adalah musuh dalam selimut, atau serigala lapar berbulu kambing yang berada dikandang kambing. Jika ada satu saja golongan mereka menyusup kedalam golongan umat islam maka akibatnya adalah umat islam menjadi amburadul tidak karuan. dan Perselisihan tak berujung pun sering terjadi karena ulah mereka.Hati-hatilah dengan mereka dan pemahaman mereka. Jika kita ingin selamat akhirnya. Untuk dapat berhati-hati dengan sifat mereka maka kami jelaskan beberapa karakteristik mereka yang diulas oleh Syaikh Syaikh Adil bin Ali al-Furaidan. Berikut Pembahasannya.

BERIKUT BEBERAPA KARAKTERISTIK  (SIFAT) KHAWARIJ SECARA TERPERINCI
Menurut Syaikh Adil bin Ali al-Furaidan. Sifat dan ciri mereka ada banyak sekali sebagaimana yang tercantum dalam kitab karangan beliau yang berjudul Sifat dan Karakteristik Extrimis Khawarij :

Karakteristik Pertama: Mereka berusia muda
[Al-Bukhari (no. 5057) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.]. muda tidak harus remaja tetapi berkisar antara 16 – 35 tahun


Karakteristik Kedua: Dangkal ilmunya
[Al-Bukhari (no. 5057) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.].


Karakteristik Ketiga: Mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia.
Padahal menurut rasulullah saw mereka adalah seburuk-buruk makhluk yang pernah ada. naudzubillah
[Al-Bukhari (no. 5057) dari hadits Ali bin Abi Thalib].


Karakteristik Keempat: Iman tidak melewati kerongkongan mereka.
Artinya mereka hanya bisa bicara tentang keimanan yang mereka anggap benar, akan tetapi tidak pernah tercermin kepada sikap dan perilaku mereka. Justru kadang sering bertentangan dengan syari’at.
[Al-Bukhari (no. 5057) dari hadits Ali bin Abi Thalib].




Karakteristik Kelima: Mereka sesat sejauh-jauhnya namun merasa selamat.
Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya. Mereka tidak kembali kepadanya.
[Muslim (2496) dari hadits Abu Dzar ].
Dalam riwayat lain: 
“Mereka terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya.”
[Al-Bukhari (5058) dari hadits Abu Sa’id al-Khudri ].

Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Mereka keluar dari Islam...”
[Al-Bukhari (no. 5057) dari hadits Ali bin Abi Thalib ].

Karakteristik Keenam: Mereka memiliki kelemahan dalam memahami agama Allah.
 Itulah sebabnya mengapa diriwayatkan bahwa  ”Mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak melampaui…” [Muslim (no. 2456)] atau “...melewati kerongkongan mereka.” [Al-Bukhari (no. 5058) dari Abu Sa’id Al-Khudrira.] Dalam riwayat lain dikatakan: “...tenggorokan (huluuq) mereka...” [Muslim (no. 2455) dari hadits Abu Sa’id Al-Khudrira.]. 
Dalam riwayat lain dikatakan: “...tenggorokan mereka (halaaqihim) ...” [Muslim (no. 2459) dari hadits Abu Dzarra.]. Dalam riwayat lain dikatakan: “...dari kerongkongan mereka (taraaqihim)” [Al-Bukhari (no. 6934) dari Sahal bin Hunaifra.]. Dalam riwayat lain dikatakan: “Lidah mereka fasih dengan Al-Qur’an.” [As-Sunnah Ibnu Abi ‘Ashim (no. 937) dari Abu Bakrahra.]. 
Dalam riwayat lain dikatakan: “Mereka membaca Al-Qur’an  tetapi tidak melewati tenggorokan mereka.”
[Muslim (no. 2470) dari Sahal bin Hunaifra.].
Dalam riwayat lain: “Mereka membaca Al-Qur’an dan memandang Al-Qur’an itu adalah hujjah yang mendukung mereka padahal ia adalah hujjah yang membantah mereka.” 
[As-Sunnah Ibnu Abi Ashim (916) dari Ali bin Abi Thalib ra.].


