Kamis, 18 Januari 2018

Toleransi Kebablasan, Belasan Mahasiswi Berhijab Nekad Sholat Di Gereja

Mukadimah Ayat


" Janganlah kamu campur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kamu sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya. "

( Qs Al -Baqarah : 42 )


Mungkin inilah yang disebut dengan toleransi yang amburadul atau kebablasan mengatasnamakan toleransi untuk mencampuradukan yang haq dan yang batil merupakan perbuatan dosa besar yang hanya akan dilakukan oleh orang yang fasiq atau munafiq. Gelar mahasiswi muslim harusnya membuat golongan terpelajar ini melek tauhid tapi yang terjadi justru sebaliknya. Semakin berilmu bukannya semakin bagus agamanya malah semakin jauh akidahnya dan mendekati kekafiran. Sebagaimana telah diberitakan dari nahi munkar.com, Seperti yang sudah diberitakan oleh hatree.co sebelumnya bahwa terdapat 14 Mahasiswa yang berasal dari Universitasi Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta turut menghadiri ibadah Malam Natal yang dilangsungkan di Gereja Kristen Jaw (GKJ) Margoyudan, Jalan Monginsidi, Solo.

Berita ini sempat membuat heboh para netizen karena terkesan sangat kontroversial. Namun, di sela kunjungan, para mahasiswa tersebut sempat meminta izin untuk dapat menunaikan ibadah Shalad Maghrib di dalam Gereja.

Para mahasiswa itu sempat meminta izin untuk dapat melakukan Shalat Maghrib dan Isya di dalam Gereja. Hal ini dilakukan karena mereka tak punya tempat khusus, Pendeta Wahyu Nugroho meminjamkan ruangan pribadinya untuk dapat digunakan sebagai tempat Shalat.

"Saat ibadah berlangsung kan melewati waktunya salat Magrib atau Isya gitu. Mereka meminta izin untuk melaksanakan salat. Dan pak pendeta memberikan kamarnya untuk mereka salat," kata Sekretaris umum GKJ Margoyudan, Winantyo Atmojo DJ, saat dikutip di Aula GKJ Margoyudan, Jumat (25/12) siang.

Winantyo juga menceritakan bahwa kedatangan para mahasiswa muslim tersebut mendapatkan sambutan yang baik dari para jemaat yang hadir. Kehangatan itu terlihat pada waktu mereka diperkenalkan kepada para jemaat. Tepuk tangan riuh dan jemaat sampai berdiri secara spontan untuk menghargainya.

"Pendeta kami, pak Wahyu Nugroho, memang sengaja memperkenalkan mereka pada para jemaat. Di tengah-tengah suasana peribadatan, mereka diperkenalkan. Kami semua berdiri dan memberikan tepuk tangan dan bersalaman," ujar Winantyo.

Winantyo menambahkan bahwa para masiswa tersebut menghadiri peribadatan dari awal sampai dengan selesai. Tetapi, mereka tak mengikuti prosesi ibadah dan hanya mengamati saja. Setelah misa malam Natal, mereka sempat bersalaman dengan para jemaat dan bahkan foto selfie bersama pemuda-pemuda gereja.

"Ini kebanggaan tersendiri bagi kami. Baru kali ini mendapatkan kunjungan seperti ini. Kami terbuka, siapapun yang mau berkunjung silakan, tidak ada syarat khusus, kecuali kalau atas nama lembaga resmi. Kami ingin menunjukkan bahwa antara muslim dan Nasrani memang tidak pernah ada rasa permusuhan. Para mahasiswa muslim juga telah membuktikan dan memberikan contoh yang baik bagi kerukunan umat beragama di dunia," ucap Winantyo.

***

Orang-orang yang berbuat demikian, akan terkena ancaman keras dari Allah Ta'ala, karena hal itu menunjukkan keridhaannya kepada acara tersebut. Padahal, seharusnya seorang muslim meninggalkan tempat tersebut dan tidak ikut mendengarkan atau memeriahkannya.

{بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (139) وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا} [النساء: 138 – 140]

"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam." (QS. Al Nisa': 138-140)

Dalam tiga ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'alamelarang duduk-duduk di majelis yang di dalamnya terdapat penghinaan dan pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah. Dan di antara bentuk kekufuran yang paling besar adalah ucapan orang Nashrani bahwa Allah punya anak, dia mati, Dia satu dari tiga (trinitas), Maha suci dan Mahatinggi Allah dari apa yang mereka tuduhkan kepada-Nya.

Kemudian Allah mengabarkan bahwa orang yang mendengarkan celotehan dari keyakinan-keyakinan batil ini, dia seperti mereka dan dihukumi sebagai munafik yang kelak akan dihimpun pada hari kiamat bersama mereka. Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan ini.

Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah berkata di dalam kitabnya Iqtidhâ' ash-Shirâth al-Mustaqîm, Mukhâlafah Ashhâb al-Jahîm."Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka mengandung konsekuensi timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka antusias untuk mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan menghinakan kaum lemah (iman)."

Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah berdosa, baik melakukannya karena basa-basi, ingin mendapatkan simpati, rasa malu atau sebab- sebab lainnya, karena ia termasuk bentuk peremehan terhadap Dienullah dan merupakan sebab hati orang-orang kafir menjadi kuat dan bangga terhadap agama mereka.

Kepada Allah kita memohon agar memuliakan kaum Muslimin dengan diennya, menganugerahkan kemantapan hati dan memberikan pertolongan kepada Muslimin terhadap musuh-musuh mereka, sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

[Sumber: Majmû' Fatâwa Fadhîlah asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn, Jilid.III,h.44-46,no.403]. (kasus-kasus di Indonesia, lihat di buku Hartono Ahmad Jaiz, Bunga Rampai Penyimpangan Agama di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2007). (lihat nahimunkar.com).

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah