Selasa, 29 November 2016

[Tafsir Quran] Makna Celakalah Orang Yang Shalat

Allah SWT Berfirman :

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (yaitu) orang-orang yang menampak-nampakan (riya).”

(QS. Al-Maa’uun, 107: 4-5)



MUKADIMAH

Bagi anda yang belum tahu makna ayat ini akan heran, kenapa ada orang yang shalat tapi ia tetap celaka, bukankah sholat itu dapat pahala bukan dapat dosa? tentu saja tapi ada syaratnya yaitu sholat dengan khusuk dan tidak lalai dari shalatnya. Tidak sering lupa bacaan shalatnya karena jasadnya sholat tapi pikirannya kemana-mana memikirkan masalah dunia, atau terkadang ada orang sholat cuman sekedar pamer biar dibilang orang shalih, ahli ibadah, supaya dipandang lelaki alim didepan calon mertua dan sebagainya itu semua adalah riya. Itulah sebab-sebab yang menyebabkan orang yang shalat tetap celaka dan mendapat siksa dihari pembalasan, terus apakah lebih baik tidak sholat? itu malah lebih buruk, karena orang yang menganggap tidak melaksanakan dan menganggap sholat tidak wajib dianggap murtad. untuk lebih jelasnya anda simak bahasan berikut ini


Penjelasan Ayat  


Ayat: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,” 

menurut Ibnu Abbas ra dan yang lainnya berkata, ‘Yakni orang-orang munafik yang melaksanakan shalat secara terang-terangan, namun tidak mau melaksanakan ketika tidak dilihat manusia.
(Sahih Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al-Maa’uun, ayat 4-6.  Jilid 9, hal. 725., Ibnu Katsir nukil dari Tafsir Ath-Thabari)
Imam Ibn Katsir mengatakan, karena itulah Allah swt berfirman, bahwa kecelakaan itu, Bagi orang-orang yang shalat.” Yaitu mereka melaksanakan shalat dan konstsiten melaksanakannya, kemudian mereka lalai dari shalatnya. Baik lalai dari melaksanakannya secara keseluruhan, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas ra, maupun lalai dari melaksanakannya pada waktu yang sudah ditetapkan secara syar’i, sehingga dia melaksanakan shalatnya di luar waktu yang semestinya secara keseluruhan, sebagaimana yang dikatakan oleh Masruq dan Abudh Dhuha.
(Sahih Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al-Maa’uun, ayat 4-6.  Jilid 9, hal. 726. 
, Ibnu Katsir nukil dari Tafsir Ath-Thabari)
Ibnu Katsir berkata, Lalai di sini mencakup 
1) Lalai dengan tidak mengerjakan di awal waktu, sehingga mereka selalu atau sering menunda-nundanya sampai akhir waktu. 
2) Lalai dengan tidak melaksanakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, menurut cara yang telah ditetapkan.
Yaitu tidak shalat sebagaimana Rasulullah saw shalat. Baik bacaan maupun gerakan. Pembaca jika ingin mencaritahu apakah shalatnya sesuai dengan shalat Rasulullah saw ataukah tidak, maka dapat merujuk pada buku-buku sifat shalat Rasulullah saw seperti yang ditulis Syaikh Al-Bani atau ulama-ulama Ahlu Sunnah lainnya. Atau bisa langsung merujuk pada Kitab Sahih Bukhari dan Muslim. Anjuran ini perlu kami sampaikan, karena shalat yang biasanya kita lakukan diperoleh melalui kebiasaan orang-tua, sedangkan orang-tua juga mengikuti kebiasaan yang dulu, dan semua yang dulu tidak belajar langsung dari sumbernya, melainkan hanya mendengar dari orang. Sementara Islam masuk di Indonesia dengan ajarannya namun disampaikan tidak sempurna. Karena masih dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang tercampur dengan agama.
3) Lalai dengan tidak menjaga kekhusyu’an dalam shalat. 
4) Lalai dengan tidak merenungkan (Tapi justru memikirkan pekerjaannya, kesibukannya, atau sesuatu yang berkaitan dengan dunianya) serta bacaan-bacaan shalat.
 