Dalam riwayat lain dikatakan: “Mereka menyangka...” dan bukan “ Mereka memandang..” [Muslim (no. 2467) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.].
Dalam sebuah riwayat beliau s bersabda: “Mereka mengajak kepada Kitabullah, akan tetapi mereka tidak berasal dari Allah sedikit pun.” [As-Sunnah Ibnu Abi Ashim (no. 941) dari Abura.aid al-Ansharira.].

Dalam riwayat hadits yang lain, ketika Khawarij dan apa yang mereka alami dengan bacaan Al-Qur’an disebutkan kepada Ibnu Abbas ra.,, beliau berkata: “Tidaklah mereka sekeras Yahudi dan Nashrani dalam berijtihad, namun mereka sesat.” [Asy-Syari’ah (hal. 27-28)].


Karakteristik Ketujuh: Mereka berlebih-lebihan dalam beribadah,
Sebagaimana terdapat di dalam hadits dimana Rasulullah s berkata kepada para Sahabatnya mengenai mereka, “Shalat mereka mengalahkan shalat kalian. Puasa mereka mengalahkan puasa kalian. Dan bacaan Al-Qur’an mereka mengalahkan bacaan kalian.”
 [Muslim (no. 2647) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.].

Karakteristik Kedelapan: Mereka adalah seburuk-buruk ciptaan dan seburuk-buruk mahluk. [Muslim (no. 2465) dari Abu Dzarra.].
Abu Abdillah Ahmad bin Hambal rahimahulullah berkata: “Khawarij adalah orang-orang jahat. Saya tidak mengetahui ada manusia lain di muka buni yang lebih buruk dari mereka.” [Sunan Abu Bakar Al-Khalal (no. 110)].

Karakteristik Kesembilan : Kepala mereka kadang diplontos
Sifat mereka yang membedakan adalah mereka mencukur kepalanya. [Muslim (no. 2457) dari Abu Sa’id al-khudrira.].

Karatkeristik Kesepuluh: Mereka membunuh orang-orang beriman dan membiarkan para penyembah berhala.

Dalam sebuah riwayat dikatakan: 
“Mereka akan membunuh orang-orang Islam...” [Muslim (no. 2451) dari hadits Abu Sa’id al-khudrira.].

Karakteristik Kesebelas: Mereka berlebihan dalam mengamalkan (ta’ammuq) agama10 sehingga mereka keluar darinya.
 [As-Sunnah Ibnu Abi AAshim (no. 930) dari Abdullah bin Amrra.].


Karakteristik Kedua Belas: Mereka merendahkan penguasa mereka dan menyatakan bahwa mereka (penguasa) berada dalam kesesatan,
sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Dzul-Khuwaishirah terhadap Nabi Muhammad saw pada waktu pembagian ghanimah / rampasan perang.

Karakteristik Ketiga Belas: Mereka mengajak kepada Kitab Allah akan tetapi mereka tidak termasuk di dalamnya
[Abu Dawud (no. 4765) dari hadits Abu Sa’id al-khudri dan Anas bin Malikra.].

Karakteristik Keempat Belas: Mereka tidak meyakini bahwa ahlul ilmi memiliki keutamaan dan kedudukan khusus.
Itulah sebabnya mengapa mereka bersikap sombong sekali dengan menganggap bahwa mereka lebih berilmu dari Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan para Sahahabat lainnya yang diridhoi Allah SWT.
[kitab Al-Khawarij Awwalul Firaq fi Tarikhil Islam (hal 38)].

Karakteristik Kelima Belas: Mereka berlebih-lebihan dalam beribadah.
Mereka melakukan ibadah sehingga orang-orang yang melihat mereka kagum kepada mereka dan mereka (Khawarij) kagum kepada diri mereka sendiri.
 [As-Sunnah Ibnu Abi Aashim (no. 945) dari hadits Anas bin Malikra.].


Karakter Keenam Belas: Mereka termasuk seburuk-buruk makhluk yang pernah diciptakan.
 Ibnu Umar menganggap mereka sebagai mahluk terburuk. Beliau berkata: “Mereka menerapkan ayat yang diturunkan untuk orang-orang kafir kepada orang-orang mukmin.” Al-Bukhari meriwayatkannya dalam Bab: ‘Membunuh Khawarij dan Atheis setelah menegakkan hujjah atas mereka’.

Allah berfriman:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi.”
(QS At-Taubah [9] : 115)

Karakter Ketujuh Belas: Mereka gemar memerangi kelompok terbaik di antara manusia. [Al-Bukhari (no. 6933)].


Karakter Kedelapan Belas: Firman Allah: Suka mencela sesama muslim


“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi)ra.akat...”(QS At-Taubah [9] :58) diturunkan mengenai Abdullah bin Dzil-khuwaishirah at-Tamimi pendiri Khawarij. [Al-Bukhari (no. 6933) dari hadits Abu Sa’id al-Khudrira.].

Karakteristik Kesembilan Belas: Shalat mereka tidak melewati kerongkongan mereka.
Artinya shalat mereka tidak mempunyai makna sama sekali dalam kehidupan. Terlebih lagi disisi Allah SWT
[Muslim (no. 2467) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.].


Karakteristik Kedua Puluh: Terdapat pahala besar bagi orang yang membunuh mereka.
Ali bin Abi Thalib berkata:
“Sekiranya pasukan yang memerangi mereka (khawarij) mengetahui apa yang telah disiapkan bagi mereka melalui lisan Nabi mereka, niscaya mereka akan meninggalkan amal.”
[HR Abu Dawud (no. 4768)].

Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang memerangi mereka lebih berhak atas Allah daripada mereka.”
[Abu Dawud (no. 4765) dari hadits Abu Sa’id al-Khudri dan Anas bin Malikra.].

Karakteristik Kedua Puluh Satu: Mereka menumpahkan darah yang haram Entah  itu diri mereka sendiri dengan cara bunuh diri atau terhadap orang lain dengan melampaui batas terhadap mereka dengan cara membunuh. [Muslim (no. 248) dari hadits Ali bin Abi Thalib ra.].


Karakter Kedua Puluh Dua: Mengatakan kebenaran namun tak lebih dari hiasan lidah
Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib,
 “Mereka mengatakan kebenaran dengan lisannya, namun tidak melampaui ini.” – dan dia menunjuk lehernya. “Mereka termasuk ke dalam mahluk Allah yang paling dibenci-Nya.” Dia mengatakan ini ketika mereka mengatakan kepadanya: “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah.” [Muslim (no. 2468) dari perkataan Ali bin Abi Thalib].

Karakteristik Kedua Puluh Tiga: Mereka adalah pelopor penyimpangan
“Mereka adalah kelompok pertama yang menyimpang dari jama’ah kaum Muslimin dan menyatakan orang-orang Muslim kafir dengan sebab dosa yang mereka lakukan.” [Majmu al-Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (3/349 dan 7/279)].


Karakteristik Kedua Puluh Empat: Tidaklah berucap melainkan menimbulka perselisihan
 Mereka memperindah perkataannya namun melahirkan perbuatan buruk – setelah menyebutkan perselisihan dan perpecahan umat. [Abu Dawud (no 4765) dari hadits Abu Sa’id al-Khudrira.].



Karakteristik Kedua Puluh Lima: Setiap tumbuh generasi baru dari mereka, ia terputus (yakni dari jama’ah).
 [Ibnu Majah (no. 174) dari Ibnu Umarra.].


Karakteristik Kedua Puluh Enam: Dajjal akan muncul dari tengah-tengah mereka.

Dalam sebuah riwayat dikatakan, “...dari penghianatan mereka.”
Dan dalam sebuah naskah dikatakan, “...dari pasukan mereka...” Dan yang dimaksudkan adalah pasukan besar. 
[Ibnu Majah (no. 174) dari hadits Ibnu Umarra.].


Karakteristik Kedua Puluh Tujuh: hati mereka lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk.
Mereka termasuk diantara orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, sebagaimana yang ditafsirkan dari firman Allah:
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat...” (QS Al-Imraan [3] : 7)
Karakteristik Kedua Puluh Delapan: Suka mentakfir / mengkafirkan sesame muslim
“ Mereka mengkafirkan seorang Muslim karena melakukan suatu dosa. Dan mereka berkata, “Mereka keluar dari iman dan menjadi kafir.”
[Syarah Aqidah at-Tahawiyyah (hal 298) dengan tahqiq Ahmad Syakir].

