Kamis, 10 Agustus 2017

Mencontoh Ahlaq Rasul, Sikap Muslim Menghadapi Hujatan, Penistaan dan Penghinaan Islam

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ



Penulis :
Muh. Ashabus Samaa’un
(Pembina majelis ashabul muslimin)



Dari jaman dahulu kala sejak islam datang dalam keadaan asing kemudian menjadi besar jumlahnya seperti sekarang ini, tidak pernah sekalipun berhenti dari dari fitnah, hujatan, celaan dan kezaliman yang tiada akhirnya dari orang-orang fasiq dan kafir. Nabi Muhammad sejak pertama kalinya beliau menerima amanah dari Allah SWT sebagai seorang rasul selalu ditimba ujian, celaan dan cercaan dari orang-orang kafir yang tidak menyukai dakwah beliau. Jika kita mau menengok sejarah nabi Muhammad saw dalam berdakwah menyebarkan rahmat bagi semesta alam (agama islam), beliau selalu mendapatkan ujian yang sangat berat seperti dicela, diumpat, difitnah, dihujat, dihasud, dicacimaki, dilempari batu sampai beliau berdarah-darah, bahkan dilempari kotoran binatang oleh orang kafir . MasyaAllah
Akan tetapi apa sikap beliau terhadap mereka. Beliau tidak membalas mereka dengan keburukan, Justru beliau malah bersabar dan malah mendo’akan supaya mereka mendapat hidayah-Nya, subhanallah wallahu akbar. Padahal do’a Nabi Muhammad saw pasti langsung dikabulkan oleh Allah SWT, sehingga bila orang kafir dido’akan kejatuhan matahari pun sudah pasti terjadi. Bahkan pernah ada malaikat penjaga gunung yang menawari beliau supaya meminta gunung ditimpukan kepada penduduk kafir yang menzalimi beliau, Nabi Muhammad saw yang mempunyai sifat sabar yang agung itu malah mengatakan biarkanlah mereka, mereka begitu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengerti, bahkan aku berharap supaya keluar dari mereka anak cucu yang bertaqwa kepada Allah SWT. Subhanallah. Maha Suci Allah Yang menciptakan Makhluk Agung seperti Nabi Muhammad Saw.

Begitulah tingginya akhlaq Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam sehingga malaikatpun tidak bisa menandingi kemuliaan sifat beliau. Itulah dakwah dengan keluhuran budi pekerti sehingga Allah membukakan Rahmat-Nya yang luas kepada agama ini untuk berkembang. Dakwah beliau telah berhasil karena islam telah berkembang keseluruh dunia  dan bahkan di Indonesia ini patut kita bangga dalam sisi jumlah umat islam karena Indonesia termasuk islam terbesar didunia. Meskipun Islam bukan berasal dari Indonesia tapi apakah kita tidak senang karena jumlah kita paling banyak. Tapi jangan lebay dengan jumlah yang besar. Karena realitas kita hari ini adalah jumlah yang besar namun bodoh dan mudah dipermainkan.

Kembali kepembahasan akhlaq Rasulullah saw, siapakah yang dapat menandingi ketinggian akhlaq beliau. Karena malaikat saja tidak bisa menandingi keluhuran sifat beliau Nabi Saw. Meski begitu berat jalan dakwah beliau, namun sifat kesabaran dan sifat pemaaf beliau melebihi penderitaan yang beliau alami. Begitulah islam ajaran nabi Muhammad saw. Kita dianjurkan bersikap sabar dan memaafkan demi keberhasilan islam. Namun kita juga harus bersikap tegas kepada mereka para kafir dan fasiq yang mengancam kelangsungan dakwah islam dengan cara menghukum mereka dengan syari’at. Bukan dengan main hakim sendiri dengan meluapkan emosi yang berlebihan sehingga justru malah dampaknya menimbulkan mudhorot (kerugian/kerusakan) bagi lingkungan sekitarnya.

Bagaimanakah Umat Islam Menghadapi Hujatan ?

Dibandingkan dengan beliau nabi Muhammad saw tentu saja kita hanyalah segumpal daging yang tidak ada artinya dihadapan Allah SWT. Karena kita hanyalah manusia biasa, rendah dan hina namun selalu bersikap sombong dengan kelebihan kita yang sedikit. Bahkan tidak jarang dakwah islam jadi tercemar karena ulah kita sendiri, akibat dari kesombongan dan sifat tercela dari dalam sendiri.

Akan tetapi dalam menyikapi munculnya hujatan-hujatan dari musuh islam bahkan sampai penghinaan kita tidak bisa tinggal diam. Karena kemungkaran harus kita cegah karena hukumnya fardhu kifayah. Dikawatirkan jika ada kemungkaran tapi tidak ada yang peduli maka azab yang akan turun kebumi, Naudzubillah.

Khususnya berkaitan dengan berita yang muncul dan sedang jadi “hot topic” diberbagai media dan menjadi berita sorotan utama diseluruh dunia adalah munculnya hujatan kepada islam yang tersebar dimedia internet dan tujuannya memancing munculnya huru-hara dan kekacauan diberbagai wilayah umat islam. Sikap tidak terima agamanya dihina adalah sangat baik bukti loyalitas iman, Akan tetapi jika ditanggapi dengan kemarahan umat islam meskipun sesuatu hal yang baik jika tidak terarahkan dengan benar hasilnya malah merugikan. Misalnya demo hingga gedung-gedung, kendaraan, sarana jalan dan sebagainya menjadi sasaran pengrusakan massa.


Jika umat islam mau berpikir dingin maka seharusnya sikap kita menghadapi hujatan terhadap nabi kita yang paling kita cintai menggunakan cara-cara yang efektif. Kita harus berpikir jernih bagaimana caranya supaya musuh jera dengan perbuatannya sendiri. Karena sesungguhnya jika kita melawan kemungkaran dengan cara yang tidak dibenarkan maka hasilnya pun malah justru akan menghasilkan kerugian / mudhorot yang lebih besar. 

Kita bisa lihat sendiri hasilnya, sebagian umat islam yang masih peduli dengan amar makruf nahi munkar (membela yang benar meluruskan yang salah) seringkali dicampuri dengan emosi yang tidak terkontrol sehingga hasilnya pun ternyata menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Fasilitas-fasilitas umum terkadang jadi sasaran pengrusakan massa sehingga dana yang seharusnya untuk rakyat terpotong untuk memperbaiki sarana yang rusak misalnya.

Apakah yang seharusnya kita lakukan, pada saatnya umat islam dicela, dicaci maki dan bahkan nabi kita tercinta dihujat?

Yang Pertama, lawanlah musuh dengan Sabar

Sesungguhnya Rasulullah saw pernah berkata bahwa “kemenangan menyertai kesabaran”. Apakah maksud rasulullah tersebut?. Ya, hanya dengan kesabaran maka kita dapat mengalahkan musuh besar kita. Yaitu hawa nafsu yang selalu menyuruh kita kepada perbuatan mungkar. Selain itu jika kita sudah bisa “mengalahkan diri sendiri” atau melawan hawa nafsu kita maka sesungguhnya kita akan mudah mengalahkan musuh diluar kita dengan mudah. Karena musuh terbesar manusia sesungguhnya adalah hawa nafsunya sendiri. Sabar disini bukan berarti kita diam saja tanpa berbuat apapun. Tapi sabar disini adalah sabar menahan emosi ketika kita disakiti, apalagi agama kita yang dinodai oleh orang kafir. Yaitu kepedulian itu dapat kita wujudkan dengan amar makruf nahi munkar semampu kita.

Kita tidak harus pergi ke Amerika untuk menangkap penjahat terlaknat yang menghujat Rasulullah SAW. Akan tetapi dengan cara yang kita bisa. Minimal kita berdo’a supaya fitnah ini segera berakhir. Adapun usaha kita yang dapat kita lakukan misalnya dengan memasang slogan-slogan baik di jaringan internet atau dipinggir jalan raya tentang kepedulian kita terhadap agama kita yang dinodai, atau slogan tentang petisi bahwa umat islam tidak setuju dengan ditayangkannya film tersebut. Atau jika seandainya ada umat islam yang pandai dalam dunia teknologi misalnya ada yang menjadi hacker atau mujahid cyber maka kita hack saja video itu. Atau kita hapus video itu sampai keakar-akarnya supaya virus yang ditimbulkan video sampah itu tidak menyebar kemana-mana. 

