Kamis, 29 November 2012

Ngapain menuntut ilmu ke negri Cina

Ditulis oleh : Hudzaifah
(Murid SDIT Ulul Albab Bekasi @ 30/11/2012)

Ada satu hadits terkenal yang banyak dikaji disekolah umum
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

dan umumnya masyarakat banyak yang hafal hadits ini yaitu tentang hadits anjuran menuntut ilmu ke negri cina. Namun benarkah rasulullah saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu kenegri komunis tersebut. Sungguh aneh, jika kita mencari ilmu agama kita menuntutnya kenegri orang kafir. Apalagi ke Negri cina, padahal negri itu adalah negri komunis kafir. Dan bahkan pemerintahnya suka memboikot dan menganiaya penduduk muslim.

Jika ditinjau dari segi ilmiah ternyata hadits yang berbunyi "tuntutlah ilmu kenegeri cina" ternyata hadits itu adalah hadits yang batil (palsu). Entah siapa gerangan yang suka membuat hadits palsu tersebut. Akan tetapi dosa besar ia dapatkan jika berani memalsukan nasehat rasulullah saw. Menurut
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadis yang berbunyi :
اطلبوا العلم ولو في الصين
"tuntutlah ilmu walau ke negri cina"

Menurut beliau Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'

Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)\
 
wallahu'alam

Refrensi : konsultasisyari'ah.com



Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS


Read more about hadits yang menjelaskan menuntut ilmu itu wajib by www.konsultasisyariah.com
Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfzwmLCS

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

Tuntutlah Ilmu hingga negeri cina
Keterangan Dr. Hisamuddin AffanahTeks hadisnya,
اطلبوا العلم ولو في الصين
Hadis ini adalah hadis yang batil. Bahkan disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at, "Ini adalah hadis dusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. As-Syaukani mengatakan,
'Hadis ini diriwayatkan al-Uqaili dan Ibn Adi dari Anas secara marfu' (sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).' Ibn Hiban mengatakan, 'Ini adalah hadis batil, tidak ada sanadnya (laa ashla lahuu), dalam sanadnya ada Abu Atikah, dan dia adalah munkarul hadis.'
Demikian keterangan Syaukani dalam al-Fawaidul Majmu'ah, hal. 272. Demikian pula keterangan di Maqasidul Hasanah hal. 93, dan Kasyful Khafa, 1/138. Syaikh al-Albani mengatakan menjelaskan status hadis ini, bahwa hadis ini adalah hadis batil. Kemudian beliau menyebutkan beberapa periwayat hadis dan menjelaskan: Kesimpulannya bahwa hadis ini, status yang benar adalah sebagaimana keterangan Ibn Hibban dan Ibnul Jauzi – yaitu bahwa hadis ini adalah hadis batil, kedustaan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam – karena tidak ada jalur satupun yang bisa dijadikan sebagai penguat. (Silsilah Dhaifah, 1/415 – 416)


Baca selengkapnya: http://www.konsultasisyariah.com/tuntutlah-ilmu-sampai-negeri-cina/#ixzz2DfxraaEW

Pendidikan Islam : Pendidikan Islam adalah Solusi Keterputurukan Bangsa

Anak adalah harapan di masa yang akan datang. Tak ada yang memungkiri ungkapan itu karena memang hal itulah yang akan terjadi. Karenanya, sudah semestinya orangtua memberikan perhatian khusus dalam hal mendidik anak sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan umat Islam. Pertanyaannya bisakah orangtua mendidiknya menjadi anak yang berguna di masa yang akan datang? Sebagian orangtua mungkin mengira bisa. Para orangtua pun mengira bahwa setelah anaknya menikah (dan kemudian mempunyai anak) lantas bisa secara otomatis siap menjadi orangtua yang cakap dan baik. Kalau ada orangtua yang berpikir begitu, berarti dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Yang benar, menjadi orangtua itu tidak mudah. Apalagi di zaman sekarang, mengemban amanah mengasuh dan mendidik anak hingga kelak mereka menjadi insan yang tangguh dan shaleh adalah tugas yang mahaberat.

Kemampuan menjadi orangtua yang cakap dan baik tidak begitu saja jatuh dari langit, melainkan harus ditempuh dengan banyak belajar. Mereka yang aktif belajar, insya Allah memiliki banyak ilmu pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar. Namun, orangtua seperti ini jumlahnya lebih sedikit dibanding orangtua yang tak mau belajar. Kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan insting dan berbekal pelajaran dari orangtuanya terdahulu.

Akibatnya, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orangtua yang terkaget-kaget dan kebingungan menghadapi problema mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Bahkan banyak kasus orangtua yang tega membunuh anaknya, pembuangan bayi, penjualan organ tubuh, dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan oleh kegamangan orangtua dalam mempersiapkan masa depan anak-anaknya.

Masalah seperti ini semakin hari semakin serius dan semakin parah berkat gempuran budaya jahiliah yang semakin hari semakin masif menyerang keluarga kita. Gempuran itu langsung datang ke rumah kita melalui tayangan di televisi, DVD, internet, telepon seluler, dan media cetak. Dampak negatifnya sudah terasa di sekitar kita. Pada tahun 2010, sebuah LSM ternama melakukan penelitian tentang perilaku seks remaja di beberapa kota besar di Indonesia. Dari penelitian itu diperoleh data, sekitar 70% remaja kita yang berusia 16-25 tahun mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah.

Hasil penelitian ini kemudian diperkuat temuan rekaman video di HP yang melibatkan beberapa siswa-siswi SMA yang melakukan hubungan seks di ruang kelas sekolahnya. Belum reda dengan kasus tersebut, beberapa waktu yang lalu kita juga dikejutkan dengan maraknya penyebaran video porno yang melibatkan artis yang menjadi idola para remaja kita. Semua itu tentu saja membuat cemas semua orangtua dan kita semua. Tapi kebanyakan orangtua cuma sampai di situ (hanya cemas) dan tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk menyelamatkan anak-anaknya. Hanya mampu melihat tak mampu tuk berbuat.

Pentingnya pendidikan dalam koridor Islam, menuntut kita untuk tahu bagaimana cara mendidik anak dalam Islam. Sudah barang tentu, semua harus dipersiapkan oleh orangtua sejak anak berusia dini. Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Hal tersebut tidak hanya dimaknai secara sederhana saja yaitu bahwa anak shaleh dan shalehah itu urusan akhirat. Hendaknya, definisi anak shaleh dan shalehah diperluas dalam konteks mencari kehidupan di akhirat dan juga kehidupan dunia.

Untuk itu, diperlukan suatu usaha yang keras dari orangtua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Sesibuk apa pun seorang ayah mencari nafkah untuk keluarganya, ia perlu bahkan menyempatkan diri mendidik anaknya. Ya, anak tidak seharusnya berada di luar kontrol orangtuanya. Banyak orangtua yang terkadang sibuk mencari nafkah dengan dalih demi kelangsungan hidup keluarga malah lupa hakekat pendidikan yang seharusnya. Memberikan perhatian pendidikan kepada anak hendaknya tidak dikalahkan oleh kepentingan memberikannya materi.

Dalam mendidik, hendaknya orangtua menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang. Hal ini dapat kita cermati dari panggilan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu "Yaa Bunayyaa (Wahai anak-anakku)" Seruan tersebut menyiratkan sebuah panggilan dari orangtua yang penuh muatan kasih sayang dan sentuhan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Indah dan menyejukkan. Kata Bunayyaa mengandung rasa manja, kelembutan, dan kemesraan, tetapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan meski tidak berarti mendidik dengan keras.

Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak berjiwa keras, kejam, dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas yang mengores tajam kelembutan anak. Ya, kelembutan dalam diri anak akan hilang tergerus oleh pendidikan yang keras dan brutal. Kekerasan akan membuat kepribadian anak jauh dari kebenaran dan kesejukan. kekerasan akan membuat hati anak menjadi keras untuk menerima pelajaran dan nasehat.

Kelembutan dan kemesraan dalam mendidik anak merupakan konsep Al-Quran. Apapun pendidikan yang diberikan kepada anak hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga dalam prioritas utama pendidikan anak dalam Islam (akidah) yang harus disampaikan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Mengapa akidah? Jawabnya adalah karena akidah merupakan fondasi dasar bagi manusia untuk mengarungi kehidupan ini. Akidah yang kuat akan membentengi anak dari pengaruh negatif kehidupan dunia. Sebaliknya, kalau akidah lemah maka tidak ada lagi yang membentengi anak dari pengaruh negatif, baik dari dalam dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya.