Karakter Kedua Puluh Sembilan: Mereka suka memvonis orang masuk neraka
Mereka beranggapan bahwa seorang Muslim yang melakukan dosa besar akan kekal di dalam neraka.
 [Syarah Aqidah at-Tahawiyah (hal. 360) dengan tahqiq Ahmad Syakir].


Karakteristik Ketiga Puluh: Mereka berpendapat wajibnya memberontak terhadap penguasa jika ia menentang Sunnah. [Al-Milal wan-Nihal (1/115)].


Karakteristik Ketiga Puluh Satu: Lebih suka mengambil hukum berdasarkan akal daripada syari’at
Mereka kaum terburuk yang mengambil hukum berdasarkan Qiyas (analogi).13 [al-Milal wan-Nihal (1/116)].


Karakteristik Ketiga Puluh Dua: Mereka menganggap masyarakat kafir – baik yang tidak hadir maupun yang hadir – jika pemimpinnya melakukan telah kafir. Hal ini dilakukan oleh Baihasiyyah – salah satu aliran Khawarij [Al-Milal wan- Nihal (1/126)].

Karakteristik Ketiga Puluh Tiga: Suka membunuh sesama muslim
Mereka menyatakan bahwa orang yang tidak sependapat dengan pemahaman mereka adalah kafir dan menganggap bahwa darah mereka halal untuk ditumpahkan. Mereka juga memperbolehkan membunuh wanita dan anak-anak yang menentang mereka. Hal ini dilakukan oleh Al-Azaariqah – salah satu aliran Khawarij [Lawaami’ul-Anwaar al-Bahiyyah (1/86)].


Karakteristik Ketiga Puluh Empat:  Mereka berpendapat bahwa iman adalah ilmu mengenai Allah dan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Maka barangsiapa yang melakukan sesuatu yang dia tidak yakin apakah hal tersebut halal atau haram, maka dia kafir, karena dia diwajjibkan mempelajari perkara tersebut. Hal ini dilakukan oleh Baihasiyyah – salah satu aliran Khawarij [Lawaami’ul-anwaar al-Bahiyyah (1/87)].


Karakteristik Ketiga Puluh Lima: Suka memberontak penguasa
Mereka berpendapat wajibnya memerangi penguasa dan juga setiap orang yang senang dengan pemerintahannya. Adapun bagi orang-orang yang menolak penguasa, tidak diperbolehkan memerangi mereka kecuali bila mereka membantu penguasa menyerang keyakinan Khawarij atau bertindak sebagai pemberi petunjuk bagi penguasa.Hal ini dilakukan oleh Ujaaradah – salah satu aliran Khawarij.


Karakter Ketiga Puluh Enam : Menganggap orang yang berbuat dosa otomatis murtad
Mereka berkata, “Setiap dosa yang dilakukan oleh seseorang menjadikannya kafir, karena ia lalai terhadap Allah. Hal ini dilakukan oleh Makramiyyah al  Munsyaqqah dari Tsa’labiyyah, salah satu aliran Khawarij.




Karakteristik Ketiga Puluh Tujuh: Akan ada di antara mereka yang akan menyertai Dajjal di hari kemudian.
Dikatakan kepada Ali : 
“Segala puji bagi Allah karena telah menyelamatkan hamba-hamba dari mereka.” Dia menjawab: “Tidak, saya bersumpah demi Yang jiwaku ada di tangan- Nya, masih ada diantara mereka yang berada di dalam tulang sulbi para laki-laki, dan sesungguhnya terdapat di antara mereka yang bersama dengan Dajjal [Lawaami’ul Anwar al- Bahiyyah (1/86)].
 Karakteristik Ketiga Puluh Delapan: Tidak menghargai kesucian tempat dan waktu.
Mereka tidak menghargai kesucian tempat dan waktu sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Qaramitah dan orang-orang yang datang setelah mereka sampai hari kiamat.

Karakteristik Ketiga Puluh Sembilan: Mereka tidak berpendapat bahwa penguasa yang dzalim memiliki hak kepemimpinan.
[Maqaalaat al-Islamiyiin ( 1/204)].