Menurut Ibnu Katsir, orang yang memiliki salah satu sifat dari sifat-sifat lalai tersebut di atas, maka ia mendapatkan bagian dari ayat tersebut. Dan orang yang memiliki semua sifat tersebut di atas, maka sungguh lengkaplah bagiannya dari ayat tersebut dan sempurnahlah sifat kemunafikannya. Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Demikian itulah shalat orang munafik. Demikianlah itulah shalat orang munafik. Demikian itulah shalat orang munafik. Ia duduk (Yakni belum bangkit melakukan shalat) mengamati matahari. Sampai sampai pada saat matahari berada di antara dua tanduk syaitan, maka (barulah) ia bangkit melaksanakan shalat ‘Ashar lalu mematuk-matuk empat rakaat( Yakni shalat tergesah-gesah tanpa thumanina / ketenangan bagai burung mematuk makanannya). Ia tidak mengingat Allah dalam (shalat)nya kecuali sedikit.”

( HR Muslim )
 
Sedangkan ayat “(yaitu) orang-orang yang menampak-nampakan (riya).” Imam Ibnu Katsir mengatakan, barangkali alasan yang mendorongnya menunaikan shalat agar dilihat oleh orang lain (riya), bukan karena mencari ridha Allah swt, sehingga ia sama saja dengan orang yang tidak shalat secara keseluruhan.
Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”(QS. An-Nisaa, 4: 142).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Amr bin Murrah, ia berkata, “Kami sedang duduk bersama Abu Ubaidah, mereka menyinggung riya’. Lalu seorang laki-laki ber-kun-yah (nama panggilan) Abu Yazid berkata, “Aku mendengar Abdullah bin Amr mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang memperdengarkan amalnya di hadapan orang lain, maka Allah akan memperdengarkan amalnya di hadapan pendengar (dari kalangan) mahluk-Nya. Dan Dia akan merendahkan dan menghinakannya.”
( HR Imam Ahmad )
Dari tafsir ayat Al-Quran di atas yang berbunyi “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, maka jika dicermati tidak ada ulama tafsir baik dari kalangan sahabat sampai para ulama sesudah mereka, menafsirkan kata ‘lalai dari shalatnya’ dengan makna maksudnya, ‘yaitu meninggalkan shalat.” Justru kata ‘lalai’ di sini dimaknai orang yang tetap mengerjakan shalat, namun lalai dalam waktunya, rukunnya, khusyunya, dan tidak merenungkan bacaan shalat. 

Lalu bagaimanakah dengan orang yang meninggalkan shalat apakah ia lebih baik? justru itu lebih buruk karena jika seseorang meninggalkan shalat, maka dia dicap murtad. Naudzubillah

Oleh Karena itu marilah kita shalat dengan ketenangan batin, fokus dan khusuk dan dilandasi hati yang ihlas agar diterima Allah sebagai pahala yang besar, amien

wallahu'alam 

Refrensi Tulisan
 -al-Quran
- al Hadits
- Tafsir ibnu katsir
- Surat Kabar Harian Fajar

Minggu, 27 November 2016

Download Mp3 Al-Qur'an Lengkap Juz 1 - 30 Oleh Syaikh al-Hudzaifi


Ali Bin Ali bin Abdurrahman al-Hudzaifi (Al Awamer) adalah kepala imam dan khateeb Besar Masjid Madinah, dan mantan imam Masjid Quba. Dia adalah seorang dosen hukum Islam dan tauhid di Universitas Islam Arab Saudi. Ia dikenal sebagai salah satu qari terbaik dari Timur Tengah, sebenarnya dia memiliki banyak rekaman yang digunakan dan disiarkan di seluruh dunia. Gayanya dari membaca Al-Quran yang lambat, lagu dalam secara luas diakui seluruh dunia.