Akidah adalah modal dasar bagi anak menapaki kehidupan. Dapat dibayangkan apa yang terjadi jika seorang anak tidak mempunyai akidah yang kuat. Sudah hampir dapat dipastikan anak akan dengan mudah terserang berbagai virus-virus kekejian, kemunkaran, kemunafikan, dan kemaksiatan kepada Allah, imunitas keimanan yang melemah, dan pada akhirnya anak terjebak dalam kelamnya dunia. Ya, mereka akan mudah terbawa arus deras gelapnya kehidupan, tenggelam dalam kubangan kemaksiatan, dan kegersangan hidup serta kesengsaraan batin.

Kalau kita perhatikan orangtua zaman sekarang, tidak banyak yang menekankan pendidikan akidah kepada anak-anaknya. Orangtua tidak merasa sedih dan takut kalau anaknya terjebak kepada keimanan yang rapuh. Orangtua juga tidak pernah mengeluh kalau anaknya tidak bisa membaca serta menghafal Al-Quran. Mereka justru akan marah kalau anaknya tidak pergi les matematika, fisika, ataupun komputer. Orangtua lebih khawatir kalau belum membayar uang les matematika daripada iuran mengaji. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa sikap orangtua terhadap pendidikan anak masih bersifat tebang pilih dan terkesan berat sebelah.

Jadi, sudah saatnya orangtua bangkit dan melaksanakan kewajiban utamanya terhadap anak, yaitu memberikan perhatian, pengawasan, dan pendidikan yang baik agar kelak mereka menjadi generasi yang dapat memberi manfaat bagi orangtua, bangsa, negara, dan agamanya.

wallahu alam

[Sumber : Majalah Percikan Iman]

Nasehat Tentang Akal dan Hawa Nafsu

"Otak adalah memori manusia, Hati adalah Filter pikiran baik dan buruk
manusia, hawa nafsu adalah naluri hewani manusia, akal pikiran adalah
nalar manusia hasil kerja sama otak dan hati, Ilmu agama akan membuat
hati lebih jernih dan otak lebih cemerlang berpikir, sehingga akan
mengalahkan hawa nafsu dengan mudah. Akal tanpa bimbingan ilmu agama
adalah akal yang lumpuh. Karena akal yang demikian adalah akal yang
tidak berpengalaman dan bodoh."Akal yang selalu digunakan memikirkan
ilmu agama akan semakin bijak dan mampu membimbing pemiliknya kejalan
yang lebih baik".

(Ashabul Muslimin)

Jumat, 23 November 2012

3 SIFAT MALAIKAT DALAM DIRI MANUSIA

 

Oleh : Muh. Ashabus Samaa’un

Didalam diri manusia terdapat sifat malaikat dan sifat iblis. Secara fitrahnya manusia akan memilih sifat yang baik (sifat malaikat) untuk menjadi pendamping hidupnya dalam menghadapi dan menyelesaikan segala persolan hidupnya. Namun karena kebodohan dan tipu daya setan sehingga manusia tertipu dengan ego-nya sendiri dan memilih jalan sesat dengan menuruti sifat jeleknya (sifat warisan iblis). Manusia yang lemah akalnya akan mudah disesatkan oleh syaiton laknatullah. Sebabnya manusia lemah akalnya adalah karena bermalas-malasan dan tidak mau belajar dan berusaha keras. Sifat mudah putus asa, mudah menyerah, pesimis dan sebagainya akan menyebabkan manusia lemah akalnya dan tidak mampu menentukan nasib dirinya sendiri apalagi disuruh memperbaiki nasib umat, tentu saja tambah lebih tidak mampu. Selain daripada itu banyak makan, banyak tidur, banyak bicara dan banyak tertawa akan menyebabkan kelemahan pada akal. Akal yang kuat hanya bisa dibentuk dengan belajar, berpikir dan berusaha keras. Selalu bersikap optimis, pantang menyerah, rajin tawakal dan rajin belajar akan memperkuat akal untuk menunjukkan jalan kebaikan bagi manusia. Namun sekali lagi ada satu musuh besar yang belum tentu dikalahkan oleh akal jika tidak dibimbing ilmu agama yaitu hawa nafsu manusia. Hawa nafsu akan selalu membujuk kepada perbuatan jelek dan maksiat. Hawa nafsu selalu menipu mata manusia. Yang jelek akan dibilangnya indah, menarik dan menyenangkan. Yang baik akan dibilangnya oleh hawa nafsu sebagai hal yang jelek, tidak menarik dan menyengsarakan. 