Karakter Keempat Puluh: Mereka menafsirkan Qur’an secara serampangan
Mereka berpegang pada makna dzahir nash Al-Qur’an. Meskipun mereka tidak bermaksud menentangnya, namun mereka memahaminya (dengan apa) yang tidak termasuk di dalam nash. Oleh karena itu, mereka menyatakan bahwa para nabi melakukan dosa besar dan kecil berdasarkan firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang...” (QS Al-Fath [] : 1-2)
Maka menurut mereka Nabi mungkin melakukan kekufuran dan bertaubat. [Al-Khawarij – Aqidatan wa Fikran wa Filasufatan (hal 54)].





Karakteristik Keempat Puluh Satu: Mereka menolak As-Sunnah jika tidak terdapat pendukungnya yang tercantum secara jelas (ekspisit) di dalam Al-Qur’an
Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyahrahimahulullah berkata:
 “Mereka tidak mengambil apapun dari As-Sunnah kecuali apa yang dapat ditafsirkan secara umum, tidak termasuk nash-nash yang bertentangan dengan apa yang secara jelas dinyatakan dalam Al-Qur’an, menurut mereka. Sehingga mereka tidak meyakini hukum rajam bagi pezina dan tidak juga meyakini adanya jumlah minimun barang curian sehingga (seseorang) disebut pencuri.” [Majmu al-Fatawa (13/48)].


Karakteristik keempat Puluh Dua: Mereka Teroris Sejati
Mereka menunggu di jalan-jalan untuk menyerang orang yang lewat dan menumpahkan darah mereka tanpa haq. [Al-Mustadrak Al-Hakim (2/153), Majma’uzra.awaa’id (6/236) dari perkataan Aisyah x].


Karakteristik Keempat Puluh Tiga: Tidak satu pun dari para Sahabat Rasulullah s aw yang bersama mereka .
[al-Mustadrak Al-Hakim (2/150)].

Karakteristik Keempat Puluh Empat: Banyak di antara mereka yang berbeda satu sama lain / suka berselisih terhadap sesamanya.
Itulah sebabnya mereka terpecah menjadi begitu banyak aliran, sebagian darinya menyerang sebagian yang lain, dan terkadang, sebagian darinya mengeluarkan perkataan (mencela) terhadap yang lain. Sungguh benar Allah ketika Dia berfirman:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya..”
(QS An-Nisaa [4] : 82) 
[Al-Khawarij – Aqidatan wa Fikran wa Filasufatan (hal 54)].


Karakteristik Keempat Puluh Lima: Kelak mereka menjadi anjing-anjing penghuni neraka.
 [Syarah I’tiqad Ahlus Sunnah (8/1232)

Karakteristik Keempat Puluh Enam : Suka Memprovokasi Untuk Memberontak Penguasa
Mereka menampakkan sifat-sifat penyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, mengarahkan nash-nash agama mengenai hal itu ke arah perselisihan dengan penguasa, memberontak terhadap mereka dan memerangi orang-orang yang menentang mereka. [Asy-Syari’ah (hal. 22) dan Al Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 37)].


Karakteristik Keempat Puluh Tujuh: Mereka menggunakan pembicaraan dan perkataan para ahli ilmu.
Padahal perkataan mereka tak ubahnya seperti lipstick. Hanya sebagai hiasan mulut. Namun tidak pernah mereka praktikan kata-kata mereka tersebut. Mereka memang pandai bicara namun perbuatan seringkali berlawanan dengan apa yang mereka katakana.


Karakteristik Keempat Puluh Delapan: Mereka membolehkan kedzaliman terhadap Nabi saw.
[Al-Bukhari (no. 6933) dari hadits Abu Sa’id al-Khudrira. dan Majmu’al Fatawa Ibnu Taimiyyah (19/73)].


Karakteristik Keempat Puluh Sembilan: Mereka suka mengambil dalil sebagian dan menolak yang sebagian
Mereka berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan wa’iid (ancaman akan adzab Allah) dan mengabaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan wa’ad (janji Allah akan ampunan). [Al-Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 38)].

Karakteristik Kelima Puluh: Mereka tergesa-gesa menerapkan kaidah hukum. [Al-Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 146)].



Karakteristik Kelima Puluh Satu: Mereka Menghukumi perkataan hati.
Ini termasuk mengeluarkan hukum atas konsekwensi perkataan atau dugaan seseorang. [Al-Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 148)].


Karakteristik Kelima Puluh Dua: Mereka suka merusak tulisan sejarah
Diantara mereka terdapat orang yang menanamkan keraguan kepada orang lain tentang kejadian sejarah yang telah baku. [Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 133)].


Karakteristik Kelima Puluh Tiga: Mereka mengajak kepada kebodohan.
Mereka mengajak kepada buta huruf dan menyatakan perang terhadap pendidikan, mengatakan bahwa tidak mungkin mengumpulkan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu duniawi yang bermanfaat.
[Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 134)].


Karakteristik Kelima Puluh Empat: Mereka sangat ta’asub (Fanatik Sempit)
Mereka mengajak untuk memisahkan diri dari masyarakat muslim. Mereka memboikot sekolah, institusi, universitas, posisi (di) pemerintahan, dan tidak mau bertempat tinggal dengan orang-orang Muslim.
[Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 137)].



Karakteristik Kelima Puluh Lima: Mengkafirkan orang yang meyakini kebenaran hukum fatwa ulama.
Diantara mereka ada yang meyakini bahwa seseorang yang berpendapat bahwa ijma ulama adalah dalil, adalah kafir. [Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 143)] menurut saya hal ini mirip dengan aliran anti mahzab


Karakteristik Kelima Puluh Enam: Mereka suka menghina, mengkafirkan dan mencaci sahabat nabi saw.
Di antara mereka ada yang menghina para Sahabat dan menolak perkataan mereka. [Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 144)]. Mirip orang syiah


Karakteristik Kelima Puluh Tujuh: Menentang segala jenis taklid
Mereka menentang jenis taklid yang diperbolehkan bagi orang awam dan penuntut ilmu pemula, sedangkan para ulama telah memperbolehkannya, (dengan) mengatakan bahwa taklid adalah penyebab kekufuran dan kehancuran negara Islam.
[Dirasatun anil Firaq wa Tarikhul Muslimin (hal. 146-147)].


Karakteristik Kelima Puluh  Delapan: Mereka suka merusak sekitar dan bunuh diri
Mereka membunuh diri mereka dalam operasi bunuh diri berlandaskan hujjah yang batil. Oleh karena itu kadang mereka adalah alat-alat teroris yahudi yang paling mudah dibujuk rayu untuk diperalat dalam rangka menghancurkan islam.
Karakteristik Kelima puluh Sembilan : Suka mencela ulama dan mencemarkan nama baik mereka.
Termasuk Ideologi Khawarij yang tampak di zaman sekarang: Menunjukkan akhlak yang buruk terhadap ulama, juga mencemarkan nama baik mereka, meremehkan mereka, dan menghidupkan hatinya dengan kebencian terhadap mereka, dan memiliki keberanian untuk menghina dan mengkritik mereka.
[Al-Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 148)]. Mirip salafi ekstremis dan mirip sohibul habaib


Enam Puluh,  Mereka mengaku paling bermanhaj sunnah sehingga kadang mencela golongan yang lain.
Termasuk Ideologi Khawarij yang tampak dizaman sekarang: Banyak di antara mereka mengambil jalan kehatihatian dan kewaspadaan dalam (menjaga) kerahasiaan keyakinan mereka. Karena keyakinan dan ideologi mereka bertentangan dengan apa yang para ahli ilmu dan seluruh kaum Muslimin berada di atasnya. Hal ini dilakukan meski dengan jalan meninggikan pernyataan bahwa mereka berpegang pada keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan mengikuti sebagian dari imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah (seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan para imam da’wah Salafi di tanah Najed (Arab Saudi).
 [Al-Khawarij Awwalul Firaq Fi Tariiqil Islam (hal. 140-141)].

Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Wallahu’alam

Refrensi : Dinukil dari e-book “Sifat dan Karakteristik Extrimis Khawarij “ oleh Syaikh Adil bin Ali al-Furaidan.