01
Sura Al Fatihah
02
Sura Al Baqarah
03
Sura Al Imran
04
Sura An Nisa
05
Sura Al Maidah
06
Sura Al Anam
07
Sura Al Araf
08
Sura Al Anfal
09
Sura Al Tawbah
010
Sura Yunus
011
Sura Hud
012
Sura Yusuf
013
Sura Al Rad
014
Sura Ibrahim
015
Sura Al Hijr
016
Sura Al Nahl
017
Bani Israil
018
Sura Al Kahf
019
Sura Maryam
020
Sura Ta Ha
021
Sura Al Anbiya
022
Sura Al Hajj
023
Sura Al Muminin
024
Sura Al Nur
025
Sura Al Furqan
026
Sura Al Shuara
027
Sura Al Naml
028
Sura Al Qasas
029
Sura Al Ankabut
030
Sura Al Rum
031
Sura Luqman
032
Sura Al Sajdah
033
Sura Al Ahzab
034
Sura Al Saba
035
Sura Al Malaika
036
Sura Ya Sin
037
Sura Al Saffat
038
Sura Al Sad
039
Sura Al Zumar
040
Sura Al Mumin
041
Sura Ha Mim
042
Sura Al Shura
043
Sura Al Zukhruf
044
Sura Al Dukhan
045
Sura Al Jathiyah
046
Sura Al Ahqaf
047
Sura Muhammad
048
Sura Al Fath
049
Sura Al Hujurat
050
Sura Qaf
051
Sura Al Dhariyat
052
Sura Al Tur
053
Sura Al Najm
054
Sura Al Qamar
055
Sura Al Rahman
056
Sura Al Waqiah
057
Sura Al Hadid
058
Sura Al Mujadalah
059
Sura Al Hashr
060
Sura Al Mumtahanah
061
Sura Al Saff
062
Sura Al Jumuah
063
Sura Al Munafiqun
064
Sura Al Taghabun
065
Sura Al Talaq
066
Sura Al Tahrim
067
Sura Al Mulk
068
Sura Al Qalam
069
Sura Al Haqqah
070
Sura Al Maarij
071
Sura Nuh
072
Sura Al Jinn
073
Sura Al Muzammil
074
Sura Al Mudaththir
075
Sura Al Qiyamah
076
Sura Al Insan
077
Sura Al Mursalat
078
Sura Al Naba
079
Sura Al Naziat
080
Sura Abasa
081
Sura Al Takwir
082
Sura Al Infitar
083
Sura Al Mutaffifin
084
Sura Al Inshiqaq
085
Sura Al Buruj
086
Sura Al Tariq
087
Sura Al Ala
088
Sura Al Ghashiyah
089
Sura Al Fajr
090
Sura Al Balad
091
Sura Al Shams
092
Sura Al Layl
093
Sura Al Duha
094
Sura Al Inshirah
095
Sura Al Tin
096
Sura Al Alaq
097
Sura Al Qadr
098
Sura Al Bayyinah
099
Sura Al Zalzala
100
Sura Al Adiyat
101
Sura Al Qariah
102
Sura Al Takathur
103
Sura Al Asr
104
Sura Al Humazah
105
Sura Al Fil
106
Sura Quraysh
107
Sura Al Maun
108
Sura Al Kawthar
109
Sura Al Kafirun
110
Sura Al Nasr
111
Sura Tabbat
112
Sura Al Ikhlas
113
Sura Al Falaq
114
Sura Al Nas
sumber Truemuslims.net

Kamis, 24 November 2016

Kumpulan Foto-Foto Tanda Kebesaran Allah

Masih ingat waktu jaman saya SMA 2008 an, pertama kali kenal internet suka buka-buka gambar-gambar koleksi foto-foto tanda kebesaran Allah seperti dibawah ini, untuk mengenang kembali 8 tahun yang lalu saya mengumpulkan kembali kenangan masa lalu itu, ternyata kalau saya telusuri sekarang sudah  banyak gambar-gambar yang hilang dari google, tapi beruntung saya masih mendapatkannya walau tidak seberapa; berikut foto-fotonya ;



























































Sumber : Google.com
Klaim hak cipta kepada google.com, kami hanya publikasi ulang, terima kasih