Oleh karena itu jika mata manusia yang kedua (mata batin / hati nurani) tidak diberi kacamata filter berupa ilmu agama maka yang terjadi adalah akal manusia sekuat apapun akan tunduk /tertipu kepada hawa nafsu. Misalnya alkisah ada seorang pendeta bisa sampai berzina karena tidak tahu bahwa khmer itu adalah minuman yang diharamkan syari’at sehingga dia meminumnya kemudian tidak sadar lalu berzina dengan seorang wanita cantik yang merayunya dan kemudian juga membunuh orang setelah meminum khmer itu. Akhirnya pendeta itu mati dalam keadaan seperti itu. Amalnya yang telah dibangunnya bertahun-tahun sia-sia karena hal sepele yaitu tidak tahu kalau khmer itu justru lebih mudhorot akibatnya daripada perzinaan. Itulah ujian berat bagi manusia yaitu setan yang menjadi partner hawa nafsu (sifat hewan) yang selalu mengajak manusia merusak martabatnya sendiri. Jika manusia tidak mau belajar agama secara sungguh-sungguh dan dengan kesadaran diri maka yang terjadi adalah akal yang mudah tertipu hawa nafsu. Akibatnya orang sepandai apapun akhirnya binasa oleh pemikirannya sendiri.
Itu artinya akal perlu bimbingan syari’at agama islam. Supaya akal lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Akal yang mencuekin (mengabaikan) ilmu agama, kemudian lebih memilih kemampuannya sendiri, sama halnya dengan orang yang keberatan mengangkat suatu beban tetapi tidak mau dibantu orang lain. Akhirnya keberatan dan terjatuh. Begitu juga dengan orang-orang yang tertipu oleh akalnya sendiri karena tidak mau menganut syari’at islam kemudian mengakali syari’at dan hasilnya adalah negatif, meskipun menurut pandangan manusia itu baik. Tapi ingatlah baik dan benar sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui. Maka orang-orang semacam JIL (islam liberal), Mu’tazilah dan cs-nya tidak lain mereka itu sebenarnya hanyalah orang pinter keblinger (pandai namun tertipu diri). Tidak lain tidak bukan sebanya karena mereka mengagungkan kelemahan akalnya dan tidak mau menganut syari;at yang datangnya dari Tuhan Semesta Alam. Sebenarnya akal yang pandai akan lebih bijak jika mau manganut syari’at islam. 

Dalam fitrahnya sejak lahir, manusa memiliki tiga sifat yang bila manusia akan kehilangan sifat berharga ini jika akalnya menganut hawa nafsunya. Dan akan menjadikan manusia makhluk yang bahagia jika akalnya digunakan untuk mengembangkan ketiga sifat baik ini dengan cara belajar ilmu agama. Beberapa sifat tersebut akan kita bahas selanjutnya.

3 SIFAT MALAIKAT YANG MENJADI FITRAH MANUSIA SEJAK LAHIR

Ada beberapa sifat yang sudah menjadi fitrah (sifat bawaan) manusia sejak lahir. Sifat ini akan berkembang jika manusia mendukungnya dengan belajar agama. Dan sifat ini akan hilang jika manusia mengabaikan ilmu agama. Beberapa sifat tersebut adalah :