Padahal kita jika bisa berpikir jernih. Masa sih cumin gara-gara video sampah umat islam jadi kacau balau. Tapi memang mungkin barangkali itu strategi musuh islam untuk semakin menggentarkan umat islam ditengah badai fitnah akhir zaman melanda umat islam. Padahal video itu letaknya didunia maya (internet) atau penayangannya didunia barat sana. Jika ada mujahid cyber yang mampu memblokir video itu maka urusan telah selesai dengan mudah, tanpa repot-repot mengarahkan massa yang terorganisir untuk demo didepan kantor pemerintahan yang kadang terjadi konflik antara aparat keamanan dan sebagian umat islam. Yang terjadi malah kerusakan dimana-mana dan anarkisme yang tidak terbendung.

Jika memang diantara 1,2 miliar umat islam yang tersebar diberbagai belahan dunia ini tak ada yang punya kemampuan untuk meng-hacking video itu maka seharusnya ada cara yang lebih mudah dan aman. Yaitu dengan melacak dan melaporkan semua video sampah ini ke depkominfo supaya alamat situs tersebut diblokir agar video itu tidak ada yang menonton.  Karena jika kita bisa melihat dengan pikiran jernih. Menonton video itu sama saja dengan mendengarkan gunjingan orang kafir laknat yang menjelek-jelekan kita.

Kenapa kita tidak abaikan saja orang yang menggunjing itu, kita do’akan saja supaya mendapatkan azab yang setimpal dan akan lebih baik lagi kita laporkan ke amir kita supaya orang yang menjelek-jelekan agama kita dihukum. Sama saja dengan video ini. Umat islam seharusnya menghadapi hujatan kecil seperti ini adalah dengan cara berpikir jernih. Menyelesaikan masalah dengan baik dan benar sehingga kerugian akibat emosi yang berlebihan dapat diminimalisir. Misalnya dengan cara memblokir video tersebut dengan melaporkan ke departemen agama atau departemen teknologi dan informasi (depkominfo). 



Apalagi malah sebagian media mengatakan bahwa sikap emosional yang lebay (berlebihan) dan mudah terpancingnya umat oleh tindakan orang gila yang membuat film sampah tersebut, justru bisa membuat banyak orang untuk penasaran menonton film tersebut. Aliasnya menjadi promosi gratis  bagi film bodoh yang awalnya tak laku itu !.

Karena kita melihat. Ditengah kompleknya masalah umat islam hari ini dari kerusakan moral generasi muda yang gagal ditangani sampai masalah pembantaian umat islam oleh kafir yahudi dan musyrik budha di palestina, suriah dan rohingnya misalnya itu saja sudah cukup memusingkan kita. Lalu dengan datangnya video sampah ini tentu saja jika tidak ditangani dengan cepat dan efektif maka hasilnya akan menambah masalah kita dan kemudian menyibukkan kita dengan hal yang tidak perlu. Sehingga hasilnya kerugianlah yang terjadi. Ditengah seperti itu, apa kita tidak berpikir bahwa ada banyak saudara kita yang tertimpa musibah lebih membutuhkan bantuan dan pertolongan kita.


Kedua mengendalikan emosi dengan benar

Sesungguhnya film sampah ini (film penghujat agama islam). Awal mulanya beredar disalah satu situs video streaming diinternet (youtube.com). Kemudian ketika protes umat islam muncul disebagian wilayah dengan adanya penembakan kantor duta besar amerika di libya dengan roket kemudian menewaskan salah satu tokoh kedubes amerika tersebut, ternyata video ini menjadi semakin popular. Ibarat penyakit gatal yang digaruk-garuk. Ternyata fitnah yang ditimbulkan oleh video ini semakin menjadi-jadi. Akibatnya pun yang ditimbulkan suasana semakin kacau dan meluas dimana-mana. Bahkan kemudian sampai ke Indonesia. Begitulah ibarat fitnah yang ditimbulkan oleh pembuat video sampah penyulut keonaran itu.

Ketika mendapatkan celaan atau caci makian maka hawa nafsu akan menyuruh kita marah dan menuntut balas serupa kepada yang menyakiti kita. Marah memang sesuatu yang jelek. Tapi jika diarahkan dengan baik maka marah dapat menjadi senjata ampuh untuk mengalahkan musuh. Yaitu marah yang diarahkan untuk membela islam. Marah disini bukan berarti marah yang merusak segala sesuatu disekitarnya. Tapi marah disini adalah marah yang dikontrol dengan kesabaran. Sehingga marah dikombinasikan sabar akan menjadi kekuatan yang sangat besar yang jika sebagian besar  umat islam mampu mengendalikan monsternya (sifat marah) dengan baik maka kemenangan akan mudah kita dapatkan.