Pertama, mencintai kebaikan. Di dalam Islam, sesuatu yang baik dikatakan sebagai "al-ma'ruf", dan hal-hal yang buruk dikatakan "al-munkar". Ma'rufartinya hal-hal yang sudah diketahui dan sesuai dengan pengetahuan yang ada di dalam fitrah manusia. Sementara munkar adalah sesuatu yang disangkal oleh hati manusia. Lebih jelas, Rasulullah Saw menyampaikan perbedaaan antara ma'rufdan munkar. Rasulullah mengatakan, "Kebaikan itu adalah sesuatu yang jika kita lakukan maka hati menjadi tenang. Sebaliknya, keburukan ialah sesuatu yang jika kita kerjakan maka hati menjadi gelisah." Dalam penjelasan yang lain, Rasulullah menyatakan bahwa kebaikan itu sesuatu yang jika kita lakukan, hati mau menerima dan keburukan itu sesuatu yang disangkal oleh hati manusia, sehingga jika dilakukan menyebabkan kegelisahan. Dengan demikian, sebenarnya manusia mengetahui dan dapat membedakan kebaikan dan keburukan. Namun sayang, karena berbagai sebab, kita sering terlena untuk memenuhi hati kita dengan kebaikan. Padahal salah satu syarat kebahagiaan adalah ketika kita dekat kepada Allah Swt dan hal ini berarti kita setia kepada kebaikan.
Kedua, adalah cinta kebenaran (al-haq). Agar bahagia, syarat berikutnya adalah setia dengan kebenaran, karena Allah Swt itu adalah al-haq. Al-haq bermakna kebenaran yang tidak tercampur sama sekali dengan kesalahan. Maka jika kita ingin dekat dengan Allah Swt, hendaknya selalu berupaya menjadi orang yang obyektif (bijaksana). Obyektivitas akan muncul ketika kita mampu menaklukkan ego kita. Manusia sepintar apapun, secerdas apapun akalnya, jika ego masih berkuasa pada dirinya, ia tidak menjadi pintar, justru ia menjadi bodoh.
Ketiga, selalu mengapresiasi keindahan. Dalam sebuah hadist disebutkan, "Innallaha jamil yuhibbul jamal". Allah Swt itu indah dan menyukai keindahan. Oleh karena itu hendaknya setiap manusia selalu memelihara hubungannya dengan keindahan. Keindahan yang paling dekat dengan Allah Swt itu adalah keindahan alam. Allah Swt mengatakan, "Aku tunjukkan kepada kalian tanda-tanda-Ku di alam semesta dan di dalam diri kalian". Di dalam Al-Quran, Allah Swt pun banyak menggunakan alam sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Menurut Ibnu Arabi, alam itu sebetulnya 'saudara' manusia. Alam itu kadang disebut al-insan al-kabir (manusia dalam skala besar), sementara manusia itu disebut al-alam al-shaghir. Artinya, dalam makna lain, manusia itu alam semesta kecil dari segi ukurannya. Sementara alam itu 'manusia besar'. Allah Swt menciptakan alam semesta dan manusia dengan aturan-aturan yang sama persis. Maka tidak jarang dalam ilmu astronomi dan ilmu biologi yang dipelajari ilmuwan kebanyakan menyimpulkan ada kesamaan struktur alam semesta dengan komponen pembentuk manusia.
Manusia sesungguhnya sangat dekat dengan alam semesta. Karena itu, jika terpisah dari keindahan alam, mereka akan merindukannya. Misalnya orang kota senang dengan pemandangan alam yang indah. Mereka merindukan pemandangan alam yang indah tersebut. Demikian juga orang desa. Orang desa pun yang lama di kota akan rindu pada keindahan alam. Ini menandakan bahwa fitrah manusia itu salah satunya adalah mencintai keindahan. Karena Allah Swt menciptakan alam semesta sebagai 'saudara dekat' manusia dalam keindahan, maka manusia harus mengapresiasi estetika tersebut. Makin dekat dengan hal-hal yang indah, maka kita akan semakin dekat dengan Allah Swt.
Jadi manusia itu diciptakan dengan fitrah mencintai kebaikan, mencintai kebenaran dan mencintai keindahan. Jika manusia tidak terpuasi fitrahnya, hatinya, ruhnya dengan ketiga hal tersebut, ia pasti tidak bisa mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan sejati akan datang jika manusia berupaya berbuat kebaikan, mencintai kebenaran dan senantiasa mencintai keindahan. Semakin keras kita mengupayakan ketiga syarat tersebut, maka semakin dekat dengan Allah Swt, sehingga semakin besar pula kemampuan kita untuk berbahagia. Wallahu a'lam bi ash-shawab 
(refrensi : mizan.com, berbagai sumber)

Minggu, 04 November 2012

Menulusuri Jejak SM Karto Suwiryo

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/f5/Karto_copy.jpg/220px-Karto_copy.jpg 


Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) adalah seorang ulama karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949. Sering disebut dengan karto suwiryo. Karto suwiryo adalah salah satu pahlawan indonesia dan sekaligus pejuang negara islam. Dalam perjuangannya jihad dijalan Allah karto suwiryo dan pengikutnya mendapatkan ujian berat dan fitnahan.

Bahkan sampai sekarang sejarah karto suwiryo pun sering dilencengkan dari keasliannya, supaya masyarakat benci dengan beliau padahal niat beliau sebenarnya lurus. yaitu menegakkan islam di Indonesia ini. Karena hasutan intelejen sehingga pemerintah indonesia menangkap mereka sebagai pemberontak. Kemudian dihukum mati (semoga syahid) pada tanggal 12 September 1962.


Simak lebih jelasnya dalam ebook PDF berikut ini :

DOWNLOAD