Marah adalah ibarat bensin yang digunakan sebagai tenaga pendorong kendaraan bermotor. Tanpa marah, semangat kita membela islam juga kurang. Namun marah yang tidak dikontrol hasilnya kerusakan. Marah yang diarahkan misalnya marah jika islam dihujat lewat video itu. Kemudian dengan semangat dan kepedulian yang besar, dengan segenap kemampuan yang ada kita usahakan untuk membuat slogan dan protes kepada orang kafir dan amerika untuk segera menghapus video itu dan menangkap pelaku pembuat video sampah itu untuk dihukum habis-habisan. Dengan catatan tidak ada umat islam yang sambil demonstrasi  kemudian merusak fasilitas umum dalam menyerukan slogan tersebut.

Istilahnya disini adalah maju tak gentar membela yang benar dengan kesabaran. Tidak pernah menyerah kita berusaha sampai akhirnya berhasil.  Namun dengan usaha itu kita tidak perlu mengeluarkan emosi yang berlebihan sehingga akan menguras tenaga kita untuk yang tidak perlu. Misalnya berkelahi dengan aparat keamanan adalah salah satu contoh tindakan tidak berguna akibat emosional yang berlebihan.

Jujur saja saya katakan. Memang jumlah kita sekarang ini sangat besar. Namun kenapa musuh tidak ketakutan dengan jumlah kita sekarang. Justru kita malah dipermainkan bak bola gelinding. Musuh kita sepertinya tertawa terbahak-bahak dengan jumlah kita yang banyak. Akan tetapi mudah di bodohi oleh musuh. Berbeda sama sekali dengan keadaan jaman rasulullah saw dan para sahabat ra. Mereka waktu itu jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan orang kafir. Namun mereka bagaikan singa yang ditakuti orang kafir. Karena mereka selalu berjuang menegakkan islam dengan kesabaran dan ilmu din yang benar dan matang. Tidak seperti kita sekarang, umat islam jumlahnya sangat besar namun tak ada musuh yang gentar dengan kita. Justru malah selalu menghina dan mengejek, bahkan menindas kita habis-habisan. Sebabnya tidak lain adalah sebagian besar umat islam sekarang ini menegakkan islam dengan emosi dan kebodohan. Akibatnya yang ditimbulkan adalah kekacauan !
                                              
Ketiga, Tawkal dan Do’a Kepada ALLAH SWT agar kita diberikan kemenangan.

Do’a adalah senjata pamungkas umat islam. Kita sering berusaha namun lupa berdo’a padahal kemenangan itu adalah karunia Allah SWT. Dan kita kadang sering berdo’a namun malas berusaha. Karena Allah tidak mungkin memberi pertolongan kepada orang yang malas berusaha.

Nah, kaitannya dengan pembahasan kita tersebut. Do’a memang factor yang sangat penting sekali untuk mengiringi usaha jihad kita membela islam. Dengan do’a yang tekun disertai kesabaran dan tawakal yang tidak mengenal menyerah, InsyaAllah kemenangan umat islam suatu saat nanti akan terwujud. Yahudi dan kafir akan segera kita binasakan. Itulah janji Allah yang pernah dinyatakan oleh rasulullah saw. Bahwa suatu saat nanti aka nada khilafah dipenghujung zaman yang akan menaungi dunia dengan kedamaian. Sebelum akhirnya kehidupan dunia ini binasa bersama para penghuninya. Kita yakini dengan usaha dan do’a yang disertai kesabaran dan pantang menyerah dalam berusaha. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan usaha para hamba-Nya yang dimuliakan. Insya Allah

Sekian sekelumit kajian dari kami. Mengingat kami adalah orang awan yang masih berteman dengan kebodohan dalam diri kami maka kami mohon maaf jika ada salah tulis atau yang lainnya. Semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi umat islam dan para pembaca khusunya yang mau mempraktekan ilmu yang kecil ini.

Wallahu’alam











0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah